Mohon tunggu...
Moh Hafid Nour Apriadi
Moh Hafid Nour Apriadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulisan

Metode pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petik Laut Muncar Banyuwangi

22 Oktober 2021   08:33 Diperbarui: 22 Oktober 2021   08:39 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PETIK LAUT MUNCAR BANYUWANGI

Tradisi petik laut muncar diadakan setiap satu tahun sekali yaitu lebih tepatnya dilaksanakan pada bulan muharram atau menurut tanggalan istilah jawa yaitu bulan suro. Seperti namanya petik laut tradisi ini dilakukan oleh para nelayan dengan cara menjejerkan kapal mereka yang digunakan untuk mencari ikan setiap harinya dipinggiran pantai, dan juga para nelayan juga menghias kapal mereka dengan berbagai asesoris bahkan juga ada yang memberikan lampu lampu warna warni agar saat malam hari kapal mereka bisa terlihat indah menyala. Di daerah muncar sendiri setiap tahunnya petik laut mampu menarik minat masyarakat untuk datang menyaksikan acara tersebut, bahkan juga ada yang sampai datang jauh jauh dari luar kota hanya untuk melihat acara yang dilakukan satu tahun sekali tersebut. Bukan hanya melihat puluhan kapal yang dihias indah, masyarakat juga menikmati pasar malam yang sangat meriah yang didirikan di area pelabuhan, banyak juga orang orang berjualan baju, makanan, mainan, dan banyak juga lainnya. Yang menarik dari petik laut itu sendiri, dari puluhan kapal yang berjejer dipinggir pelabuhan hanya ada satu kapal yang akan menjadi pembawa sesajen/sesaji. Kapal tersebut adalah kapal yang akan menjadi pengiring saat mengarungi lautan sembulungan dan di belakangnya akan diikuti oleh banyak kapal nelayan yang dihias tadi.

Saat sudah sampai ditempat tujuan sesaji yang dibawa tadi akan diletakkan di dalam kapal kecil dan akan dihanyutkan ke tengah laut . akan tetapi sesaji nanti bukan dibiarkan hanyut ditengah laut begitu saja akan tetapi sesaji tersebut akan diperebutkan oleh nelayan nelayan lainnya. Ketika sampai ditengah laut banyak sekali anak kecil , remaja , bahkan orang tua sekalipun mandi di tengah tengah lautan . mereka semua melompat dari tiang atas kapal sambil merasakan kesenangan tersendiri. Tidak ada rasa takut yang dirasakan bagi masyarakat yang sudah tinggal di area pesisir laut muncar. Walaupun berada di tengah laut mereka tidak takut untuk meloncat dari atas kapal. Bahkan anak kecil kecil juga ramai yang ikut mandi di tengah tengah laut.

Tradisi petik laut sendiri dilakukan untuk simbol rasa syukur kepada tuhan yang maha esa atau masyarakat muncar menyebutnya dengan ngalap berkah. Banyak yang mengira tradisi ini dilakukan atas dasar kemusyrikan. Akan tetapi tradisi ini sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat dan mereka tidak mau menghilangkan tradisi yang sudah ada sejak jaman dahulu tersebut. Masyarakat muncar hanya mau berterimakasih atas rezeki yang diberikan dan bukan bertujuan untuk kemusyrikan.

Sebelum acara dimulai atau masyarakat muncar menyebutnya sebelum metik dimulai sejak pagi hari sudah ramai sekali masyarakat yang datang dipelabuhan dari pagi hari bahkan sampai jalan menuju pelabuhan itu penuh dengan orang orang yang ingin melihat dan mengabadikan momen arak arakan sesaji itu dimulai.

Tradisi budaya ini selalu dilakukan dengan doa atau slametan yang dipimpin oleh para sesepuh yang ada tujuannya adalah untuk keselamatan dan keberkahan. Mereka akan melakukan doa ini di makam SAYID YUSUF yaitu orang yang pertama kalinya membuka tanjung sembulungan. Masyarakat berdoa bukan hanya untuk mendoakan SAYID YUSUF masyarakat juga mengucapkan rasa terimakasih mereka kepada SAYID YUSUF karena beliau termasuk orang yang dianggap penting atau berjasa bagi masyarakat muncar.

Selain sebagai bentuk sedekah kepada laut selama satu tahun, tradisi petik laut juga dipercaya bertujuan sebagai penolak bala para nelayan saat mereka melaut atau mencari rezeki dengan harapan mereka mendapatkan keselamatan dan keberkahan saat mencari rezeki dilaut dan dijauhkan dari segala malapetaka yang ada.

Keunikan lain dari tradisi petik laut ini adalah banyak masyarakat yang berebut untuk naik dikapal utama yang membawa sesaji , apalagi saat para penari memasuki kapal tersebut para warga akan langsung berebutan untuk bisa naik ke kapal tersebut. Mereka percaya kalau menaiki kapal utama tersebut akan mendapatkan keberkahan. Menariknya lagi tradisi ini mampu menarik minat sejumlah wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.

Beberapa hari sebelum acara puncak , pelabuhan muncar sudah ramai masyarakat yang datang berkunjung setiap harinya. Pelabuhan muncar akan sangat ramai orang setiap harinya karena banyak yang ingin melihat para nelayan menghiasi kapalnya ada juga yang ingin jalan jalan dengan keluarga, bahkan ada yang datang untuk memancing ikan di pinggiran pantai muncar. Pada malam harinya pelabuhan muncar akan terlihat sangat indah karena gemerlap lampu warna warni yang ada di kapal yang dihias. Banyak yang mengabadikan momen satu tahun sekali ini karena ini termasuk acara besar yang ada di kabupaten banyuwangi.

Rasa syukur yang dirasakan oleh warga sekitar juga dilakuakan di rumah masing masing, bahkan juga ada yang dilakukan dengan cara menggelar tikar di tengah jalan dan membawa makanan dari rumah masing masing dan dikumpulkan lalu didoakan dan akhirnya di makan bersama sama dengan tujuan mempererat rasa persaudaraan dan juga mempererat tali silaturahmi antar warga.   

Di kabupaten banyuwangi tradisi petik laut adalah termasuk tradisi yang dijunjung tinggi atau lebih tepatnya tradisi yang diunggulkan yang ada di kabupaten banyuwangi. Di kecamatan muncar sendiri laut adalah sumber rezeki bagi mereka , hamper mayoritas penduduk muncar bermata percarian sebagai nelayan selain nelayan di muncar juga terdapat pabrik pabrik besar , yaitu pabrik pengolahan ikan seperti sarden kalengan, ada juga pabrik tepung dan banyak lainnya. Mayoritas masyarakat Banyuwangi khususnya masyarakat muncar hamper semuannya mencari rezeki dengan cara mengandalkan laut sebagai tempat mencari sumber rezeki. Maka dari itu tradisi petik laut ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat muncar karena ingin menunjukkan rasa syukur mereka terhadap tuhan yang maha esa dan juga berterimakasih kepada laut.

Ketika acara petik laut akan dimulai atau lebih tepatnya ketika sudah memasuki bulan suro. Para nelayan akan libur sejenak atau tidak ada yang mencari ikan di laut. Masyarakat meyakini bahwa ketika bulan suro itu ikan tidak ada yang muncul atau lebih tepatnya mereka akan mendapatkan hasil yang sedikit ketika mereka pergi berangkat berlayar ke laut untuk mencari ikan. Maka dari itu para nelayan lebih fokus untuk menghiasi perahu atau kapal mereka sebagus dan seindah mungkin karena hanya untuk merayakan acara adat yang dilakukan satu tahun sekali tersebut. Acara tersebut tidak seperti hal nya lomba menghias kapal , mereka menghias kapal karena mereka ingin merayakan acara tersebut bukan untuk mencari hadiah.

Disaat acara petik laut sudah selesai dilaksanakan maka para nelayan akan berangkat mencari ikan lagi seperti biasannya . dan pasar ikan muncar akan kembali normal seperti biasanya dan pelabuhan muncar pun juga akan berjalan seperti sebelumnya. Dan hiasan yang ada di kapal kapal nelayan tadi akan dilepas kembali seperti keadaan kapal mencari ikan biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun