Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Megan Rapinoe, Pemain Wanita Terbaik FIFA 2019 dan Simbol Perlawanan

26 September 2019   15:51 Diperbarui: 26 September 2019   19:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dilakukan oleh anda ketika diundang oleh presiden ke istana negara, tentu anda akan berpakaian paling bagus dan paling wangi serta anda akan seantusias mungkin menunggu serta menyambut saat itu. 

Tapi bagaimana jika pertanyaan itu ditujukan kepada pesepakbola wanita asal Amerika Serikat, Megan Rapinoe, diundang Donald Trump ke gedung putih sebagai penghargaan atas keberhasilan timnas AS karena telah menjadi juara piala dunia wanita 2019, untuk seorang Megan Rapinoe, dia menolak dan selanjutnya mencaci maki Donald Trump di media sosialnya.

Alih-alih dibenci, Megan Rapinoe malah memantik solidaritas dari rekan-rekannya di Timnas AS, dari pemain belakang Ali Kriger dan pelatih mereka , Jill Elise, kompak untuk tidak datang ke gedung putih memenuhi undangan sang presiden. Reaksi yang memantik amarah dan caci maki Donald Trump. 

Pernyataan penolakan dari anggota timnas AS pun sejalan dengan beberapa tim olahraga baik timnas AS dan beberapa klub olahraga yang menjadi juara dibeberapa ajang kejuaraan besar untuk tidak sudi ke gedung putih selama pemerintahan AS masih dipimpin Donald Trump. 

Dalam beberapa tahun terakhir tercatat atlet WNBA, NBA, NFL, MLB, hingga NHL yang secara konsisten menolak setiap kali diundang untuk hadir ke Gedung Putih. Penolakan ini terjadi karena banyaknya kebijakan Donald Trump yang menyudutkan kaum LGBT, dan kebetulan Megan Rapinoe adalah bagian dari LGBT itu.

Sejarah

Megan Rapinoe adalah pesepakbola AS kelahiran California 34 tahun lalu, dia bermain di klub Reign Fc dengan nomor punggung 15, di klub tersebut Megan Rapinoe menjadi captain, untuk ditimnas wanita AS dia menjadi wakil captain, selain paial dunia wanita 2019, Megan juga meraih emas medali sepakbola wanita olimpiade 2012,2016 dan piala dunia wanita 2015.

Bagi Megan Rapinoe tahun ini adalah tahun terbaiknya sebagai pesepakbola wanita, mengantar negaranya menjadi juara di piala dunia 2019 dan memecahkan rekor sebagai pesepak bola wanita paling tua yang mencetak gol di piala dunia wanita 2019. Kini dia melengkapi gelar sebagai pemain terbaik wanita FIFA 2019, mengalahkan Alex Morgan yang merupakan rekan setimnya di timnas AS serta pemain Inggris Lucy Bronze.

Kesetaraan Gender

Megan adalah sedikit dari jumlah umat manusia yang berani terang-terangan mengakui orientasi seksualnya. Dia pun dalam sejumlah wawancara cendrung untuk blak-blakan mengenai ketidaksetaraan gender, untuk ini megan sangat kritis dan paling lantang.

Dalam beberapa wawancara dengan berbagai media, Megan pun memproklamirkan bagaimana dia secara terang-teerangn menjadi bagian komunitas LGBT, hal yang di Amerika Serikat justru mendapat tentangan dari presiden mereka, Donald Trump.

Selain menjadi aktivis LGBT, Megan Rapinoe juga beberapa kali menjadi aktivis yang lantang menentang rasisme, kepeduliannya juga menyentuh banyak sektor kesetaraan gender seperti bagaimana pesepakbola wania bisa mendapat penghasilan yang sama dengan rata-rata pesepakbola pria. Masalah kesenjangan gaji memang telah lama dituntut para pemain bola wanita AS. Mereka pun telah menuntut secara hukum Federasi Sepak Bola AS akan masalah ini. 

Sesaat setelah AS menang atas Belanda pada final Piala Dunia 2019, para penonton pun mulai meneriakkan 'kesetaraan gaji' sebagai bentuk solidaritas mereka. Padahal tahun 2006 lalu, dari 265 juta atlet sepakbola wanita yang tersebar di seluruh dunia, lebih dari setengahnya berasal dari AS.

Pemain bola wanita dinilai dihadapkan dengan lebih banyak tanggung jawab dibanding rekan prianya karena mereka harus menjadi pekerja, manajer, ibu, hingga pengasuh. Dalam tuntutan atas diskriminasi gender tersebut disebutkan jika pria menghasilkan $13,000 (Rp 183 jutaan) sekali permainan sedangkan wanita hanya $5,000 (Rp 70 jutaan).

Megan sendiri yang telah lama menjadi epicentrum dari protes ini berkata seperti yang dilansir Washington Post "Ini liar tapi aku sekarang punya lebih banyak kemampuan dari pada kebanyakan atlet pria karena mereka tidak perlu memikirkan apapun dan mereka tidak memikir apapun dari usia 14 hingga 15, pria-pria ini tidak berpikir atau mereka harus berpikir mengenai hal lain selain menjadi pemain bola yang baik. Itu pekerjaan mereka, ini fokus utama mereka".

Sepakbola AS setelah juara untuk kelima kalinya pada piala dunia wanita membuat beberapa pemain sepakbola wanita berada di posisi yang sangat unik untuk mengambil sikap yang berani. Maka sebanyak mungkin selama proses ini berlangsung, pemain sepakbola wanita benar-benar bersatu sebagai grup dan bisa memperkuat persatuan serta kekuatan dan benar-benar mulai mengerti agar tercapai kesetaraan gender di sepakbola.

Maka jadilah Megan Rapinoe sosok pesepakbola paling kontroversi di jagad bumi tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun