Berdasarkan data dan asumsi di atas, perbandingan kasar zakat, infak, dan sedekah di Indonesia:
Zakat: 23 triliun / 480 triliun = 4,8%
Infak: 20% Rp 96 triliun (480 triliun * 0,2)
Sedekah:Â 20% Rp 96 triliun (480 triliun * 0,2)
Bagaimana kami meringkas semua
Berdasarkan data dan asumsi yang dipaparkan, potensi ZIS untuk membantu pendidikan di Indonesia sangatlah besar. Zakat, infak, dan sedekah dapat digunakan untuk:
- Membantu anak-anak yang tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan.
- Meningkatkan kualitas sekolah-sekolah Inpres.
- Memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi.
- Membangun infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.
Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam mengoptimalkan potensi ZIS, seperti:
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ZIS.
- Ketidakpercayaan terhadap lembaga pengelola ZIS.
- Kesulitan dalam penyaluran ZIS yang tepat sasaran.
Namun, dengan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti:
- Pemerintah: Membuat kebijakan yang mendorong masyarakat untuk membayar zakat dan infak.
- Lembaga pengelola ZIS: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ZIS.
- Masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ZIS dan menyalurkan ZIS melalui lembaga yang terpercaya.
Perhitungan kasar:
- Total ZIS per tahun: Rp 480 triliun (asumsi)
- Persentase ZIS untuk pendidikan: 20% (asumsi)
- Total ZIS untuk pendidikan per tahun: Rp 96 triliun (480 triliun * 0,2)
- Jumlah anak tidak sekolah di Indonesia: 2,4 juta jiwa (data 2020)
- Biaya pendidikan per anak per tahun: Rp 21 juta (data 2020)
Kemungkinan terealisasikan:
Setelah semuanya, semua ini tak bisa dibantah perlu kerja sama terintegrasi dari semua pembangun bangsa, pemerintah tak bisa dipungkiri bisa mengambil peran signifikan di sini. Terlebih, sebagai pengawas dalam pengaliran semua dana berjalan, kalau semua berjalan sama terintegrasi seperti ini 4 tahun boleh jadi kita akan melihat perkembangan di sana. Terlepas dari semua, sebagai bagian dari pelajar negeri ini, tentu kami berharap perbaikan segera untuk meningkatkan level pendidikan menuju level mumpuni.