Pengalaman saya selama kurang lebih 1,5 tahun ini menjadi penglaju antar kota dalam provinsi, menjadikan saya betapa pentingnya fungsi dan peran transportasi publik. Memang jika saya berangkat dari Kulonprogo menuju Yogyakarta ada beberapa alternatif moda transportasi publik yang ada seperti kereta api (PRAMEK), Bus kota (yang ini ada banyak pilihan mau cepat atau lambat hehehe..).Memang setelah kenaikan BBM baru-baru ini, tarif angkutan dari moda yang saya gunakan setiap hari dalam beraktifiktas dal hal ini bus memang mengalami kenaikan walaupun sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu saya baru mengalami sekali kenaikan dari Rp. 5000,- (2014) menjadi Rp.6000,- (2015) atau sekitar 20 %. Walaupun penentuan tarif tersebut belum sepenuhnya mengacu pada aturan yang ada saat ini. Tapi disini saya tidak akan membicarakan tarif, yang terpenting setiap harinya saya bisa mencapai tujuan saya dalam beraktifitas menuju tempat kerja. Karena siang ini saya nggak tahu mengapa terasa ngantuk dan lemas sekali, mungkin akibat tadi malam saya kurang tidur dengan kesibukan saya sebagai seorang "New Dad" hehehe... . Iseng-iseng saya menghitung biaya yang saya butuhkan dalam satu bulan untuk transportasi menuju lokasi kerja menggunakan transportasi publik dalam hal ini saya menggunakan Bus kota dari Wates Kulonprogo menuju Gamping, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya saya buat simpel saja penghitungannya hehehe ..:
Tarif Bus PP 1 bulan
6000 X 2 (PP) X 22 hari kerja
264.000
22 hari kerja
Biaya Parkir bulanan
50.000
Total
314.000
Beberapa tahun yang lalu saya sempat ikut sedikit terlibat dalam sebuah pekerjaan survey di suatu kota besar di Indonesia terkait dengan pergerakan masyarakat setiap harinya untuk beraktifitas. Yang salah satunya juga di dalamnya terdapat kolom pertanyaaan pada responden yang terkait dengan detail perjalanan termasuk biaya, jenis moda, jarak, dan juga biaya yang di keluarkan. Memang saat itu saya belum menjadi penglaju seperti sekarang ini, dan akhirnya sekarang Alhamdulillah mengalami juga hehehe.. . Memang sekarang baru saya rasakan mengapa begitu ada kenaikan tarif angkutan para penglaju di Indonesia khususnya saya juga :) begitu terasa, ya karena aktifitas tersebut tidak kita lakukan sekali atau dua kali melainkan setiap hari atau bahkan mungkin sampai kita pensiun kerja. Beberapa bulan yang lalu saya membaca sebuah artikel di detik.com tentang diskon parkir bagi masyarakat pengguna transportasi umum di Australia atau tepatnya di Adelaide. Berikut penampakannya : Sumber : detik.com Wow, pertanyaanya apakah itu bisa terjadi di tempat kita. Bagi para penglaju tentu saja kebijakan-kebijakan semacam itu akan sangat dan sangat terasa sekali manfaatnya. Terlebih salah satu teman saya sesama penglaju, beliau bekerja di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta dengan kondisi yang ada beliau harus menitipkan hingga 2 unit sepeda motor di dua temapt yang berbeda agar sampai di tempat kerja. Beliau tinggal di Kokap (sekitar waduk Sermo ke arah barat) pagi hari beliau naik motor menuju Wates kulonprogo dan menitipkan sepeda motornya di tempat penitipan. Kemudian setelah itu beliau naik bus ke arah Gamping, Sleman kemudian mengambil sepeda motor yang satunya lagi di lakasi penitipan (parkir) di Gamping, Sleman untuk menuju ke tempat kerja. Dan yang membuat saya takjub lagi adalah beliau sudah beraktifitas seperti ini selama hampir 20 tahun lamanya, Wowww. Oleh karena itu jikalau memang ada kebijakan tarif parkir bagi masyarakat yang menggunakan transportasi umum saya akan sangat mendukung hehehehe... :) . Dan tentu saja jika memang ada harus juga diimbangi dengan perbaikan fasilitas parkir dan kualitas transportasi publik yang ada. Salam untuk para penglaju Wates-Jogja... :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H