Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembangunan Indonesia Sentris, Sebuah Azas Sebangsa dari Pemerintah

1 Juli 2016   23:48 Diperbarui: 29 Juli 2016   12:15 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beranda

Pembangunan di Indonesia senantiasa stagnan pasca krisis ekonomi 1998, dan sebelum krisis ekonomi tersebut pembangunan infrastruktur cendrung terpusat disatu wilayah, Jawa, ya  pulau Jawa sering menjadi gerbong pembangunan di Indonesia. Jalan-jalan di pulau Jawa dibangun dengan lebar 2 sampai 4 lajur dan beraspal, jalan tolnya menghubungkan seluruh propinsi di pulau Jawa, pelabuhan dibangun hampir setiap propinsi di pulau Jawa hingga bandara berlabel internasional terhampar di pulau Jawa. Hal yang timpang ini memicu kecemburuan di daerah yang tingkat pembangunan relatif rendah dibanding dengan pulau Jawa.  Hal yang paling kronis adalah tumbuh di daerah-daerah yang tertinggal tersebut rasa iri hingga benih-benih untuk merdeka, separatis. Rasa untuk mendirikan negara sendiri serta mengelola kekayaan alam secara mandiri terpikir dibenak, kemandirian untuk tidak melulu dikelola diatur oleh pemerintah pusat yang berada di Jakarta, Pulau Jawa, mereka ingin swakelola, merdeka.

Gerakan separatis tumbuh seiring terusnya ketimpangan pembangunan di Indonesia, di ujung barat, Aceh, yang kaya akan Minyak Bumi dan Gas Alam tapi miskin pembangunan infrastruktur menumbuhkan Gerakan Aceh Merdeka. Di Maluku, propinsi dengan kekayaan alam berupa gas alam dan nikel, merebak Republik Maluku Selatan, serta Papua yang melimpah dengan emas, tembaga dan Minyak Bumi serta gas alam, meronta dengan ambisi untuk merdeka lewat OPM. Pemerintah dahulu menangggapi secara represif, dengan pemikiran militer, maka timbul adu senjata, nyawa pun hilang secara sia-sia.

Daerah perbatasan juga yang paling merana dan paling cepat untuk membuat "keadilan", ketika pembangunan di daerah perbatasan dengan tingkat rasio yang minim ditambah terisolasi dari tanah air sendiri maka warga daerah perbatasan cepat untuk hinggap pada kesuksesan negeri seberang yang membangun infrastruktur hingga ke perbatasannya, Pelabuhan, jalan yang bagus dan beraspal memikat nasionalisme warga perbatasan dari Indonesia. Alhasil warga negara Indonesia di perbatasan pun bahagia dengan sinyal negeri tetangga, ditambah barang-barang kebutuhan pokok dari negeri tetangga yang murah meriah, sebagian "keadilan" itu memaksa untuk pindah kewarganegaraan karena merasakan perhatian dari negara dengan pembangunan infrastrukturnya, ironi.

Waktu berlalu kini pemerintah dibawah komando presiden Jokowi coba menghapus stigma, semua daerah, semua pulau besar, dan daerah perbatasan harus merasakan yang namanya pembangunan infrastruktur, Indonesia Sentris, tak hanya gegap gempita di pulau Jawa tapi disemua daerah, ada Sumatera dengan tol trans Sumatera dan jalur kereta api Aceh- Sumatera Utara, Kalimantan dengan jalan tol Balikpapan-samarinda, jalur kereta api, Pulau Sulawesi dengan jalan tol Manado-Bitung dan jalur rel kereta api Makasar-Pare-pare, Maluku dengan pembangunan Jembatan Merah Putih yang mendekatkan dua sisi teluk Ambon, Papua dengan jalan trans Papua sepanjang 4.300 km mulai dari Sorong, Manokwari, Enarotali, Nabire , Wamena dan Merauke. serta Jalan-jalan yang dibangun pada perbatasan di Papua.

Kinerja Kementrian PUPR 

Pembangunan Infrastruktur Indonesia sentris menjadi visi dan misi Kementrian PUPR. Dalam hal ini Kementrian PUPR mempunyai kewajiban akan 3 hal pembangunan yaitu Sumber daya air, Transportasi, dan Pemukiman. Untuk sumber daya air Kementrian PUPR mengupayakan pembangunan jaringan irigasi permukaan sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur, pembanguan jaringan irigasi ini telah dilakukan seluas 429.739 Ha, dengan jaringan  irigasi rawa seluas 202.386 Ha, dan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) seluas 14.020 Ha. Selain itu juga dengan upaya rehabilitasi Irigasi permukaan seluas 2.021.439 Ha dan pemeliharaan jaringan irigasi permukaan seluas 2.479.412,37 Ha,Kondisi jaringan  permukaan yang menjadi kewenangan pusat sampai tahun 2014, yang dalam kondisi baik telah mencapai 77,46% dan yang dalam kondisi rusak sebesar 22,54%.

Jalan tol (katadata.co.id)
Jalan tol (katadata.co.id)
Jalan yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi juga menjadi perhatian. Sesuai rencana Kementerian PUPR akan membangun 2.650 km jalan sampai 2019. Pada tahun 2015 kementerian PUPR berhasil membangun sekitar 500 km jalan nasional dengan anggaran sekitar 5 triliun Rupiah termasuk perbaikan dan perawatan jalan nasional sepanjang 45.592 km, sedangkan pembangunan jembatan/flyover/underpass/terowongan sampai saat ini  baru mencapai 62 KM. Kementerian PUPR juga memiliki target untuk membangun jalan tol sepanjang 1.000 km di seluruh nusantara. Sejak merdeka, bangsa ini baru memiliki jalan tol sepanjang total 840 Km sangat jauh jika dibandingkan negeri tetangga, Malaysia. Namun kerja cepat Kementrian PUPR berhasil membuat tol Cipali yang menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia

Guna menekan inefiseinsi dalam perdagangan antar pulau, dibangun tol laut. Kementrian PUPR membuat enam trayek tol laut yang disertai pembanguan pelabuhan dan juga pemeliharan serta pengembangan pelabuhan yang sudah ada yaitu:

 Jalur 1. Tanjung Perak (Jawa Timur), Tual (Maluku), Fak-fak (Papua Barat), Kaimana (Papua), Timika (Papua), Kaimana, Fak-fa, Tual, Tanjung Perak

 Jalur 2. Tanjung Perak (Jawa Timur), Saumlaki (Maluku), Dobo (Maluku), Merauke (Papua), Dobo, Saumlak, Tanjung Perak 

Jalur 3. Tanjung Perak-Reo (NTT), Maumere (NTT), Lewoleba (NTT), Rote (NTT), Sabu (NTT), Waingapu (NTT), Sab, Rote, Lewoleba, Maumere, Reo, Tanjung Perak 

Jalur 4. Tanjung Priok (Jakarta), Biak (Papua), Serui (Papua), Nabire (Papua), Wasior (Papua Barat), Manokwari (Papua Barat), Wasior, Nabire, Serui, Biak, Tanjung Priok 

Jalur 5. Tanjung Priok, Ternate (Maluku Utara), Tobelo (Maluku Utara), Babang (Maluku Utara), Tobelo, Ternate, Tanjung Priok 

6. Tanjung Priok, Kijang (Kepulauan Riau), Natuna (Kepulauan Riau), Kijang, Tanjung Priok. 

Tower Rusunawa (bisnis.com)
Tower Rusunawa (bisnis.com)
Untuk Perumahan sampai November 2015 tercatat kalau Kementrian PUPR sudah selesai membangun 843 unit Twin Tower dengan daya tampung 143.072 jiwa, serta 627.895 unit rumah dengan sistem FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dengan harga rumah yang berbeda seperti di daerah Jabodetabek dijual sebesar 110 juta Rupiah per unit, di Kalimantan 121 juta per unit, dan Papua 174 juta per unit. Pembangunan rumah khusus sebanyak 6.834 unit yang termasuk untuk pekerja, nelayan, perbatasan dll. Ditambah pembangunan baru rumah swadaya sebanyak 64.757 unit.

Potensi Pariwisata dan Ekonomi Dari Pembangunan Indonesia Sentris 

Pembangunan infrastruktur di Indonesia mempunyai fungsi ganda selain sebagai syarat sebuah kemajuan bangsa, pembangunan infrastruktur juga mendorong pertumbuhan ekonomi, dan juga pertumbuhan pariwisata untuk menambah berkali lipat pendapatan negara, dari itu munculah pembangunan infrastruktur Indonesia Sentris diberbagai tempat yang berkaitan dengan ekonomi serta pariwisata. Munculah konsep Toba, Monaco of Asia, yang akan membangun pertumbuhan ekonomi dengan pariwisata di sekitar danau Toba. Yang sangat disayangkan pemerintah hanya menunjang beberapa tempat wisata yang sudah punya nama seperti Raja Ampat, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Melupakan beberapa daerah yang perlu konsep istimewa dalam pembangunan infrastruktur karena akan menunjang pariwisata serta pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat Seperti: 

gelombang Bono Sungai Kampar (travel.kompas.com)
gelombang Bono Sungai Kampar (travel.kompas.com)
Teluk Meranti (Riau) dengan gelombang Bono, Teluk Meranti seketika menjadi tempat favorit para selancar, lokasinya tidak menghadap ke laut yang mempunyai kedalaman ribuan meter, tapi justru menghadap ke laut dangkal dan terjadi di muara sungai Kampar, Riau. Ya, sungai kampar menjadi fenomena bagaimana gelombangnya bisa memanjakan para surfer baik dari dalam maupun dari luar negeri. Namun sayangnya infrastruktur sendiri masih belum berkembang tercatat jalan banyak yang berlubang dan belum diaspal, hal ini sangat disayangkan mengingat gelombang Bono sudah terdengar di mancanegara

Pantai Ora (kakaban.co.id)
Pantai Ora (kakaban.co.id)
Pantai ORA, Maluku, daerah yang memiliki kawasan pesisir dengan pemandangan yang luar biasa dengan matahari terbit dan tenggelamnya. Sebuah surga dibalik pegunungan dengan pantai berpasir dengan lokasi snorkeling yang luar biasa. Sayangnya infrastruktur seperti dermaga masih terbatas untuk ke lokasi diperlukan perahu kecil dengan biaya 100 ribu rupiah per orang untuk mencapai lokasi tersebut.  

Pantai Batu Penggajawa (flobamora.net)
Pantai Batu Penggajawa (flobamora.net)
Pantai Batu Penggajawa yang dihiasi batu-batu biru muda. Pantai ini terletak di Nangapanda, Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Keindahan dari batu-batu ini mirip dengan lokasi keindahan wisata di Filipina yaitu pantai Mabua, Batu ini menjadi komoditas penting bagi penduduk sekitar. Sayangnya, eksploitasi besar-besaran untuk tujuan komersil menyebabkan jumlah batu biru di pantai ini berkurang drastis ditambah infrastrukturnya belum terlalu memadai untuk menunjang pariwisata bagi masyarakat setempat sehingga perkembangannya yang stagnan dan belum dirasakan masyarakat sekitar.

pantai timbul ngurtavur (detik.com)
pantai timbul ngurtavur (detik.com)
Pantai Timbul Ngurtavur dengan pasir putih dan lautan biru menjadi hal yang 'biasa' di Maluku, pantai berpasir putih ini menjorok atau memanjang tanpa putus ke tengah lautan sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Saat berada di pantai ini, akan merasa seperti sedang berjalan di tengah lautan luas, karena adanya pasir putih halus membelah lautan. Pantai Ngurtavur merupakan habitat burung Australian Pelikan (Pelecanus conspicillatus) yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua Nugini. Sayang pembangunan infrastruktur belum memadai seperti dermaga sehingga keindahan pantai ini belum dirasakan maksimal.

Masih banyak surga dan keindahan lain di Indonesia yang belum terjamah pembangunan infrastruktur yang memadai, semoga dengan pembangunan yang berwawasan Indonesia sentris keindahan di Indonesia bisa dinikmati banyak orang hingga akhirnya menjadi "mutiara" bagi bangsa dan negara .

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun