Mohon tunggu...
Hafidh Ihsanuddin
Hafidh Ihsanuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

21104080046 Hobi saya kadang hunting foto, kadang hunting soto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maraknya Kecelakaan di Ringroad Barat: Adakah Solusi Terbaik?

12 Juni 2024   15:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen pribadi

Beberapa waktu belakangan jika kita mendengar nama Jalan Siliwangi, atau lebih dikenal dengan Jalan Ringroad Barat, mungkin yang terlintas di benak ingatan kita adalah beberapa kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan ini.

Tentu masih segar teringat oleh kita peristiwa kecelakaan yang terjadi di jalan Ringroad Barat pada awal bulan Agustus tahun lalu yang menewaskan seorang pak ogah (juru penyebrangan jalan) setelah tertabrak mobil Mercedes-Benz E300 yang dikendarai oleh seorang remaja. 

Dilansir dari krjogja.com, mobil Mercedes-Bens E300 tersebut melaju dari arah selatan menuju utara dengan kecepatan tinggi, sesampainya di tkp mobil membentur pak ogah yang tengah menyebrangkan mobil truk box Hino. Pengemudi mobil Mercedes-Bens E300 tersebut mengaku kaget tiba-tiba ada mobil yang menyebrang, sedangkan ia mengemudi dalam kecepatan tinggi.

Sedangkan kasus kecelakaan disertai korban jiwa terakhir kali terjadi pada bulan Maret lalu, dimana kecelakaan tersebut menewaskan seorang sopir mobil boks. Dilansir dari Republika Online, diketahui mobil boks tersebut melaju dari arah utara menuju selatan, kemudian roda depan kiri mobil menabrak tahu-tahu (divider) jalan pembatas antara jalur lambat dan jalur cepat sehingga mobil masuk ke jalur lambat dan menabrak gapura. Korban berhasil di evakuasi dalam keadaan meninggal dunia setelah dilakukan proses evakuasi yang berjalan sekitar 50 menit.

Adapun belum lama ini, pemerintah tengah mengkaji wacana penutupan U Turn. Wacana penutupan U Turn ini dicetuskan setelah batalnya wacana penghilangan separator jalan yang setelah dilakukannya ujicoba dan pengkajian oleh ahli, dirasa kurang efisien untuk menanggulangi potensi kecelakaan, wacana penghilangan separator juga mendapatkan respon negatif dari masyarakat. Wacana penghilangan U Turn ini adalah upaya pemerintah untuk menanggulangi tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan ringroad.

Adanya U Turn atau tempat putar balik yang tersebar di beberapa titik ringroad selama ini mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat, yaitu sebagai penghemat jarak dan waktu saat bepergian dari lokasi luar ringroad dengan tujuan lokasi dalam ringroad atau sebaliknya. 

Namun juga tidak dapat dipungkiri terdapat risiko kecelakaan saat menyebrang di jalur cepat, baik dari faktor pengendara yang menyebrang kurang perhitungan maupun pengendara yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi di jalur cepat tidak melihat adanya kendaraan yang menyebrang.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Penulis berkesempatan untuk mewawancarai masyarakat Mlangi yang bertempat tinggal di sisi barat Ringroad Barat. Menurut SA (44), keberadaan U Turn sangat membantu dirinya ketika harus menyebrang ke sisi dalam ringroad "berhubung rumah saya disini, kalau ditutup sudah pasti tambah repot karena harus muter jauh" tutur SA saat ditemui di kediaman salah satu narasumber (8/6/2024). Menurutnya penyebab utama peristiwa kecelakaan yang rawan terjadi pada malam hari di Ringroad Barat bukan disebabkan oleh adanya U Turn melainkan beberapa titik lokasi ringroad yang gelap sehingga mengganggu jarak pandang pengendara.

Satu pendapat dengan SA di atas, ZA (53) berpendapat bahwa penutupan U Turn atau putarbalikan akan berdampak bagi masyarakat sekitar, terutama bagi warga yang setiap hari berakomodasi dari luar ke dalam ringroad. 

Penutupan U Turn menurutnya juga kurang efisien untuk mengurangi risiko kecelakaan di malam hari, ia mengambil contoh beberapa kasus kecelakaan di malam hari yang terjadi di sekitar barat Rumah Sakit Queen Latifa dimana lokasi tersebut tidak terdapat U Turn. Tetapi ZA tidak keberatan apabila dengan ditutupnya U Turn dapat mengurangi angka kecelakaan yang selama ini marak terjadi di titik-titik rawan Ringroad Barat "Namun jika instansi terkait mau mencoba menutup dan terhitung efisien untuk mengurangi kecelakaan ya silahkan tidak apa-apa" pungkas ZA.

Selama ini masyarakat mengeluhkan fasilitas lampu penerangan jalan umum (PJU) yang tidak berfungsi di beberapa titik Ringroad Barat sehingga cukup membuat kesulitan saat melintasi ringroad di malam hari, terlebih dengan adanya beberapa pengendara yang kondisi lampu kendaraannya mati membuat risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas bertambah. Lampu penerangan jalan yang tidak berfungsi diduga adalah penyebab besarnya potensi terjadinya kecelakaan di jalur cepat, yaitu apabila terdapat kendaraan yang akan masuk dan keluar dari jalur cepat tidak terlihat oleh pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Beberapa lampu penerangan jalan umum (PJU) yang tidak menyala di beberapa titik Ringroad Barat memperpendek jarak pandang saat berkendara di malam hari, dengan kondisi jalanan yang kurang rata di beberapa lokasi serta tahu-tahu (divider) jalan yang terkadang bergeser masuk ke jalur kendaraan menambah gangguan pengendara yang tengah melintasi Ringroad Barat atau Jalan Siliwangi. Belum lama ini juga telah terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh kendaraan menabrak tahu-tahu (divider) yang bergeser ke jalur kendaraan, namun untungnya beberapa kecelakaan tersebut tidak sampai menimbulkan adanya korban jiwa.

Dalam sejarah berdirinya, Ringroad Barat mulai dibangun pada tahun 1994 hingga rampung pada tahun 1996 dan mulai dibuka pada tahun 1996, pembangunan Ringroad Barat ini sekaligus juga dengan pembangunan Ringroad Utara. Menurut S (48), sebenarnya infrastruktur yang ada di sepanjang Ringroad Barat sudah cukup memadai, khususnya pengadaan Penerangan Jalan Umum (PJU). Hal yang disayangkan olehnya adalah kurangnya pengecekan berkala dan pemeliharaan sehingga banyak PJU tidak menyala dalam waktu yang relatif lama "sebenarnya kalau lampu nyala semua sudah terang sepanjang jalan (Ringroad Barat, red) ini mas" Ungkap S yang penulis temui di kediamannya.

Sumber gambar: Dokumen pribadi
Sumber gambar: Dokumen pribadi

Namun pemadaman lampu Penerangan jalan Umum (PJU) yang diduga dilakukan dengan sengaja oleh pihak terkait pernah terjadi sekitar tahun 2011. Dilansir dari TribunJogja.com, pemadaman PJU tersebut diduga disebabkan Ringroad barat pada saat itu sering digunakan sebagai ajang balap liar. Selain pemadaman PJU, saat itu juga dilakukan patroli oleh polisi untuk membubarkan kegiatan balap liar. Balap liar pada saat itu telah mengganggu kenyamanan warga sekitar dan mengganggu pengendara yang tengah melintasi Ringroad Barat hingga meningkatkan risiko kecelakaan.

Balap liar yang pernah marak terjadi di Ringroad Barat juga diamini oleh AS (21), "Ringroad dulu pernah jadi tempat buat balapan, waktu itu saat saya masih sd" tuturnya. Ia menambahkan balap liar tersebut hampir terjadi tiap malam hari. Biasanya mulai sekitar tengah malam, bahkan sampai sekitar waktu subuh saat memasuki bulan puasa. Seiring berjalannya waktu, kini ajang balap liar telah hilang dari ruas jalan Ringroad Barat, dengan demikian lampu penerangan jalan umum (PJU) yang sering padam di beberapa titik juga diharapkan dapat menyala kembali setiap malam hari.

Dikutip dari Harian Jogja, PLT Dishub Jogja Sumariyoto menanggapi keluhan masyarakat mengenai sering matinya lampu penerangan jalan Umum (PJU) di sepanjang ringroad barat. Menurutnya Ringroad Barat merupakan Jalan Nasional sehingga ia berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah X Jateng DIY selaku pemangku kewenangan. Sumariyoto mengungkapkan bahwa kendala utama ada pada kurangnya anggaran untuk pengadaan PJU oleh daerah sehingga berupaya berkoordinasi dengan BPTD Jateng DIY, ia juga mengakui bahwasanya PJU di Ringroad Barat dalam beberapa waktu terakhir tidak dilakukan pemeliharaan, sehingga banyak PJU yang tidak menyala.

Masyarakat berharap instansi terkait dapat melakukan pengecekan dan pemeliharaan lampu penerangan jalan umum (PJU) sehingga tidak terdapat lampu padam di beberapa titik yang berisiko menyebabkan terjadinya kecelakaan. Wacana penutupan U Turn yang tengah dikaji oleh pemerintah memang dirasa mampu mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, namun juga perlu adanya pertimbangan terkait kepuasan masyarakat dalam pengambilan keputusan tersebut. Apakah akan lebih banyak dampak baik atau kurang baik bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun