Mohon tunggu...
Hafid Rofi Pradana
Hafid Rofi Pradana Mohon Tunggu... Penulis - Transportation and Colonial Historian

History and Tech Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran atau Tugas Bermediakan Daring?

24 Maret 2020   12:38 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:53 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Google Classroom dapat disiapkan dengan mudah. Pengajar dapat menyiapkan kelas dan mengundang siswa serta asisten pengajar. Di halaman Tugas Kelas, mereka dapat berbagi informasi---tugas, pertanyaan, dan materi. Dengan Google Classroom, pengajar dapat menghemat waktu dan kertas. 

Mereka dapat membuat kelas, memberikan tugas, berkomunikasi, dan melakukan pengelolaan, semuanya di satu tempat. Google Classroom juga menawarkan pengelolaan yang lebih baik. Siswa dapat melihat tugas di halaman Tugas, di aliran kelas, atau di kalender kelas. Semua materi kelas otomatis disimpan dalam folder Google Drive. Selain itu, Google Classroom memungkinkan alur komunikasi antara pengajar dengan murid atau antar-murid lebih efektif. 

Pengajar dapat membuat tugas, mengirim pengumuman, dan memulai diskusi kelas secara langsung. Siswa dapat berbagi materi antara satu sama lain dan berinteraksi dalam aliran kelas atau melalui email. Pengajar juga dapat melihat dengan cepat siapa saja yang sudah dan belum menyelesaikan tugas, serta langsung memberikan nilai dan masukan real-time. 

Yang tak kalah penting, Google Classroom terjangkau dan aman yang disediakan gratis untuk sekolah, lembaga nonprofit, dan perorangan serta tidak berisi iklan dan tidak pernah menggunakan konten pengguna atau data siswa untuk tujuan periklanan.

Hal yang sama juga dapat dilakukan melalui Facebook, dengan membentuk ruang-ruang grup kelas secara maya, dan lebih memberikan keleluasaan bagi penggunanya karena bukan sekedar grup obrolan saja yang terbentu. Tetapi juga memberikan ruang-ruang lain untuk obrolan diskusi, berkirim opini secara langsung, ataupun hanya sekedar berbincang ringan, tanpa mengganggu materi atau topik utama.

Salah satu fasilitas yang tersedia juga memberikan keleluasaan pengguna untuk melakukan siaran secara langsung, sehingga lebih memudahkan dalam penyampaian materi. Sementara apabila hanya ingin mengandalkan penyamapaian materi secara langsung, dan membentuk ruang obrolan untuk berinteraksi dan diskusi, maka Youtube dapat menjadi salah satu pilihan.

Kemudian, salah satu media daring yang mungkin lebih lengkap adalah Discord, mungkin media daring satu ini agak terdengar asing, karena mayoritas penggunanya adalah para gamers. Namun, dibalik itu, media daring satu ini memiliki fitur pembuatan ruang diskusi yang lengkap yang disebut server yang dapat diakses secara gratis.

Sebagai admin dalam server, dapat membagi ruang-ruang diskusi dan obrolan, bahkan menyiapkan ruang khusus untuk bercakap-cakap melalui suara yang dapat diketahui oleh anggota yang tegabung. Selain itu, dapat pula digunakan untuk melakukan siaran secara langsung, dan bahkan dapat memonitor secara langsung siapa saja yang sedang online dalam waktu yang sama, sehingga juga memudahkan absensi kelas.

Sedangkan untuk kegiatan evaluasi yang menarik dapat menggunakan media seperti Quizizz yang memberikan keleluasaan untuk memberikan soal-soal terkait materi yang telah disampaikan dengan tampilan layaknya sebuah permainan quiz. Bahkan bagi siswa pun juga dapat membuat pertanyaannya tersendiri, sehingga dapat digunakan untuk saling tukar menukar soal sebagai suatu bentuk tantangan.

Problem dan Tantangan Pembelajaran secara Daring

Dari sekian banyak kemudahan dan fasilitas yang tersedia untuk pembelajaran bermediakan daring, ternyata terdapat berbagai permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi. Masalah tersebut meliputi berbagai hal, mulai dari masalah gaptek atau gagap teknologi, standar perangkat yang digunakan, atau juga masalah jaringan. Beberapa hal itulah yang kemudian menyebabkan sistem pembelajaran secara daring ini terkadang dinilai kurang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun