Mohon tunggu...
haerul said
haerul said Mohon Tunggu... Guru - Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Menulis melengkapi bacaan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Poligami, Enak Atau Halal?

2 Maret 2019   16:50 Diperbarui: 2 Maret 2019   17:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhi, entah sudah berapa banyak tema poligami yang antum bawakan, dan entah sudah berapa banyak juga pamflet tentang poligami antum bagikan kepada ane. 

Ane tidak merasa gerah atau pun menolak mentah-mentah poligami, namun ane hanya ingin bertanya "Apakah tidak ada lagi tema lain yang menjadi sunnah Rasul itu selain poligami?, Kenapa poligami begitu favorit?"

Kalau seseorang diminta memilih antara memelihara janda cantik atau anak yatim yang dekil tapi masih kecil-kecil yang butuh pendidikan, Sepertinya akan banyak yang memilih janda cantik. Anak yatim piatu hanya disodorkan ke panti asuhan. Bukan begitu akhi?

Terkadang saya perhatikan ada beberapa orang  bangga melakoni poligami. Dan kemudian berlindung dengan baju agama, tapi masyarakat juga banyak yang berisik, maka poligami menjadi tema yang terkihat kontroversial. 

Menjadi kontroversial karena ada dugaan kuat melibatkan syahwat yang diistilahkan "enak digilir" ape nih gilir menggilir?. 

Dalil yang biasa digunakan oleh sebagian orang tentang poligami adalah halal, karena ada dalam quran, yang bisa dituduhkan siapa yang mengingkari maka mengingkari quran. Mengingkari sebagian akan mengingkari seluruhnya. 

Makanan yang dibeli dengan uang baik-baik juga halal, hanya saja, tidak semua makanan halal itu baik bagi tubuh, ada yang menyehatkan dan ada juga yang menambah kolestrol. 

Jadi, poligami bagi semua orang tidak bisa diterapkan, ada yang mendatangkan mudhorat, ada juga yang menambah susah, dan nikmatnya sebentar deritanya bisa tiada akhir... Ahaaii..

Dan pastinya, tidak semua orang menjadi nabi. Harus ada umat dan ada juga yang ditunjuk sebagai Imam. Kalau semua manusia mengaku nabi atau melantik dirinya jadi Imam Besar, bisa gaduh seisi dunia. 

Ini saja ada beberapa yang mengaku Imam dan Nabi sudah heboh, apalagi semuanya, bisa makin gaduh dan makin semrawut. 

Jadi, enjoy your faith... jangan memaksakan ajaran yang belum tentu dibutuhkan orang lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun