Beberapa hari lalu, Manchester United diharuskan menerima kekalahan dalam laga tandang melawan rival sekota, Manchester City di Etihad Stadium. Mereka sempat unggul satu gol babak pertama, tetapi kebobolan tiga angka selama paruh kedua.
Dengan kekalahan kemarin, semakin jauh jarak anak asuh ten Hag dengan lima besar. Tentu, ini semua tak lepas dari sejumlah cedera dialami beberapa pemain kunci, terlebih rentetan ini tak terlihat akan berhenti dalam waktu dekat.Â
Berikut bisa dibilang sejumlah cedera signifikan mengancam Manchester United dalam partisipasi kompetisi tertinggi Eropa untuk musim depan.
Mason Mount
Didatangkan sebagai Marque signing dari Chelsea, Mount tak bisa dibantah masih belum membuktikan dirinya layak untuk bermain di United. Musim ini, dia baru mencatatkan 9 pertandingan dalam semua kompetisi, dengan satu assist. Sisanya, dihabiskan dengan cedera.
Kita semua paham tidak ada satu pemain yang mau cedera, tetapi performanya dalam tim sebelum itu juga tidak bisa dibilang baik. Entah itu dilihat dari angka, maupun dilihat langsung dari kontribusi di lapangan. Mount masih sering kesulitan untuk menyatu dengan tim.
Meski demikian, tentu kita semua berharap Mount bisa kembali cepat dari cedera, memulai ulang bersama tim, bisa lebih memberi kontribusi, meningkatkan akurasi, entah umpan pendek, maupun umpan langsung.
Lisandro Martinez
Salah satu pemain paling penting musim lalu, Lisandro Martinez terlihat belum bisa kembali tampil seapik sebelum gelaran piala dunia. Terlebih, dia juga sering tertimpa cedera setelah itu, yang jelas membuat semuanya makin rumit.
Selain itu, kejadian cedera berturut-turut seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dari sana boleh jadi sebuah harapan, sebab tanpa ada riwayat cedera berturut, kemungkinan untuk kembali bertarung di lapangan akan lebih cepat.
Urgensi menaruh Martinez dalam skema permainan akan membuat serangan lebih elastis dari belakang, satu hal yang sudah tidak kita lihat dalam beberapa bulan terakhir.
Luke Shaw
Sebenarnya, posisi bek kiri bukan posisi paling darurat dalam sebuah tim, tetapi peran kepemimpinan Luke Shaw dalam lapangan tak bisa digantikan. Berkali-kali kita melihat ten Hag musim ini mencoba Diogo Dalot, maupun Reguilon di sana, tetapi hasilnya selalu beda.
Untuk meringkas, orang ini memang tak tergantikan dalam tim. Namun, cedera dialaminya sungguh ancaman, bukan dari kefatalan bagian yang cedera, tetapi frekuensi.Â
Tercatat Luke Shaw baru bermain dalam 12 pertandingan musim ini, kurang dari setengah jumlah pertandingan dimainkan oleh Bruno Fernandes (25).
Tyler Malacia
Meski tak sebaik Luke Shaw, tetapi Tyler Malacia musim lalu sudah terbukti bisa mendekati dari segi permainan, juga kontribusi. Tak terhitung ten Hag memuji bek kiri muda satu ini sepanjang musim lalu, entah dari kedewasaan, permainan, maupun harga yang dikeluarkan.
Masalahnya, musim ini dia seolah hilang, belum memainkan satu pertandingan musim ini. Dia sempat dikabarkan cedera saat latihan, tetapi sampai sekarang belum kelihatan, bahkan untuk tampil di bangku cadangan.
Anthony Martial
Beberapa musim sempat dikatakan akan pergi, tetapi di akhir kita semua tahu Martial berhasil memenuhi kontrak bersama United. Meski, cedera beruntun bisa dikatakan masih menghantui, bahkan hingga hari ini.
Tentu, cedera ini sangat berpengaruh dalam tim, Hojlund yang baru masuk kini diharuskan bermain reguler dalam tim. Memang tidak terlihat resiko di sana, tetapi akan sangat rentan di mana wonderkid ini cedera, selayaknya hari ini.
Marcus Rashford
Salah satu pemain yang juga penting musim lalu, Rashford terlihat kehilangan rasa lapar untuk bermain. Tak bisa dibantah sudah berubah menjadi salah satu yang terburuk di ruang ganti, akan sangat ganjil rasanya menonton dia masih bermain untuk United musim depan.
Tak bisa dibantah, pertandingan kemarin dia bisa mencetak gol, tetapi tak sedikit juga peluang terbuang. Momen di mana seharusnya Rashford berlari mengejar peluang, yang dilakukan justru terjatuh melakukan diving, sangat mengecewakan.
Semua ini juga baik untuknya, lingkungan baru boleh jadi akan mengembalikan Rashford menuju performa terbaiknya. Meski demikian, semua itu tidak akan instan untuk direalisasikan, kerja keras masih dibutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H