Mohon tunggu...
Hafidatus Sadiyah
Hafidatus Sadiyah Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja dihe

Mahasiswi UIN Malang Pendidikan Bahasa Arab 2019

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Ilmu, Filsafat, dan Agama"

17 Februari 2020   07:04 Diperbarui: 17 Februari 2020   07:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Hafidatus Sa'diyah

NIM: 19150045

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

REVIEW BUKU 

ILMU,FILSAFAT,DAN AGAMA

IDENTITAS BUKU

Judul Buku            : Ilmu, Filsafat, Dan Agama

Penulis                   : Endang Saifuddin Anshari

Penerbit                  : Penerbit Buku Utama

Cetakan                   : 1-VII,1974-1987

Jumlah halaman      : 243 Halaman

PENDAHULUAN

Sebuah buku karya Endang Saifuddin Anshari membahas mengenai hakikat kemanusiaan, ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama. Merupakan buku bacaan untuk mengetahui filsafat tetapi dalam tingkat dasar atau pemula.

HASIL REVIEW BUKU

Bab 1 membahas  mengenai perbedaan antar manusia dengan hewan. Disini dijelaskan bahwa manusia juga termasuk hewan, akan tetapi berbeda dengan hewan pada umumnya. Haeckel memiliki pandangan kepada manusia secara naturalistis, tegasnya secara biologis, bahkan secara animalis. Dalam Ensiklopedia Indonesia kita membaca keterangan bahwa manusia terglong primate,mamlia atau hewan menyusui. Tetapi, Blaise Pascal, seorang filsuf besar dari Perancis menuturkan bahwa:

Bahaya bila kita menunjukkan manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat binatang, dengan tidak menunjukkan keasliannya sebagai manusia ,dan bahaya juga bila manusia sebagai makhluk yang besar tidak menunjukkan sikap rendahnya. Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berpolitik, hewan yang berakal sehat. 

Ibnu Khaldun pun menuturkan bahwa Allah membedakan manusia dari lain-lain hewan dengan memiliki kesanggupan untuk berpikir. Manusia merupakan sejenis hewan juga, manusia mempunyai perbedaan tertentu dibandingkan dengan hewan, dan manusia makhluk yang berakal sehat, sadar diri, berbicara berdasarkan akal-pikirannya.

Manusia adalah hewan tukang bertanya, mereka selalu mempertanyakan apa saja. Tetapi pernyataan ini tidak bermaksud untuk merendahkan manusia.dalam buku ini dijelaskan juga bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir. Ilmu manthiq menguraikan bahwa manusia yang berbeda dengan hewan yakni Al-Insanu Hayawanun Nathiqun yang bermakna 'Insan itu adalah hewan yang nathiq. Apakah berpikir itu sebenarya? Berpikir ialah membeda-bedakan hal-hal.

Orang berpikir dengan sehat, jika ia dapat membeda-bedakan hal-hal yang benar-benar berbeda. Lalu apakah hubungan antara Tanya dan pikir? Manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam, dan manusia dan dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Setelah kita menyimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk pencari kebenaran, tidak dapat kita memaksakan kita harus berhenti seketika, untuk mempersoalkan: apakah kebenaran itu?

Maka disini penulis memaparkan mengenai teori mengenai kebeneraan, yakni yang pertama, teori korespondensi, kedua, teori konsistensi, dan yang ketiga teori pragmatis. Mari kita menyimak pemaparan penulis mengenai 3 teori tersebut. yang pertama, teori korespondensi ialah kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya. . teori ini biasanya dianut oleh para pengikut realism.

Yang kedua teori konsistensi. Menurut teori ini, kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau kebenaran atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Jadi menurut teori ini, putusan yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lain. Teori ini berkembang pda abad ke-19 dan diikuti oleh pengikut madzhab idealisme. Selanjutnya teori pragmatis, menurut filafat, ini benar tidaknya suatu ucapan, dalil,atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, kalam, dalilatau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam penghidupannya.

Selanjutnya ialah manusia sebagai masalah. Masalah hidup manusia , hidup adalah kegiatan, aktivitas membawa pesertanya ke masalah-masalah tertentu. Mengenai masalah asasi manusia, maka setiap individu manusia akan berhadapan dengan dengan masalah-masalah asasi tersebut setalah dia merasakan desakan, dan lika liku hidup.

Buku ini juga membahas mengenai pengetahuan atau knowledge . menurut salah satu ahli yaitu Dr.M.J. Langeveld, Guru Besar di Rijk Universiteit Utrecht, ialah " kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Suatu kesatuan dalam amna objek itu dipandang oleh subyek sebagai diketahuinya. . pengetahuan juga dapat dirumuskan sebagai partisipasi oleh suatu realita yang lain, tetapi tanpa terjadinya modifikasi-modivikasi dalam kualita yang lain itu. Filsafat sendiri dijelaskan dalam bab 6.

Disini dikemukakan bahwa filsafat diambil dari Bahasa Yunani, yakni philosophia. Aristoteles berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda. Filsafat juga merupakan suatu ikhtiar untuk berpikir radikal. Objek dalam filsafat sangat luas, meliputi segala hal yang ingin diketahui manusia. Selanjutnya agama. Agama tidak memiliki definisi yang benar-benar pasti. Tidak ada satu devinisi tentang agama itu sendiri. Sesuatu yang hamper mirip dengan agama ialah kepercayaan.

Selain berpikir, manusia juga percaya. Percaya adalah sikap dan sifat membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai benar. Hubungan antara kepercayaan dengan filsafat ialah yang katanya filsafat mencari kebenaran secara radikal, terbukti bahwa unsur atau factor kepercayaan tidak dapat dihindarkan.

Agama sebagai kebenaran maka untuk bertanya mengenai kebenaran kita harus bertanya pada siapa? Manusia? Tidak. Kita memiliki sumber semua kebenaran yakni Tuhan, melalui firman-Nya. Lalu apa kesimpulan dari buku Ilmu, Filsafat, dan Agama? Ilmu, filsafat, dan agama bertujuan atau berurusan dengan hal yang sama, yakni  kebenaran  lalu perbedannya adalah Ilmu mencari kebenaran melalui penyelidikan atau research . filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menualangkan akal budi secara radikal. Agama mencari kebenaran dengan kitab suci.

Buku ini pembahasannya cukup lengkap untuk lanjut mempelajari Filsafat, terdapat istilah-istilah bahasa Inggris, yang melatih kebahasaan lita, itupun dilengkapi dengan terjemahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun