Mohon tunggu...
Hafidah Esa Anggraini
Hafidah Esa Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta 2021

Mahasiswa S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2021.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Kartu Prakerja: Upaya Meningkatkan Daya Saing dan Kompetensi Masyarakat dalam Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi

22 Oktober 2022   17:06 Diperbarui: 24 Oktober 2022   14:13 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hafidah Esa Anggraini

Sosiologi Pembangunan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

hafidah.esa@gmail.com

PENDAHULUAN

Globalisasi dapat diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal dimana masyarakat di seluruh dunia menjadi saling bergantungan di semua aspek kehidupan; politik, ekonomi, dan budaya. 

Cangkupan saling ketergantungan ini benar-benar bersifat global. Globalisasi ini merupakan fenomena baru yang merubah struktur masyarakat tradisional menjadi masyarakat masa kini dengan karakter yang khas. 

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi seperti televisi, internet, dan sosial media adalah salah satu faktor pendorong globalisasi.

Globalisasi sendiri memiliki sudut pandang makna yang berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa globalisasi sebagai tantangan, karena dianggap sebagai tantangan untuk bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. 

Ada yang menganggap bahwa globalisasi sebagai kesempatan, karena bagi sebagian pihak, globalisasi dapat membuka kesempatan yang tidak pernah ada sebelumnya. Ada pula yang menganggap bahwa globalisasi adalah sebuah ancaman bagi keberlangsungan hidup mereka.

Globalisasi yang menyebabkan dunia memasuki era tanpa batas (borderless) sehingga membuat akses masyarakat di seluruh dunia menjadi sangat mudah untuk dapat berpindah-pindah dari suatu negara ke negara lainnya.

Namun, dari kemudahan yang ada, globalisasi juga mengakibatkan dunia menjadi lebih rentan secara ekonomi, sosial dan politik. 

Seperti kemudahan arus masuk dan keluar barang, jasa, dan investasi dari satu negara ke negara lain juga memberikan dampak secara langsung terhadap akses perpindahan tenaga kerja asing dari negara penyedia investasi ke negara yang mendapatkan investasi, sehingga akan memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja asing yang masuk ke negara tersebut (Fosfuri, Motta, & Rnde, 2001).

Di Indonesia, peningkatan akses tenaga kerja asing ini tentu dianggap sebagai sebuah masalah. Data dari Kompas (2019) menyatakan bahwa terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja asing sebesar 10,88 persen pada tahun 2018 yang didominasi dari Cina. 

Masuknya tenaga kerja asing tersebut dapat menjadi ancaman bagi tenaga kerja domestik Indonesia, apabila tenaga kerja domestik tidak mampu untuk bersaing dengan tenaga kerja asing. Tentu peran pemerintah dibutuhkan dalam upaya meningkatkan daya saing dan kompetensi tenaga kerja domestik. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah mencetuskan program Kartu Prakerja yang dapat diakses di seluruh Indonesia.

Kartu Prakerja adalah inovasi pelayanan publik dari Pemerintah yang diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan skill baru (skilling), meningkatkan keterampilan di bidang yang telah ditekuni (upskilling), atau di bidang yang baru (reskilling). Dengan adanya Kartu Prakerja ini diharapkan tenaga kerja muda dapat lebih kompeten dan produktif sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja asing yang ada.

A. Kesiapan Pekerja Indonesia Untuk Bersaing Dengan Tenaga Kerja Asing

                     Jika kita hendak membandingkan kesiapan pekerja Indonesia untuk bersaing dengan pekerja asing yang mencari kerja di Indonesia, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Tingkat Pendidikan, secara umum pekerja yang berasal dari negara lain, terutama yang berasal dari negara yang lebih maju sosial ekonominya dari pada Indonesia, tentu memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari pada rata-rata pekerja Indonesia. Maka dari itu, rendahnya tingkat pendidikan pekerja Indonesia ini seringkali membuat mereka dianggap tidak memenuhi kualifikasi untuk menduduki posisi tertentu. Akibatnya, pekerja lokal menjadi tersisihkan oleh tenaga kerja asing tersebut.
  • Tingkat Keterampilan, secara umum keterampilan tenaga kerja Indonesia juga lebih rendah dibandingkan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja asing (TKA). Rendahnya tingkat keterampilan pekerja Indonesia ini juga membuat mereka menjadi tidak memenuhi kualifikasi untuk menduduki suatu posisi tertentu, terlebih bila kompetitor mereka adalah pekerja asing. Lagi - lagi rendahnya keterampilan dari tenaga kerja Indonesia (TKI) ini menghalangi mereka dalam berkompetensi dengan tenaga kerja asing (TKA)

                     Dari hal diatas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya tenaga kerja Indonesia masih belum siap untuk berkompetensi dalam perdagangan bebas. Tanpa adanya upaya-upaya nyata dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia maka tergeserlah posisi tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing yang lebih terampil.  

B. Program Kartu Prakerja Sebagai Bentuk Upaya Pemerintah Dalam Aspek Pemberdayaan Masyarakat 

                     Dalam pemberdayaan masyarakat, masyarakat diberikan kepercayaan agar dapat menentukan proses pembangunan yang mereka butuhkan, sementara pemerintah dan lembaga lain mempunyai peran sebatas mendukung dan memfasilitasi. 

Terdapat tahapan yang harus dilalui dalam pemberdayaan, yaitu: membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya, melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut, menentukan skala prioritas masalah, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan. 

Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengembangkan perikehidupan mereka, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menemukenali masalah dan kebutuhan mereka, mencari solusi dan merancang kegiatan yang tepat untuk mengatasi masalah dan kebutuhannya. 

Pendekatan ini akan mempererat hubungan antar anggota masyarakat itu sendiri dan masyarakat lain serta lembaga-lembaga pendukung.

Salah satu peran pemerintah sebagai fasilitator yaitu dengan menghadirkan program Kartu Prakerja yang dimana program ini ditujukan sebagai bentuk pengembangan kompetensi kerja yang diperuntukkan bagi para pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi. 

Karena seperti yang kita tahu, kemudahan masuknya tenaga kerja asing di era globalisasi sekarang ini dapat menjadi ancaman bagi tenaga kerja lokal Indonesia, apabila tenaga kerja lokal tidak mampu untuk bersaing dengan tenaga kerja asing.

Merujuk laman www.prakerja.go.id, Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan. Hal ini dilakukan pemerintah guna meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia agar para tenaga kerja mampu bersaing dan mempunyai keahlian yang baik. 

Kualitas tenaga kerja sendiri mencakup keahlian atau kemampuan yang dimiliki tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya, pendidikan formal, dan bagaimana tenaga kerja bersikap serta berperilaku, dan lain sebagainya. Ada sekitar 11,4 juta orang yang menjadi Penerima Kartu Prakerja di tahun 2020 hingga 2021.

Dalam program Kartu Prakerja ini terdapat banyak jenis pelatihan yang bisa didapatkan, mulai dari keterampilan teknis sampai cara untuk memulai dan membangun usaha. Pelatihan yang tersedia antara lain cara berjualan secara online, menjadi fotografer, menguasai aplikasi komputer, kursus bahasa, keterampilan perawatan kecantikan dan lain-lain. 

Diharapkan setelah mengikuti program Prakerja, masyarakat mampu bersaing dalam proses rekrutmen yang ada dan juga meningkatkan potensi masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan atau berwirausaha.

KESIMPULAN

Globalisasi dapat diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal dimana masyarakat di seluruh dunia menjadi saling bergantungan di semua aspek kehidupan; politik, ekonomi, dan budaya. Beberapa faktor pendorong globalisasi yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi seperti televisi, internet, dan sosial media. 

Globalisasi menyebabkan dunia memasuki era tanpa batas sehingga membuat akses masyarakat di seluruh dunia menjadi sangat mudah untuk dapat berpindah-pindah dari suatu negara ke negara lainnya. Namun, dari kemudahan yang ada, globalisasi juga membuat dunia menjadi lebih rentan secara ekonomi, sosial dan politik. 

Seperti kemudahan arus masuk dan keluar barang, jasa, dan investasi dari satu negara ke negara lain juga memberikan dampak secara langsung terhadap akses perpindahan tenaga kerja asing dari negara penyedia investasi ke negara yang mendapatkan investasi, sehingga akan memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja asing yang masuk ke negara tersebut. 

Maka dari itu, pemerintah berupaya membuat program Kartu Prakerja yang diharapkan bisa menjadi wadah untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan. Hal ini dilakukan pemerintah guna meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia agar para tenaga kerja mampu bersaing dan mempunyai keahlian yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Imam. 2007. Strategi Menghadapi Globalisasi. Rubrik OPINI Harian Kompas. Senin, 29 Oktober 2007

Consuello, Y. (2020). Analisis Efektivitas Kartu Prakerja di Tengah Pandemi Covid 19. ADALAH: Buletin Hukum Dan Keadilan, 14(1). http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/a dalah/article/view/15479/724

Maryani, Dedeh dan Ruth Roselin E. 2019. "Pemberdayaan Masyarakat". Sleman:

Deepublish

Randang, Frankiano B. (2011). Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia Dalam Menghadapi Persaingan Dengan Tenaga Kerja Asing. SERVANDA Jurnal Ilmiah Hukum. Vol.5, No.1.

Suwarsono dan Alvin Y. So. 2013. "Perubahan Sosial dan Pembangunan". Jakarta: LP3ES

Yuniarto, Paulus Rudolf. (2014). Masalah Globalisasi di Indonesia: Antara Kepentingan, Kebijakan, dan Tantangan. Jurnal Kajian Wilayah. Vol.5, No.1, Hal 67-95.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun