Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Urgensi untuk Mengisi Jutaan Kantong Darah yang Belum Tersedia!

18 Maret 2024   11:53 Diperbarui: 18 Maret 2024   13:51 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban Gempa Lombok Butuh Donor Darah (kompas.com) 

Kekurangan suplai kantong darah tak bisa dibantah merupakan salah satu masalah laten belum terselesaikan di negeri ini. Padahal, salah satu nilai signifikan dianut orang-orang kami tak lain gotong royong, tetapi riset dalam lapangan justru berkata lain.

Melalui website resmi UGM, dari sana tercatat Indonesia membutuhkan minimal 2% cadangan kantong darah dari jumlah populasi, yang mana secara kasar bisa dikatakan 5.1 juta. Sedangkan, suplai tahunan dari laporan PMI cuma 3.14 juta kantong darah.

Lebih jauh lagi, memang ada masalah serius di sini, entah masalah dari eksternal, maupun internal, entah ketidaktahuan atau ketidak pedulian dari warga negara kita. Di sini kami akan dengan senang memaparkan lebih dalam lagi tentang itu semua.

Harus mencoba donor darah?

Daftar UDD PMI yang Terima Donor Plasma Konvalesen Penyintas Covid-19 Halaman all - Kompas.com 
Daftar UDD PMI yang Terima Donor Plasma Konvalesen Penyintas Covid-19 Halaman all - Kompas.com 

Kita semua tahu secara general transfusi merupakan kegiatan memberikan darah kepada orang-orang yang membutuhkan darah, sangat sederhana. Bahkan, semenjak kecil semua anak sudah ditanamkan itu konsep tentang memberi kepada orang-orang yang kurang.

Seiring berjalan pendewasaan, boleh jadi anak-anak kecil ini mulai belajar, tidak semua hal bisa diberikan kepada orang-orang , dan tak semua orang kekurangan layak untuk mendapatkan pemberian. Dari sana mungkin sedikit tertutup konsep ketulusan dalam hati mereka, terparah kami pernah menemukan orang meminta imbalan untuk darah yang ditransfusikan.

Kami sangat memahami itu semua, juga cukup paham tidak ada dorongan yang bisa mengubah satu orang dalam satu tulisan. Lebih jauh lagi, dibutuhkan ketulusan atau keinginan riset lebih dalam untuk merelakan bukan cuma darah, tetapi juga waktu dan tenaga untuk berpartisipasi mengikuti kegiatan donor darah.

Tidak masalah juga untuk kalian memilih tidak melakukan donor darah, tetapi kalian semua sudah tahu di luar sana PMI masih membutuhkan lebih dari 1 juta kantong. Lebih dari jutaan orang ingin sembuh dan kembali beraktifitas di luar sana. Kami semua sudah mengetahui, tetapi mengapa memilih untuk tak peduli?

Ide solidaritas dari donor darah

Korban Gempa Lombok Butuh Donor Darah (kompas.com) 
Korban Gempa Lombok Butuh Donor Darah (kompas.com) 

Tak bisa dibantah donor darah membantu orang lain, tetapi secara instan donor darah juga membantu si pendonor dalam berbagai bagian berkaitan dengan kesehatan, terutama menjaga kesehatan jantung dan kadar kolesterol. Selain itu, tubuh pendonor secara otomatis akan memproduksi darah baru yang lebih segar dan sehat, untuk menggantikan darah lama.

Di samping itu, tak bisa dipungkiri sebuah ide di mana donor darah menunjukkan aksi solidaritas merupakan konsep menarik yang bisa diterima. Lebih jauh lagi, tentang fakta di mana darah dalam lengan ini bisa menyambung kehidupan, mengisi kembali tubuh mereka yang lemah. Kesadaran dalam menjadi bagian dari masyarakat, juga kesadaran akan dampak individu yang masih bisa memberikan kontribusi merupakan dua ide paling kami sukai.

Terlepas dari semua, secara keseluruhan jalan solidaritas ini tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk semua. Tak ada yang salah dengan menjadi bagian dari masyarakat, tidak ada yang salah juga untuk ikut berkontribusi dalam mendukung keberlangsungan pertahanan medis. Singkatnya, bersama-sama mari ambil jalan solidaritas untuk semua.

Tantangan dialami PMI

PMI Akan Kirim 26 Ton Bantuan untuk Rakyat Palestina (kompas.com) 
PMI Akan Kirim 26 Ton Bantuan untuk Rakyat Palestina (kompas.com) 

Di balik semua mimpi indah, selalu ada tantangan di sana, bahkan fakta di mana masih ada jutaan kantong darah belum terisi setiap tahun itu cukup memprihatinkan, juga cukup untuk membuktikan bahwa tantangan dalam membuat keberlangsungan stok darah dalam negeri tak bisa dipungkiri memang rumit.

Sebelum ini, kami tentu mau mengapresiasi terhadap kinerja luar biasa PMI dan kami akan dengan senang mendukung mereka melangkah lebih jauh lagi. Tak bisa dipungkiri kami cukup terkejut dengan seberapa baik fasilitas disediakan dalam merawat pendonor, mereka selalu memiliki khas sangat higienis di setiap ruang. Tentu, akan berbeda setiap daerah, tetapi dari dua PMI sudah dikunjungi, kedua tempat ini luar biasa bersih.

Kembali dengan tantangan, salah satu masalah paling terlihat dari eksistensi. Misal, kita semua bisa mulai dari mengunjungi Instagram resmi, tidak terlihat ada intensi untuk menunjukkan eksistensi di sana. Selain itu, tidak ada akun Twitter resmi PMI Indonesia di luar sana, kalah telak dengan akun PMI Jakarta untuk urusan eksistensi.

Padahal, anak muda tak bisa dibantah masih mendominasi diagram populasi. Selain itu, anak muda juga yang paling mungkin untuk mendonasikan darah secara berkelanjutan untuk semua. Sementara itu, kita semua tahu anak muda sangat akrab dengan sosial media, cukup disayangkan PMI tidak berfokus kampanye dari sini. 

Setelah semuanya, tidak ada garansi sosial media berhasil menyelesaikan masalah. Terlebih, kita juga tak pernah tahu hal besar apa yang dikerjakan PMI hari ini. Sebagai bagian dari anak muda, kami akan selalu senang untuk berkontribusi membantu semua, tetapi jangan pernah salahkan ketidaktahuan kita di tengah era badai informasi seperti hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun