“Selama 16 tahun menjadi anak asuh, dan kemudian menjadi dokter tidak tetap di Tanah Toa, Sulawesi Selatan..”
Itulah kisah Dewi, menjadi anak asuh selama 16 tahun dibawah lembaga nirlaba PLAN yang dibentuk oleh wartawan Inggris John Langdon Davies dan Erick Muggeridge, Dewi melenggang menjadi dokter tamatan universitas Diponegoro. Dewi mungkin beruntung bisa berada dibawah naungan PLAN, lembaga yang diawalnya hanya untuk membantu korban perang saudara di Spanyol tahun 1937. Plan kini menjadi organisasi global yang bekerja di banyak negara berkembang termasuk Indonesia dan Dewi.
Di Indonesia PLAN tersebar di 9 kabupaten yaitu Rembang, Kebumen, Grobogan, Dompu, Sikka, Lembata, Sore, Kefemenanu dan Nagakeo. Meskipun program utama PLAN adalah sponsorship anak namun PLAN juga memfokuskan pada pengembangan masyarakat yang berpusat pada kepentingan anak.
Dewi Sartika, yang berasal dari Desa Sukasari, Bogor dan berusia 24 tahun, berasal dari keluarga yang tidak mampu dengan bapaknya sopir angkot dan ibu tukang gorengan, Dewi Sartika tetap berkeras hati dengan mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter. Bermodal keinginan yang gigih dan bantuan dari organisasi nirlaba pengembangan anak Plan, anak pertama dari dua bersaudara ini akhirnya berhasil meraih cita-cita.
Mendedikasikan Diri Untuk Masa Depan
Setelah berhasil meraih cita-citanya, kini Dewi mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain. Di tempat dinasnya, Dewi juga membentuk kelompok bermain dan belajar anak. Disana masyarakat jarang mengenal WC, mereka buang air besar di kebun lalu ditinggal. Jangan tanya pendidikan, disana sangat berbeda dengan di kota atau daerah lainnya . Guru datang siang, anak kelas 2 SD belum bisa membaca dan kelas 4 SD belum bisa berhitung. Selain membantu pelajaran sekolah saya juga mengajarkan hal-hal sederhana seperti mencuci tangan dan kebersihan. Sederhana tapi bisa membuat hidup mereka lebih baik.
Melindungi Masa Depan Anak
Tidak banyak anak-anak seberuntung Dewi, mempunyai kesempatan untuk berkembang dan melompat lebih jauh untuk mengejar cita-cita. Anak-anak tak mampu dan pintar mungkin ada peluang bea siswa, namun bagaimana denagn yang tak mampu dan tak pintar, anak-anak dengan latar belakang ini cenderung untuk lari kejalan dan menjadi bagian dari kriminalitas. Tak jarang banyak keluarga yang diawal mampu untuk membiayai namun ditengah jalan mengalami masalah hingga merubah kondisi keuangannya, inilah yang harus dicermati bagi orang tua yang peduli akan pendidikan anaknya, untuk melindungi masa depan anak mereka
Asuransi Pendidikan JB Bumiputera
Perlu dilihat bagaiaman Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera dengan tiga falsafahnya yakni mutualisme, profesionalisme dan idealisme. 3 hal tersebut menjadikan JB Bumiputera 1912 sebagai lembaga asuransi yang disegani. Lembaga Asuransi yang dirintis putra daerah sejak pada tahun 1912 atau 104 tahun ini tidak perlu diragukan lagi karena sampai saat ini masih tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia.
Falsafah mutualisme pada AJB Bumiputera adalah konsep manajemen Perusahaan dengan nilai sosial yang diterapkan melalui kerjasama, kemitraan, dan sinergi antara pemegang polis dan sesama pemegang polis, antara Perusahaan dan pemegang polis, antara karyawan dan sesama karyawan dalam perusahaan, dan antara karyawan dengan manajemen dalam perusahaan.
Falsafah Profesionalisme yang dipunyai oleh AJB Bumiputera adalah keunggulan dan kompetensi sumber daya manusia yang dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dari waktu ke waktu. Profesionalisme ini menjadikan Perusahaan memiliki sumber daya manusia yang dapat mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan ditengah gempuran berbagai macam produk asuransi.
Terakhir falsafah Idealisme AJB Bumiputera 1912 adalah alat finansial yang lahir dari komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui bisnis asuransi jiwa yang kini mendapat tantangan yang besar dari paradigma masyarakat.
AJB Bumiputera sebagai salah satu lembaga asuransi yang peduli pendidikan sejak kehadirannya salah satunya seperti Mitra Beasiswa dan Mitra Cerdas. Mitra Beasiswa adalah produk asuransi AJB yang menanggung pendidikan anak sepenuhnya. Mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, beasiswa ini dirancang khusus untuk menjadi mitra anak dalam pendidikan, memastikan secara teratur anak-anak yang mengikuti program ini mendapatkan uang yang mereka butuhkan untuk melanjutkan pendidikan.
Dana Kelangsungan Belajar (DKB) adalah bukti manfaat dari Mitra Beasiswa ini, DKB dibayarkan secara bertahap, sesuai dengan tingkat usia anak, baik tertanggung hidup atau meninggal dunia. Dana Beasiswa anak, dibayarkan pada saat periode asuransi berakhir, baik tertanggung masih hidup atau meninggal dunia. Jika tertanggung meninggal dunia maka tertanggungan Bebas premi bagi polis 100 %.
Sementara itu Mitra Cerdas merupakan program asuransi yang menyediakan biaya pendidikan dengan investasi. Sehingga, dana yang dirancang untuk biaya pendidikan akan meningkat sejalan dengan hasil investasi. Mitra cerdas berbeda dengan asuransi pendidikan pada umumnya karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil investasi yang kompetitif dari premi asuransi yang Anda bayar.
Dana Kelangsungan Belajar (DKB) juga adalah manfaat dari Mitra Cerdas ini. DKB ini dibayarkan secara bertahap sesuai dengan tingkat usia anak-anak, baik tertanggung hidup atau meninggal dunia. Jaminan perolehan hasil investasi sebesar 4,5% per tahun dari akumulasi premi tabungan. Tambahan hasil investasi jika dana investasi yang diperoleh AJB Bumiputera 1912 melebihi hasil investasi yang dijamin dengan santunan kematian 100% dari Uang Pertanggungan. Bebas premi bagi polis untuk Tertanggung yang meninggal dunia..
Setiap anak Indonesia haruslah terlindungi masa depannya karena dengan begitu negara juga akan mendapatkan generasi-generasi unggulan yang tentunya akan berkontribusi bagio negaranya kelak.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H