Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Profesionalisme Setengah Mati Ala Juan Antonio Pizzi

2 Juli 2016   23:35 Diperbarui: 3 Juli 2016   14:41 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini kemenangan terbesar dalam karier saya dan saya merayakannya bersama pemain,"

Ungkap pizzi seusai menjadi juara bersama Chile yang seketika bersamaan dengan berita tangis Messi serta pengunduran dirinya yang banyak menghiasi jagad berita seluruh dunia, publik sepertinya lupa bagaimana kekalahan Argentina dilatarbelakangi oleh seorang Argentina juga, seseorang yang lahir di Argentina dan menyebabkan tumpahnya air mata sebagian penduduk Argentina serta fansnya diseluruh dunia. Orang itu adalah Juan Antonio Pizzi.

Pizzi melanjutkan air mata pendukung Argentina yang belum terlalu kering sehabis kekalahan setahun yang lalu di Chile. Pizzi melanjutkan tongkat estafet dari Sampaoli yang sebelumnya juga meraih juara bersama timnas Chile. Memimpin tim dalam 5 bulan, Pizzi sukses mengubah keraguan publik setempat dengan kemenangan di final atas Argentina.

Publik Chile jelas ragu, dalam 4 laga terakhir 2016 menjelang Copa America Centanario, Chile tak berdaya, lunglai, seperti kehabisan bensin. Dikalahkan Argentina 2-1 dalam kualifikasi piala dunia, dikalahkan Jamaika 2-1 dalam uji coba, serta meksiko 1-0 dalam uji coba jelang copa America Centenario membuat Chile tak masuk bursa Juara Copa America Centanario. Hanya sekali menang 4-1 lawan Venezuela 4-1 dalam kualifikasi piala dunia 2018 pun tak menggugah publik bahwa skuat Chile masih mumpuni untuk juara sekali lagi. Dipertandingan pertama melawan Argentina Chile kembali menyerah 2-1. Sehabis pertandingan publik Chile sudah pasrah jika hasilnya mereka tak dapat mempertahankan gelar juara.

Namun perlahan Pizzi mulai membangkitkan naluri sang juara bertahan. Setelah kalah melawan Argentina 2-1, di pertandingan berikutnya, Chile menang 2-1 atas Bolivia, kemenangan ini diraih Chile dengan kontroversi penalti didetik akhir menjelang usia babak kedua. Penalti Arturo Vidal berhasil memperpanjang nafas Chile di Copa America Centenario.

Dipertandingan terakhir grup, Chile berebut tempat terakhir untuk lolos babak perempat final dengan Panama dalam partai “hidup mati” menemani Argentina yang sudah lolos terlebih dahulu . Walaupun sempat dua kali blunder, Bravo berhasil menahan laju serangan Panama hingga menang 4-2. Senyum Pizzi pun mengembang karena Chile berhasil kembali ke bentuk permainan terbaiknya untuk meraih juara. Berikutnya Meksico dan Kolombia berhasil dikalahkan Chile dengan skor 7-0 dan 2-0 . Tanpa kebobolan di fase sistem gugur menjadi modal bagus Timnas Chile untuk bertemu sekali lagi difinal melawan Argentina. Dan benar di final Chile mengalahkan Argentina 4-2 lewat adu penalti.

Kemenangan ini membuat Pizzi menjadi sorotan, karena mengalahkan Argentina yang sedang ganas-ganasnya, data dirinya digali kembali dan alhasil ternyata Pizzi pun masih seorang Argentina, Seorang Rosario.

Riwayat PIZZI

Pizzi lahir di Argentina, Santa Fe, 7 Juni 1968 Klub pertamanya Rosario central, kemudian pindah ke Spanyol bersama Tennerife. Di Tennerife, Pizzi menjelma menjadi striker haus gol, mencetak 31 gol di 41 pertandingan dan menjadi top skor liga Spanyol di musim keduanya. Keberhasilannya ini membuat Barcelona tertarik hingga Pizzi pun bermain bersama Barcelona. Di Barcelona Pizzi memenangi UEFA Super Cup 1997, Copa Del Rey 1997, dan piala Super Spanyol, selain itu Pizzi juga menerima panggilan timnas Spanyol, walaupun seorang Argentina namun pizzi tak dilirik untuk bergabung di timnas Argentina maklum disaat itu Argentina masih diisi oleh legenda Batistuta, Ortega, Crespo, hingga Diego Lopez, yang semua bermain di Italia, ditambah pamor liga Spanyol yang memang tak secemerlang liga Italia kala itu, Pizzi pun terlupakan dari timnas Argentina. Bersama timnas Spanyol Pizzi melupakan ke” Argentinaannya” dan mencoba sukses bersama Spanyol. Gol pertama bersama timnas Spanyol pun spesial karena dibuat saat menghadapi Argentina di pertandingan persahabatan, Pizzi pun mencoba menjadi profesional sejati dengan mencetak gol ke gawang Argentina serta membantu mengalahkan Argentina. Bersama Timnas Spanyol, Pizzi tercatat bermain di Euro 1996 dan Piala Dunia 1998

Mengakhirikan karir pemain di Spanyol atau tepatnya Villareal, Pizzi menuntaskan karirnya ditahun 2002. Sebagai seorang perantau ditanah seberang serta sudah berpaspor Spanyol, Pizzi sama seperti pemain naturalisasi lainnya yang berasal dari Amerika latin yaitu keinginan untuk pulang ke ibu pertiwi atau tanah airnya, Argentina.

Karir pelatih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun