Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menikmati "Perang Takjil" untuk Semua

20 Maret 2024   06:43 Diperbarui: 20 Maret 2024   07:05 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pelajar Buddha Cirebon Memasak dan Bagikan Takjil Saat Ramadhan (kompas.com) 

Baru-baru ini, kita mengenal istilah 'perang takjil' di mana sahabat-sahabat beragama non-muslim ikutan berbondong-bondong meramaikan pasar, memborong jajanan pada sore hari. Ini tak bisa dipungkiri salah satu momen paling dirindukan di negeri ini, di mana semua umat beragama kembali bersatu dalam satu tujuan.

Kita semua tahu tujuan dari umat muslim mencari takjil, tak bisa dibantah untuk dinikmati saat berbuka. Namun, untuk umat non-muslim, mereka memiliki berbagai intensi di sini, mulai dari memang cuma lapar atau ingin membantu sahabat muslim yang belum laku dagangan mereka, sangat menyentuh memang.

Lebih jauh lagi, di sini kami akan menjelaskan tentang keuntungan umat non-muslim ikut memborong takjil, mengapa mereka turun langsung ke jalan untuk ikutan meramaikan pasar, pemaparan akan berisi selain karena lapar pasti.

Dari mana mulai perang takjil

Kesaksian Mujizat | Kuasa Perjamuan Kudus & Minyak Urapan | Minggu, 10 Maret 2024 | Jam 09.30 (youtube.com) 
Kesaksian Mujizat | Kuasa Perjamuan Kudus & Minyak Urapan | Minggu, 10 Maret 2024 | Jam 09.30 (youtube.com) 

Sebelum lebih jauh, kita perlu tahu permulaan dari semua, siapa yang meledakkan fenomena sehingga perang takjil ini bisa menyentuh secara menyeluruh. Tak ada yang tahu pasti, tetapi salah satu video pendeta dengan 2.2 juta suka di Tiktok bisa dibilang meledakkan semua.

"Soal agama kita toleran, tetapi soal takjil kita duluan. Mereka jam tiga masih lemes, kita sudah siap di sana ... tetapi kata teman saya 'ok kalian boleh ikutan, nanti awas saja waktu paskah, kami habiskan telur-telur di pasar. Biar kalian paskah pakai kinder joy'" Kata pak Pendeta dalam ceramah di gereja Tiberias Indonesia.

Dari sana tak bisa dibantah cukup menarik perhatian non-muslim semua, mereka mulai melakukan riset tentang pasar terdekat, berani keluar untuk ikut meramaikan, benar bahkan sebagian dari non-muslim tidak tahu pasar yang menjual jajanan merupakan pasar umum. Sekarang semua tahu, mereka ikut menyerbu ke sana, pasti lebih siap dari yang puasa.

Jajanan takjil beragam dan murah

Pasar Sore Ramadhan Boleh Digelar di Yogyakarta, asal Terapkan
Pasar Sore Ramadhan Boleh Digelar di Yogyakarta, asal Terapkan "Drive Thru" dan Zona Hijau (kompas.com) 

Kita semua tahu melalui berbagai video di Internet, tidak ada jajanan murah di area tertentu di tengah kota, terutama dekat dari perumahan mewah atau distrik bisnis. Sementara, jajanan pasar dengan bentuk sama, bisa menawarkan dengan harga jauh lebih murah.

Di samping itu, penjual di pasar juga tergolong ramah, selalu memberikan bonus untuk pembelian dalam jumlah tertentu, harga borongan kata mereka. Terlebih, momen di mana fenomena ini tengah meledak seperti hari ini, hampir tak ditemukan umat non-muslim membeli sedikit di luar sana. Mereka benar-benar mengikuti arahan pak Pendeta.

Lebih jauh lagi, pasar sore ramadan juga menawarkan beberapa jajanan langkah yang jarang ditemukan di bulan lain. Nama-nama jajanan seperti kue serabi, kue talam, juga kue lumpur merupakan tiga nama paling langkah, karena membutuhkan resep tradisional, juga tangan-tangan 

Mencoba suasana baru

Nuansa Buka Bersama di Arab: Berebut Memberi Makanan untuk Orang yang Berpuasa - Mojok.co 
Nuansa Buka Bersama di Arab: Berebut Memberi Makanan untuk Orang yang Berpuasa - Mojok.co 

Salah satu atribut umum manusia paling umum adalah mencoba hal baru, begitu pun yang dilakukan umat non-muslim ketika mengunjungi pasar untuk mencari takjil. Mereka mau merasakan langsung berebut takjil, menemukan kemeriahan dalam ramadan.

Lebih jauh lagi, pengalaman untuk turun langsung ke pasar, bertemu dengan penjual jajanan, mencoba satu-satu di tengah pasar boleh jadi sesuatu yang memang sangat baru bagi mereka. Terlebih, momen di mana penjual gorengan menyapa dengan sapaan 'ganteng' atau 'cantik'.

Terlepas dari semua, pedagang takjil juga senang, target pasar mereka meluas dengan sangat positif, yang mana selain kuantitas pembeli, kuantitas dibeli per pembeli juga naik bersamaan. Penjual takjil cepat pulang, berarti dapat dah tuh satu keluarga baju lebaran.

Di samping itu, mereka juga tentu ingin mempererat tenggang rasa dengan umat muslim, dengan sama-sama berjalan di tempat sama, juga memakan makanan yang sama. Ini tak bisa dibantah merupakan salah satu hal terbaik yang terjadi negeri ini.

Setelah semuanya, kami sebagai umat muslim tentu tidak akan diam, 11 hari lagi akan habis tuh telur di pasar untuk perayaan Paskah. Biarlah benaran akan memakai kinder joy kalian semua. Terakhir, Terima kasih untuk Gereja Tiberias Indonesia, diberkati kalian semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun