Mohon tunggu...
haerul said
haerul said Mohon Tunggu... Guru - Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Menulis melengkapi bacaan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Bertanya Tentang Sendal

22 Januari 2016   13:21 Diperbarui: 22 Januari 2016   13:21 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bertanya.... 

Apa perbedaan orang-orang yang melontarkan fitnah di mesjid-mesjid

dengan mereka yang sedang membahas pencerahan dan motivasi di kedai kopi?

Apakah ada orang-orang yang melontarkan fitnah? 

Ahh...atau jangan-jangan itu hanya imajinasimu yang liar? 

Bukankah mesjid itu tempat yang suci? 

Sementara manusia belum tentu suci

meski di depan tempat wudhu tertulis "Batas Suci"

 

Bagaimana sih ukuran suci itu?

Apakah bisa dilihat dari warna baju dan bekas alas kaki? 

Atau dilihat dari merek sendalnya?

 

Aku bertanya padamu

Sendalmu itu mengikuti kakimu ataukah mengikuti keinginanmu? 

Apakah jejeran shaf-shaf yang rapi itu tak ada hubungannya dengan sendal-sendal yang berantakan di depan mesjid? 

atau itu cuman sendal, mengapa harus diperhatikan apalagi dibahas? 

 

Mungkin saja meletakkan sendal saat memasuki rumah Tuhan tanpa memperhatikan kerapiannya 

hanyalah urusan yang tak penting, karena yang penting adalah jangan sampai sendal mahal itu hilang, 

apalagi kendaraan yang terparkir hilang, aduh....

Memasuki rumah Tuhan hanya mengguggurkan kewajiban karena takut masuk neraka

Bukan begitu maksudnya?

 

Aku bertanya...

Pernahkah sendalmu itu kamu pakai berjalan menuju kaum dhuafa dan mustadhafin? 

atau, pernahkah engkau memberikan sendal termahal buat mereka? 

Siapa tahu dengan begitu langkah umat semakin kompak menghadapi musuh 

baik yang sedang merongrong dari dalam maupun dari luar...

 

Aku bertanya padamu.. 

Apakah sendal itu berarti tanpa langkah-langkah kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun