Mohon tunggu...
Haeril Halim
Haeril Halim Mohon Tunggu... -

Pikiran kita memang bukan pikiran orang lain. Tapi semakin tumbuh pribadi kita, semakin pikiran kita mewakili pikiran banyak orang......\r\n\r\n\r\n\r\nLAHIR DAN BESAR DI POLEWALI, SULAWESI BARAT.......\r\n\r\nALUMNI SASTRA INGGRIS UNHAS, FOKUS LINGUISTIK.......\r\n\r\nALUMNI INTERNATIONAL ENGLISH LANGUAGE STUDY PROGRAM (IELSP) 2009 OHIO UNIVERSITY, ATHENS, OHIO, AMERIKA SERIKAT....\r\n\r\nSEKARANG (2011-2012) MENNGIKUTI COMMUNITY COLLEGE INITIATIVE PROGRAM (CCIP) DI PIERCE COLLEGE, WASHINGTON STATE, AMERIKA SERIKAT, FOKOS STUDI MEDIA DAN KOMUNIKASI....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasih Sayang Ibu Lebih dari Sebuah Logika

4 Maret 2012   03:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Logika adalah pembenaran terhadap suatu hal yang membuat hal tersebut bisa berterima atau dimengerti. Hikayat ada seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak, yang satu berjualan es lilin dan yang satunya lagi menyediakan jasa penyewaan payung di sebuah mall.

Tatkala musim hujan tiba, si ibu dengan penuh perhatian memikirkan nasib anaknya yang berjualan es. “aduh kasian skali anak ku si Andi, pasti es nya tdk bakal laku”, keluh sang ibu dgn sedih memikirkan anaknya tersebut. Memang secara logika mana ada orang yang mau mimun es pada saat musim hujan, apa lagi es lilin. Pada sisi lain sang ibu juga resah dan gelisa memikirkan anaknya yang menyewakan payung pada saat musim penghujan berakhir. Logika lagi, siapa juga yang akan menyewa payung pada saat musim kemarau. Melihat kegelisahan sang ibu yang tak henti-hentinya baik di musim penghujan maupun musim kemarau, sang ayah mengingatkan istrinya bahwa ia tidak usah sedih. Kalau musim hujan ingat si Adi saja yang pasti sewa payugnya bakalan ramai dan begitupun sebaliknya ingat si Andi ketika musim kemarau datang soalnya pasti bakalan banyak orang yang akan membeli es. Sejenak logika simple ini berterima oleh sang ibu. Tapi berselang berapa saat terlihat sang ibu sedih lagi mengingat anaknya yang sedang jualan es karena waktu itu memang sedang musim hujan dan begitupu sebaliknya pada saat musim kemarau.

Ya memang akal pikiran kita sering mengandalkan logika yang bisa menenangkan kita, tapi hal itu bakalan berbeda bagi sang ibu yang kasih sayangnya tidak pernah dibatasai oleh logika. Sedih memikirkan sang anak adalah salah satu cara pengekspresian kasih sayang ibu kepada anaknya khususnya kita yang dibesarkan dengan budaya timur. Kita bisa berterima dengan logika seperti diatas tapi yakin dan percaya bahwa kasih sayang seorang ibu melebihi semua itu.

Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia.

Gambaran betapa kasih sayang seorang ibu itu tak terukur dengan logika..

Salam Hangat,

Haeril Halim

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun