Aku bertanya....Â
Apa perbedaan orang-orang yang melontarkan fitnah di mesjid-mesjid
dengan mereka yang sedang membahas pencerahan dan motivasi di kedai kopi?
Apakah ada orang-orang yang melontarkan fitnah?Â
Ahh...atau jangan-jangan itu hanya imajinasimu yang liar?Â
Bukankah mesjid itu tempat yang suci?Â
Sementara manusia belum tentu suci
meski di depan tempat wudhu tertulis "Batas Suci"
Â
Bagaimana sih ukuran suci itu?
Apakah bisa dilihat dari warna baju dan bekas alas kaki?Â
Atau dilihat dari merek sendalnya?
Â
Aku bertanya padamu
Sendalmu itu mengikuti kakimu ataukah mengikuti keinginanmu?Â
Apakah jejeran shaf-shaf yang rapi itu tak ada hubungannya dengan sendal-sendal yang berantakan di depan mesjid?Â
atau itu cuman sendal, mengapa harus diperhatikan apalagi dibahas?Â
Â
Mungkin saja meletakkan sendal saat memasuki rumah Tuhan tanpa memperhatikan kerapiannyaÂ
hanyalah urusan yang tak penting, karena yang penting adalah jangan sampai sendal mahal itu hilang,Â
apalagi kendaraan yang terparkir hilang, aduh....
Memasuki rumah Tuhan hanya mengguggurkan kewajiban karena takut masuk neraka
Bukan begitu maksudnya?
Â
Aku bertanya...
Pernahkah sendalmu itu kamu pakai berjalan menuju kaum dhuafa dan mustadhafin?Â
atau, pernahkah engkau memberikan sendal termahal buat mereka?Â
Siapa tahu dengan begitu langkah umat semakin kompak menghadapi musuhÂ
baik yang sedang merongrong dari dalam maupun dari luar...
Â
Aku bertanya padamu..Â
Apakah sendal itu berarti tanpa langkah-langkah kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H