Kamu tahu apa tentang Taliban?Â
Nun jauh di sana.Â
Kalau bukan dari kabar media mainstream, kamu bakal tidak berkomentar soal Taliban.Â
Kamu pun bingung, serangkaian foto-foto lama diframing sebagai kejahatan bejat Taliban.Â
Kabar sadis itu masih melekat di benakmu,Â
hingga makin sangat melekat, dengan asupan kabar mengerikan yang dicitrakan sebagai kebiadaban Taliban.Â
Yakin itu semua perbuatan Taliban?Â
Sudah mengertikah kamu apa makna kata Taliban?Â
Apakah kamu akan memaknai agama itu seperti perilaku pemeluknya yang jumlahnya sangat banyak?Â
Sementara itu, setiap manusia berbeda satu sama lain,
Bahkan saudara kembar pun berbeda, sidik jari setiap manusia tidaklah sama.Â
Apakah kamu akan memaknai Islam sebagai agama tukang bom hanya karena segelintir orang dungu meledakkan gereja dan dirinya lalu menyebutnya jihad?Â
Tidaklah demikian kawan. Taliban akar katanya adalah pelajar.Â
Tidak semua pelajar akan menjadi makhluk-makhluk bengis yang mengatasnamakan agama.Â
Meski begitu, media sudah memberikan kabar paling sadis dimana-mana.Â
Yang memaksa otak mendefinisikan bahwa  semua Taliban adalah ekstrimis yang kejam.Â
Yang memaksa pikiran terus mengingat kebejatan yang pernah dilakukan oleh makhluk-makhluk bengis.Â
Dan Taliban sudah terlanjur distigmatisasi sebagai kelompok radikal ekstrimis intoleran yang makin garang.Â
Bukankah jika saja Soviet dan Amerika tidak punya kepentingan di Afganistan, Taliban juga tidak pernah akan ada?Â
Ataukah menurutmu Taliban atau warga Afganistan saling bantai di antara mereka sendiri?Â
Ataukah juga, amarah hawa nafsu keegoan yang terus bergemuruh dalam jiwa yang membuat dunia menjadi menyeramkan?Â
Era post modern ini informasi bagaikan tsunami yang sulit dibendung.Â
Menerima apa saja masuk ke dalam pikiran,Â
maka terbentuklah dirimu bukan sesuai fitrahmu,Â
tapi sesuai kabar yang masuk dalam dirimu.Â
Maka kamu bukanlah kamu tapi apa yang dibentuk oleh keinginan media.Â
Aku khawatir kita ini adalah mesin-mesin propaganda, yang sudah tak berfungsi filterisasi.Â
Asal cepat bagai menerkam biar merasa tetap eksis.Â
Kamu akan bingung jika ada seorang jurnalis yang berhasil selamat setelah melakukan investigasi dalam kelompok Taliban.Â
Apakah Taliban persis seperti yang digambarkan media? atau beda-beda tipis? atau malah jauh berbeda?Â
Taliban akan bekerja sama dengan China yang disebut komunis dan kafir di kalangan orang-orang yang mengaku paling berislam.Â
Lalu Taliban juga hadir dan mengapresiasi peringatan Tragedi Karbala Syahidnya Husain komunitas Syiah, yang juga sangat dibenci oleh suatu kelompok di negeri ini, yang setiap tahun selalu demo soal Asyura dengan tagar #SyiahBukanIslam.Â
Bagaimana semua ini bisa dipahami?Â
Apakah Taliban benar-benar sudah berubah?Â
Lagi-lagi, kamu pasti tidak percaya semua itu, bagimu adalah sekali Taliban tetaplah Taliban.Â
Menurutmu ideologi itu kalau sudah mengakar tak akan bisa diubah lagi.Â
Bagimu, menusia bisa berubah, tapi ideologi yang mengakar sangat membahayakan, bagaikan sel-sel tidur yang siap dipicu.Â
Tapi bagaimana kalau ideologi itu sudah berganti dengan ideologi humanis?Â
Kawanku, aku juga bisa bingung dengan deru-deru mesin informasi yang begitu sangat gaduh.Â
Aku juga bisa asal share apa saja yang terlintas di beranda dan atau di timeline.Â
Aku juga bisa merasakan beban psikologis jika ribut di medsos,Â
Karena itu, aku lebih baik memilih wait and see.Â
Hanya waktu yang akan menjawab semua itu.
Aku ingin fokus pada Pancasila saja, karena bagiku ini sudah final.Â
Aku ingin berusaha semaksimal mungkin menerapkan ideologi pancasila ini, meskipun aku hanyalah rakyat jelata.Â
Karena aku sudah yakin Pancasila sudah sejalan dengan ajaran-ajaran luhur agama.Â
Tak ada yang dirusak oleh ideologi Pancasila ini,Â
Semua bisa merangkul dan bisa hidup berdampingan, cukup menerapkannya saja.Â
Dan aku yakin, Pancasila yang teraplikasi dengan baik di negeri ini akan menjadi pengaruh besar di berbagai belahan dunia.Â
Tak menutup kemungkinan juga warga Taliban atau rakyat Afganistan, bahkan Timur Tengah pada umumnya.Â
Negara kuat dan kokoh karena rakyat kompak dengan pejabat,Â
bukan kompak korupsi, tapi kompak mengamalkan nilai-nilai Pancasila.Â
Negara pasti kuat, dan terjaga dari berbagai pengaruh ideologi horor yang sangat merugikan peradaban manusia.Â
Percayalah, Pancasila yang diamalkan akan mengikis habis ideologi yang mengatasnamakan khilafah,
Resapilah, bahwa Pancasila yang diamalkan dengan konsisten akan menyingkirkan ideologi yang mengatasnamakan agama yang cenderung membuat kerusakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H