Di tengah malam penuh rasa bersalah
Kegelisahan mendobrak tanpa aba-aba
Jiwa terombang-ambing, tak menentu arah.
Jauh dari kedamaian, bagai sudah dalam neraka.
Beruntung ramadan kembali tiba
Permata paling mulia menepati janjinya.
Kami tahu penantian ini menemui ujung.
Sementara kami memang penuntut runtun.
Benar-benar tak tahu untung.
Namun, dia masih datang dengan ceria.
Masih memberikan keceriaan untuk semua.
Bintang paling bersinar sudah di sana.
Dari luar rumah, kutemukan awan menebal.
Seperti tahu letak urgensi menjadi kebal.
Kepedulian ini sering gagal dipahami, walau sejengkal.
Padahal, memudahkan manusia yang diuji dengan siksa.
Namun, semua ini pasti tidak bertahan lama.
Malik akan kembali meminta, untuk dia pulang ke rumah.
Gresik, 12 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H