Mohon tunggu...
haerul said
haerul said Mohon Tunggu... Guru - Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Menulis melengkapi bacaan...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Akhir Konflik Kampret Cebong?

12 April 2019   04:52 Diperbarui: 12 April 2019   05:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berusaha untuk tidak menyebut "kamfret" kepada mereka yg selalu menjelek-jelekan pemerintah lalu teriak-teriak cebong. Karena kita ini berusaha mau jadi manusia dgn berpolitik yg santai riang gembira dan memikirkan solusi untuk bangsa. 
Tapi ternyata ini sulit, kadang begitu memberikan argumen dengan analisis yg berusaha se-objektif mungkin, komentator yg tidak terima analisis itu, langsung teriak-teriak .."Awas...dasar cebong.." dan cara ini tentu saja bukan berdebat, tapi sudah mengarah untuk saling menghina. 
Jika dilayani terus maka terjadi saling menghina, kata-kata makian dengan sebutan binatang pun keluar dengan sangat ganasnya, dan sangat aneh, kalau yang mengeluarkan kata makian dan hinaan itu merasa lega dan nyaman, merasa terpuaskan, maka ini bisa dibilang penyakit kronis. 
Dan kadang penderitanya tidak merasa kalau ini penyakit, justru dia beranggapan itu adalah obat dari sakit hati yang selama ini diderita. 
Dengan memaki-maki pemerintah dan para pendukungnya dengan kata-kata bohong, utang, tidak menepati janji, curang, hoax istana, dan segudang kata-kata meme yang sangat sadis terus diproduksi. Mereka seperti merasa lega. namun jauh dari itu, kalau yang namanya manusia, tidak akan senang dan puas dengan hal-hal seperti itu. Hanya iblis yang merasa senang dengan hinaan dan makian. 
Apapun penjelasan yang mengalir, tetap saja dilontarkan kata "Cebong" dengan berbagai meme-meme yang terus menghina. Dan ini bukan solusi memajukan bangsa, tapi mundur ke belakang malah. 
Kalau saya ingin jadi manusia, kenapa harus mengikuti cara-cara iblis? jujur, kita tak mau dibilang cebong atau pun kamvret kan? tapi yahh... kalau ini dianggap sebagai hiburan tiada akhir, maka selalulah jadi tegang.. 
"Woyyy....kamvretttt.. : Adehh.. ini yang akan keluar ketika mau membalas mereka yang suka mencebong-cebongkan. 
Percayalah.. negeri ini penghuninya bukan hanya cebong kamvret, masih ada kok makhluk lain. Jadi kapan trend ini akan berakhir? semoga setelah pilpres ini..semua sudah hilang.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun