Di luar gerbang, terletak di sebelah kiri bagian dalam kanal, kami bisa melihat perkampungan China. Sangat mudah dibedakan dengan bangunan di dalam gerbang, di sini agak tidak teratur, rumah rumah dari batu bata kelas rendah, dengan sudut-sudut atap berputar ke atas.
Kami melanjutkan pejalanan terus ke selatan, di sebelah kanan yang kami lewat, ada berderet toko yang menghadap jalan, dan beberapa rumah yang dinaungi pohon-pohon besar.
Semakin ke selatan, Kami selanjutnya melewati ke area yang saat ini dihuni oleh orang Eropa. Kami terkejut melihatnya. Tidak hanya sejumlah toko yang tampak bagus dan luas, Juga ditempati oleh penjahit Eropa, ahli kimia, pembuat topi, tetapi juga rumah rumah mewah yang elegan, terletak di tengah-tengah kebun yang dirawat dengan cermat, bangunan, dan rumah klub yang bagus dengan nama Harmonic.
Lebih jauh kami semakin terpesona dengan pemandangan dataran yang sangat luas yang hijau. disebut Dataran Koningen, yang satu mil persegi, menghadap ke rumah-rumah besar yang indah, dan dilalui oleh jalan diapit barisan pohon di setiap sisinya.
Pada satu sudut dataran ini, ada tempat olahraga, asalnya dibangun terutama untuk penduduk Inggris yang terkenal suka olahraga, namun sekarang untuk umum.
Kami tinggal di Batavia selama sekitar dua minggu, Dan dihibur oleh teman-teman baru dengan pelayanan yang tampaknya begitu alami bagi orang-orang di Timur. Kesan yang tidak pernah bisa dilupakan.
Pagi berikutnya, kami ditawari berkeliling Batavia menunggang kuda jantan Jawa yang aktif. Kami berkuda segera setelah jam lima pagi untuk mengeksplorasi pinggiran kota yang menyenangkan. Kami dan seorang teman yang menemani menunjukkan masing-masing objek yang menarik ditemui.
Sore hari, menjelang matahari terbenam, kami menaiki kereta yang ditarik oleh kuda-kuda yang berlari cepat, yang kecepatannya sungguh luar biasa. Karena itu saya melihat bagian yang hebat dari kota ini dan sekitarnya adalah sebagian besar penduduknya sopan dan menyenangkan. Ini seperti yang kami inginkan.
*tulisan ini merupakan terjemahan dari buku karya William Barrington d’Almeid berjudul Life in Java, “With Sketches of the Javanese” yang diterbitkan tahun 1864. Pernah ditulis dalam laman FB oleh Kuncarsono Prasetyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H