Mohon tunggu...
Hafid Rofi Pradana
Hafid Rofi Pradana Mohon Tunggu... Penulis - Transportation and Colonial Historian

History and Tech Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Workshop Penulisan Sejarah di IAIN Tulungagung

29 Oktober 2019   20:11 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workshop Pelatihan Penulisan Sejarah (dok. pribadi)

 Minggu, 27 Oktober 2019, bertempat di Aula Lantai 6 Gedung Arif Mustakim Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung diselenggarakan Workshop Penulisan Sejarah oleh Prodi Sejarah Peradaban Islam.

Acara ini merupakan terusan dari Seminar Nasional yang diadakan sehari sebelumnya dengan bertemakan "Urgensi Scientific Approach Dalam Penelitian Sejarah". Bedanya pada workshop kali ini para peserta langsung melakukan praktek bagaimana pedoman menulis artikel sejarah, mengunduh artikel di Science Direct dan menggunakan aplikasi Grammarly.

Hari itu saya dipanggil Dr. Wisnu, pemateri sekaligus dosen sejarah saya di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) untuk menjadi staf lagi sekaligus membantu mempraktekkan penggunaan Science Direct dan Grammarly. Ini bukan pertamakalinya saya diajak partner oleh Dr. Wisnu. Sejak 2016 saya sudah beberapa kali membantu acara pelatihan yang serupa. Hanya saja kali ini sasarannya adalah mahasiswa, bukan guru-guru lagi.

Acara dibuka sekitar pukul 10.00 WIB. Molor 2 jam dari seharusnya karena ternyata Aula-nya dipakai oleh acara lain dalam waktu bersamaan. Tapi beruntungnya "acara lain" tersebut selesai pukul 09.00 WIB sehingga bisa dipakai di atas waktu tersebut.

Pesertanya mayoritas merupakan mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam dari berbagai angkatan mulai angkatan 2017 hingga 2019. Terutama untuk angkatan 2017, pelatihan ini sangat diperlukan guna mempersiapkan diri untuk menulis proposal/skripsi semester akhir nanti.

Acara dimulai dengan pengantar teori penulisan sejarah. Dr. Wisnu mengulang kembali materi yang sudah diberikan kepada para peserta sehari sebelumnya. Dr. Wisnu selalu mengingatkan agar berpedoman pada metode sejarah: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Masalah harus dimunculkan terlebih dahulu sebelum memulai menulis. Tanpa masalah lalu bagaimana caranya menulis? Jelas tidak memungkinkan.

Mau bagaimanapun, sejarah merupakan peristiwa masa lampau yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu para peserta sudah mempersiapkan materi/tulisan sejarah guna mempersingkat waktu. Sembari Dr. Wisnu menjelaskan teori, saya beserta teman sekaligus staf lain bernama Ammar membantu memberikan aplikasi Grammarly for Word untuk nantinya diinstal  di laptop masing-masing.

Selesai teori, para peserta ditunjukkan dengan beberapa website yang dapat digunakan sebagai rujukan sumber. Ada Delpher, E-Resources Perpustakaan Nasional (Perpusnas), KITLV, dan sebagainya. Sebagai contoh, Dr. Wisnu menggunakan E-Resources Perpusnas sebagai contoh praktikum dalam pencarian sumber dikarenakan banyak rujukan mulai jurnal, e-book hingga referensi-referensi lainnya terdapat disini.

Kelebihan lain dari E-Resources Perpusnas ini adalah mampu menyediakan berbagai rujukan seperti Balai Pustaka, Indonesia Heritage Digital Library, Carang Pustaka, Alexander Street, Columbia University Press, Cambridge University, Ebrary, Science Direct, Britannica E-Books, dan masih banyak lainnya sehingga memungkinkan para peserta untuk mengakses sumber lokal maupun internasional. Namun sebelum itu peserta harus membuat akun terlebih dahulu agar bisa mengakses E-Resources. Setelah membuat akun, para peserta diajak oleh Dr. Wisnu untuk berselancar di Science Direct.

Science Direct merupakan situs web yang menyediakan akses berlangganan ke pangkalan data penelitian ilmiah dan medis. Situs ini mengandung lebih dari 12 juta konten dari 3.500 jurnal akademik dan 34.000 buku elektronik (Wikipedia).

Science Direct merupakan situs favorit bagi para peneliti/mahasiswa/dosen/akademisi untuk mencari sumber dan mengupload karya jurnal. Tidak mengherankan apabila banyak karya-karya berkualitas "bejibun" disana. Karena kualitasnya nomer wahid maka banyak karya-karya yang eksklusif dan tidak semuanya bisa diakses gratis.

Di sinilah Dr. Wisnu mengajak para peserta untuk "mengakses" jurnal-jurnal yang terkunci dengan menggunakan S*i-**b. Saya tidak perlu menjelaskan tutorialnya disini karena sudah banyak tutorial di internet. Di langkah ini para peserta semakin antusias karena baru tahu jika jurnal bisa "diakses".

Terakhir para peserta diajak untuk menerjemahkan artikel/jurnal berbahasa Indonesia ke Google Docs. Hasil terjemahan inilah yang nanti dikoreksi oleh aplikasi Grammarly melalui Microsoft Word.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun