Belajar Dari Kegagalan
Untuk menyelenggarakan Formula E, Jakarta harus melihat kegagalan Malaysia yang sudah menyelenggarakan balapan mobil Formula 1 sejak 1999 ternyata harus menutup buku pada 2017. Seri Grand Prix Malaysia resmi tidak ada lagi dalam kalender balapan Formula 1 sejak dua tahun silam lantaran biaya penyelenggaraan yang tinggi dan penjualan tiket yang rendah.
Selain itu kendati menggiurkan dan dipercaya bisa mendatangkan keuntungan bagi pelaku ekonomi, Jakarta bisa belajar dari Malaysia dan Monaco untuk menimbang untung rugi, Jakarta dihadapkan pada pekerjaan rumah yang cukup besar jika ingin meraup untung dari balap Formula E. Memastikan estimasi 35 ribu tiket laku terjual dan seluruh kegiatan perekonomian berjalan lancar adalah tantangan nyata bagi tuan rumah.
Dari semua kesulitan tersebut adalah ironi terhadap apa yang terjadi yakni bagaimana Jakarta mendapat status kota polusi terburuk didunia menyelenggarakan balapan yang notabenenya berfusi dengan energi ramah lingkungan. Jakarta yang dikepung segala macam polutan  dari yang mencemari sungai, udara dan suara akan menjadi tantangan terhadap pemda DKI Jakarta.  Pemprov DKI Jakarta pun sedang bertaruh mengeluarkan dana triliunan rupiah setiap tahunnya untuk menggelar ajang yang belum tentu mendapat sambutan antusias. Terlebih mobil listrik belum menjadi mobil pilihan masyarakat Indonesia dengan kondisi Jakarta dan lingkungannya yang masih memprihatinkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI