Part 1
Namaku Liba Algorita, 25 hari lagi aku akan berusia 16 tahun. Aku adalah anak yang sedikit manja tapi otaku lumayan menggetarkan lawanku. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Mamaku bernama Lisa dan papaku Basakara. Aku punya seorang kakak lelaki yang biasa ku panggil abang, nama lengkapnya Albi Bazz. Abangku yang sangat keren. Aku tidak akan berangkat sekolah kecuali sudah sarapan. Karena aku punya mama yang super duper cerewet, tapi penuh perhatian. Pagi hari aku harus belajar setelah subuh mengikuti abangku. Sangat melelahkan sekali bagiku yang belum bisa terbiasa ini. Aku terkadang heran, kenapa sih ada manusia seperti abangku. Sedingin-dinginnya benua antartika, lebih dingin lagi sikap abangku. Tapi meskipun begitu, dia sangat menyayangiku. Hari senin adalah hari yang sangat membosankan bagiku. tapi Hari kamis adalah hari favoritku. Hari ini aku akan bersekolah dengan gembira, ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu karena kelasku akan bergabung olahraga dengan kelas MIPA 7. "Ibaaa.." teriak mamanya. "Iya mahh iba mandi" Â (sahut iba sambil mengusut-ngusut matanya). Mama iba menghampiri iba ke kamarnya. "mentang-mentang lagi haid, bangunnya telat lagi, lihat noh abangmu dia ga pernah bikin mama marah, seharusnya anak perempuan itu lebih disiplin dari anak laki-laki". Ya ampun telingaku rasanya mau meledak pagi-pagi aku di semprot mama. "Iya maa.." (sahut Iba). Aku sering dibilang manusia paling random oleh teman-temanku, karena aku memiliki kebiasaan yang tidak biasa seperti mandi tanpa menggunakan handuk dan langsung pakai baju (hihi), tidak suka dengan bau minyak kayu putih dan bau parfum, tapi suka dengan bau minyak bensin, aku juga males pakai sisir karena aku ke sekolah berjilbab. Agak aneh kan, tapi aku memang seperti itu.
15 menit sebelum bel masuk, aku sudah tiba di sekolah. Aku adalah murid baru pindahan dari sekolah pondok pesantren dan ini adalah minggu ke dua aku di sekolah SMA 1 Cemara. Aku sedang duduk di taman depan kelasku menggunakan pakaian olahraga. Terlihat seseorang menatap iba dari jauh dan ketika iba melihatnya balik, orang itu menundukkan pandangannya. "siapa sihh, aneh banget" (gumam iba dalam hati). "doorrr" (suara mengejutkan iba dari belakang). "Astagfirullah aku kaget woy, kalo jantungku copot gimana?" (berkata iba sambil mengelus dada).  "Hahaha..." (tertawa seorang perempuan). Iba dikejutkan oleh sahabatnya yang bernama Evil, mereka bersahabat semenjak di bangku SMP. "Kamu ngapain sendirian disini?" (tanya Evil). "Ya kan aku jomblo vil" (sahut iba). "Hahaha..." Evil pun lagi lagi tertawa dengan candaanku. Evil adalah sahabat iba yang paling ceria, dia selalu menghibur Iba di kala iba sedih dan selalu memberi solusi dalam setiap masalah Iba. Bel masuk pun berbunyi,"kriinggg..3x". Waktunya pelajaran olahraga yang di tunggu-tunggu oleh Iba, Iba suka olahraga apalagi kalo main voly dan basket. Kelas Iba bergabung dengan kelasnya Evil. Jadi Iba merasa ada sahabat yang menemaninya saat pelajaran olahraga. Pak guru mulai mengecek kehadiran siswanya. Semua nama telah di panggil kecuali Iba. Pada saat itu Evil memberitahu pak guru bahwa ada murid baru di kelas MIPA 6. "Siapa murid baru? silakan maju ke depan barisan untuk memperkenalkan diri" (berkata pak guru). Pada saat itu, Iba sungkan untuk maju ke depan karena malu,"Iba malu vil"(bisik Iba di sebelah Evil). Tapi Evil memberi isyarat kepada Iba untuk maju ke depan. Iba mengingat perkataan papanya yang pernah bilang "Iba, kita harus malu pada hal negatif tapi kita tidak boleh malu pada hal positif". Akhirnya Iba meyakinkan diri dengan tarik nafas dan bismillah perkenalkan diri. "Hai teman-teman, namaku Liba Algorita. Nama Liba diambil dari nama mama dan papaku, Lisa dan Baskara, sedangkan Algorita itu diambil dari rumus matematika Algoritma karena papaku adalah seorang guru matematika yang menyukai Algoritma (Iba sambil tersenyum) sekian terimakasih. Pak guru akhirnya memuji Iba karena memperkenalkan diri dengan komplit dan nama yang bagus. Tapi dibelakang ada seorang cewek  yang berkata,"alaahh.. lebay". Perkataan itu sampai terdengar di telinga Evil. Evil seketika menengok orangnya. Ternyata yang berbicara itu adalah salah satu cewek yang satu kelas dengan Iba. Dia adalah Viola, siswa sok cantik dan suka pamer kekayaan di sekolah, tapi otaknya boleh juga. Evil tidak membalas perkataan Viola karena dia tahu pasti akan bertengkar dengannya. Akhirnya Evil hanya diam tapi tetap memantau.
Jam istirahat telah tiba, Iba dan Evil berjalan menuju kelas. "Vil, Iba pusing" (sambil memegang kepala). "Bentar lagi kita nyampe kelas ba" (sahut Evil sambil terus berjalan) "aku capek banget pengen duduk"(lanjut Evil). Saat itu Evil mengira Iba hanya mengeluh biasa karena Evil tahu Iba tidak pernah pingsan. Badan Iba sangat lemas dan penglihatannya mulai sangat buram. "Vill..." (suara Iba yang lemes memanggil Evil). Iba pun roboh di tempat, tiba-tiba seorang lelaki dengan sigap menyanggah badan Iba yang roboh. Evil langsung menengok ke belakang dan ternyata Iba pingsan tapi seseorang menopang badannya. "Ibaa..Iba kamu kenapa" (Tanya Evil dengan nada khawatir). Tanpa basa basi sedikitpun lelaki itu langsung membawa Iba ke ruang UKS dengan menggendongnya. Suasana itu di tonton oleh siswa yang lain termasuk juga Viola. Viola dengan wajah geramnya melihat Iba digendong oleh lekaki yang ia sukai. Sampai di dalam UKS, lelaki itu meletakkan Iba di atas tempat tidur dan langsung pergi meninggalkannya. Evil pun dengan tatapan heran melihat lelaki itu dan langsung menemani Iba sambil mengipasinya. Ternyata Evil sangat mengenal lelaki itu, karena dia adalah teman satu kelasnya Evil. Namanya Gino. Dia adalah cowok yang berwajah tampan, berperawakan tinggi. Sebenarnya dia adalah orang yang humoris dengan teman-temannya. Tapi karena tingkahnya tadi membuat Evil tercengang kebingungan, tidak biasanya dia seperti itu dan ini baru pertama kalinya.
Dalam 5 menit kemudian, akhirnya Iba sadar setelah ia pingsan. Saat terbangun dari pingsannya pak guru sudah berada di hadapannya. Pak guru bertanya kepada Iba, "Nak, apa kamu masih pusing?" Iba menjawab, "tidak pak, saya ga papa" Pak guru menjawab Iba,"sebaiknya kamu pulang saja ya nak, istirahat dulu jangan dipaksakan belajar" Iba menjawab ,"Saya udah nggak papa kok pak"(sambil bangun dari tempat tidur). "Ya sudah nak, kamu istirahat dulu disini, kalau sudah bel masuk kamu bisa ke kelas" (sambung pak guru). "Iya pak terimakasih"(sahut Iba sambil tersenyum). "Biar saya aja yang jaga Iba disini pak"(lanjut Evil). "ya sudah kalau gitu bapak tinggal dulu ya nak" (sahut pak guru). "Siap pak" (jawab Evil). Pak Zahid namanya. Dia adalah guru olahraga yang super duper baik hati dan tidak pernah marah. Berbeda dengan guru matematika kami, dia adalah bu Rita, wali kelasku yang super duper galak tapi akan sangat baik hati jika di puji. Hmm.. agak laen emang.
Saat di dalam UKS Evil bertanya kepada Iba, "Iba.. Evil boleh nanya gak?" Iba tertawa mendengar Evil. "Hahaha... kamu ga biasanya kayak gini vil, kamu kan biasanya langsung nyerocos hihi" jawab Iba sambil tertawa kecil. "Ibaa... Evil serius nihh.." (tegas Evil dengan wajah serius). "Yaudah tanya apa?"(jawab Iba sambil tersenyum). "Iba kenal Gino?" (tanya Evil sambil menatap wajah Iba). "Gino? kayak gak asing, tapi enggak kenal"(jawab Iba). "Nahhhh...(Cetus Evil dengan nada mengagetkan Iba) itu yang aku herankan". Iba bingung apa yang dimaksud oleh Evil. "Kamu kenapa si vil, tumben nanya cowok lagi"(gurau iba ke Evil sambil senyum-senyum). "Yaudah karena mataku melihat segalanya dan matamu sedang tertutup jadi aku jelaskan ya Ibaku sayang...jadi gini..". Evil menceritakan kejadian tadi bahwa Gino menolong Iba dan dia berubah sikap jadi agak beda dengan biasanya. Reaksi Iba setelah diceritakan oleh Evil saat itu biasa saja tanpa bertanya lebih karena gengsi tapi sebenarnya pikirannya sedang berantem, Iba kemudian langsung pergi ke kelas. Evil pun mengikuti Iba berjalan sambil memberi perhatian kepadanya untuk memanggilnya jika butuh seseuatu, kemudian mereka berpisah memasuki kelas masing-masing.
Pada sore hari, Iba terlihat duduk dalam kamarnya, menatap keindahan langit lewat jendela terbuka. Iba memikirkan perkataan Evil yang tidak bersebrangan dengan perkataan Dila, teman beda kelas sewaktu SMP yang pernah menceritakan sosok lelaki yang mengaguminya. Namun Iba tak diberitahu secara jelas siapa namanya, yang pasti Iba hanya diberitahu ciri-cirinya yang Iba yakin saat itu maksudnya adalah Gino. Saat perpisahan kelas 3 SMP, kami pergi dengan bis yang sama tapi Iba tidak menyadarinya. Dila juga berada di bis yang sama saat itu. Saat perjalanan pulang di dalam bis, aku pernah meminjam earphone yang dipakai oleh teman yang duduk belakangku, temanku memberiku meminjamnya, Iba kira itu miliknya dan ternyata bukan. Barang itu ternyata milik lelaki yang diceritakan oleh Dila. Begitulah Dila memberiku kode dengan cerita di dalam bis saat pulang. Akupun sengaja menghubungi teman yang duduk di belakangku saat di dalam bis lewat chat, hanya untuk menanyakan nama pemilik barang itu. Dan disitulah aku tahu bahwa namanya adalah Gino. Lagi-lagi wajahnya masih samar dibayanganku. Tapi jujur saja Iba mulai terkesan padanya. Saat itu Iba mengalami teka-teki dalam pikirannya sendiri karena sejauh ini Iba baru menyadari bahwa lelaki itu sepertinya tidak hanya sekali menghampirinya ketika SMP. Namun Iba sama sekali tidak bisa mengenalnya karena satu sisi Iba tidak pernah satu kelas dengannya apalagi berkenalan dengan selain teman kelasnya. Iba orang yang pendiam jarang bergaul lepas, Iba hanya bergaul dengan orang-orang tertentu saja, tapi Iba adalah anak yang ceria.
Oke readers! ini part 1 dulu ya, komen "seru!" kalo mau lanjutt...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H