Era industri sepakbola sudah dimulai, tak terbantahkan meski paruh musim belum berakhir ada beberapa nama yang sudah diberhentikan oleh klub.
Kalau melihat nama yang mengudara, tentu tak akan habis untuk dicatat pelatih mana saja yang tengah terancam diberhentikan.
Singkatnya, menjadi manajer sepakbola tidak pernah segampang yang dibayangkan kebanyakan orang. Marco van Basten tahu betul soal itu.
Sejujurnya, meski baru kalah melawan Middlesbrough dini hari tadi (10/01). Masih belum terpikir untuk pemberhentian Pochettino, benar dia tidak ada dalam daftar berikut.
Erik ten Hag
Meski baru menang nyaman atas Wigan Athletic (09/01). Manchester United masih digadang tengah mencari sosok pengganti Ten Hag, benar atau tidaknya masih menjadi misteri.
Namun, manajer asal Belanda ini seharusnya tetap tinggal di United. Simpelnya, sudah terlalu sulit untuk menemukan pelatih selevel dengan klub 20 piala liga Inggris itu. Tidak ada lagi suplai di pasar.Â
Ditambah lagi, Manchester merah ini tidak bisa terus-terusan berkutat dengan siklus empat tahunan mengganti pelatih. Klub ini butuh perbaikan dengan sangat signifikan.
Tidak ada satu skenario yang memungkinkan klub menghentikan kontrak manajer kecuali gagal masuk dalam zona UCL musim depan. Selain itu, rasanya pemberhentian kontrak tidak diperlukan.
Setelah semuanya, klub Setan Merah sudah terlalu jauh mendukung Ten Hag selama ini, akan sangat disayangkan dengan semua yang dibangun harus dirobohkan kembali.
Xavi
Satu dari banyak nama yang tengah panas tak lain, Xavi Hernandez. Pernah bermain luar biasa hingga menjadi legenda klub bukan berarti nasibnya sebagai pelatih tidak akan terancam.
Dalam beberapa bulan terakhir, terutama beberapa hari ini tekanan luar biasa menimpanya. Mulai dari pemasangan pemain yang tak lagi bekerja, hingga permainan tim menurun secara keseluruhan.
Ditambah lagi, ada sebuah kepastian di mana Barca akan masih berada di bawah Girona dalam klasemen, setidaknya hingga paruh kedua, jelas tak bisa diterima oleh penggemar.
Tak berhenti di sana, pembelian Xavi juga bisa dibilang boros di tengah masalah finansial dalam klub, bagaimana dia merekrut pemain yang bisa bermain di level tertinggi sangat dipertanyakan.Â
Setelah semuanya, Xavi masih dua tahun dalam klub. Bersabar dengan proses boleh jadi opsi. Terlepas dari kekacauan Barca saat ini, akan sangat tidak adil untuk kita tidak memberinya kesempatan.
Bagaimanapun, Xavier Hernndez Creus sudah membawa gelar liga di musim lalu. Agaknya, cukuplah untuk menembus dosanya musim ini.
Simone Inzaghi
Di antara dua pelatih sebelumnya, bisa dibilang tekanan paling sedikit dialami Simone Inzaghi. Berhasil masuk dalam R-16 UCL dan masih memimpin klasemen sementara semuanya berjalan lancar.
Akan tetapi, target klub untuknya sangat tinggi. Setidaknya, harus membawa Inter scudetto musim ini.
Pasalnya, meski tampil konsisten selama ini tetapi Inter tidak pernah mendapatkan gelar. Ada sesuatu yang salah di sana ketika skuadnya dihadapkan dalam perburuan gelar.
Dibandingkan dengan kompetitor langsungnya, Ac Milan dan Juventus. Tentu, permainan Inter terlihat jauh lebih menghibur. Pola lebih jelas, pemain tahu harus berlari ke mana, tidak ada yang salah di sana.
Dari segi kualitas juga tak kalah berkelas, salah satunya menggantikan Onana dengan Sommer boleh dibilang tak banyak berubah dari berbagai lini.
Ditambah lagi, juara bertahan musim lalu, Napoli tengah terseok-seok. Jadi, tidak ada waktu yang lebih baik dari musim ini.
Setelah semuanya, Inzaghi sudah bekerja dengan luar biasa sejauh ini. Terlepas dari hasilnya nanti, akan sangat menyenangkan kalau manajer Italia ini tetap bertahan.
Di masa sepakbola sebagai industri ini sangat sulit untuk menemukan pelatih yang bisa bertahan lama di klub raksasa Eropa. Tentu, akan menarik kalau nama Inzaghi menjadi salah satunya.
Thomas Tuchel
Bekerja di salah satu klub dengan tuntutan tertinggi, berada di peringkat dua, tentu membuat dirinya masuk dalam daftar manajer yang terancam di semua artikel bola.
Ditambah lagi, kegagalan tim dalam dfb-lokal. Sebenarnya, bukan tournament paling mendesak untuk  diraih oleh skuad Bayern. Akan tetapi, penggemar merasa tidak seharusnya kalah secepat itu.
Belum lagi hasil memalukan kekalahan 5-1 saat bertandang di Frankfurt, tak terbantahkan salah satu yang membuat mereka makin jauh dari pemimpin klasemen sementara, Leverkusen.
Di lain sisi, di Eropa juga permainan Munchen masih bisa dibilang masih tidak konsisten. Meski, berhasil juara grup tetapi jumlah gol mereka sama dengan Manchester United, juru kunci grup.
Bagaimanapun, Tuchel punya kualitas pemain dan kedalaman skuad yang luar biasa. Seharusnya, dengan skuad ini pelatih asli Jermain itu setidaknya bisa bertahan 4 tahun lagi di sana.
ReviewÂ
Semua manajer punya faktor X mereka masing-masing, entah untuk meroket atau lebih cepat diberhentikan kontraknya oleh klub.
Terlepas dari yang akan terjadi di masa depan. Tentu, semuanya dimaksudkan untuk menjadi yang terbaik entah untuk manajer maupun klub yang ditinggalkan.
Tidak ada satu orang yang bisa meramal nasib manajer dalam daftar, tidak ada untuk saat ini tidak juga di masa depan. Mereka menentukan masa depan mereka sendiri.
Setelah semuanya, semua manajer dalam daftar adalah sosok individu luar biasa. Mereka tidak akan didatangkan oleh klub dari awal kalau hanya untuk coba-coba, Salute!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H