Beranda
Akademi Menulis PLN-KOMPASIAN(dokpri)
Humas atau hubungan masyarakat memiliki peran penting, seperti film Thank You For Smoking besutan sutradara Jason Reitman tahun 2005, yang mengisahkan tentang kehidupan Nick Taylor (Aaron Eckhart) wakil direktur Akademi Kajian Tembakau yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan rokok dan juga seorang pelobi ulung. Dengan pekerjaannya sebagai penghubungan masyarakat yang harus berhadapan dengan apa yang ada di pola pikir masyrakat bahwa merokok berbahaya.
Film yang berdurasi 92 menit ini mampu untuk tak menampilkan adegan merokok sama sekali, bahkan cendrung untuk mengkampanyekan untuk stop merokok bagi setiap orang dan juga khususnya untuk kaum remaja. Sebuah perusahaan rokok mampu mengkampanyekan untuk tidak merokok, poinnya adalah bagaimana naiknya nilai perusahaan rokok tersebut dimata masyarakat tanpa mengurangi pendapatan perusahaan. Begitulah kompleknya seorang Hubungan Masyrakat atau Humas yang harus mampu menaikkan nilai perusahaan dimata masyarakat sedangkan perusaahaan sendiri memiliki produk yang tak “bersahabat” dengan masyarakat.
Akademi Menulis PLN
PLN sendiri bukanlah perusahaan rokok, produknya, listrik, sangat-sangat diperlukan masyarakat, bukan rokok yang memiliki pro kontra dimana-mana. Nilai perusahaan pun bisa tinggi-setingginya jika aliran listrik lancar namun nyatanya banyak hambatan yang membuat PLN “hanya” diingat ketika mati lampu, yaitu saat dimana kekesalan masyarakat seketika naik dan membuat citra perusaaan luntur seketika pula. Kekesalan yang akan hilang jika aliran listrik lancar. Sayangnya kegigihan PLN mempertahankan kondisi listrik untuk tetap nyala 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu cendrung tak diingat dan diapresiasi, inilah ketidakadilan yang harus dinetralkan oleh Humas PLN.
Untuk itu baru-baru ini PLN menggelar pelatihan yang bekerja sama dengan Kompasiana bagi para pegawainya melalui seleksi essay. Ada 40 Pegawai PLN yang ingin mencoba tantangan baru harus mencoba hal ini, Pegawai yang mulai tidak “menemukan” tantangan di divisi sebelumnya juga bisa ikut. Dan akhirnya hanya 20 orang yang berkesempatan untuk menjadi bagian dari pelatihan ini.
Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai PLN ini pun mendapat mentor khusus dari Kompasiana, salah satu media warga yang memiliki pengaruh di dunia maya. Didatangkan kang Pepih Nugraha, serta ahli-ahli lainnya dalam membangun komunikasi melalui tulisan yang akan diperlukan untuk berhubungan dengan masyarakat.
Komunikasi yang dibangun walaupun dalam bentuk tulisan namun harus memiliki aspek yang dimana mampu menciptakan opini, atau profil publik, yang bukan hanya untuk dirinya tapi juga PLN sendiri. Membangun opini dan juga profil PLN yang menarik melalui tulisan dan video adalah kepentingan yang diperoleh peserta serta mengembangkan tulisan hingga mampu menerjemahkan apa yang sudah dijalankan dan dikerjakan korporasi kepada khayalak luas.
Saatnya Akademi Menulis
“Membangun Citra” itulah yang dikatakan oleh GM Usdiklat PLN bapak Wisnu Satrijono pada saat pembukaan Kompasiana Coverage Akademi di USDIKLAT PLN jalan Letjen S.Parman no 27, Jakarta Barat. Kemudian Kompasianer yang datang dibagi menjadi 3 kelompok untuk ditempatkan di 3 ruangan yaitu ruangan Diponegoro, Teuku Umar, Dan Imam Bonjol. Saya pun bergabung dengan teman-teman kompasianer di ruangan Imam Bonjol.
Ada 4 peserta magang yang berasal dari PLN sendiri untuk ikut akademi Menulis PLN-Kompasiana di ruangan Imam Bonjol yaitu Muhammad Qohar, Sumber A utami , Agus Yuswanta, dan Mohammad Arief Fatchiudin, semuanya diberi waktu 10 menit presentasi dan 40 menit untuk sesi tanya jawab, sebelumnya mereka sudah dibekali pelatihan menulis, fotografi dan video dimana hal ini penting demi membangun citra PLN yang baik dimana sesuai dengan fungsi kehumasan tersebut. Berikut ringkasan profil ke 4 peserta magang tersebut :
Muhammad R Qohar
Bapak Qohar adalah seorang Accounting namun niatnya yang luar biasa dalam membangun hubungan masyarakat membawanya ke divisi Humas Disjaya. Pak Qohar pun mengaku bahwa menulis merupakan hal yang baru dimana aktivitasnya lebih sering berhubungan dengan gadget yang ternyata memancing kecurigaan sang istri.
Tulisan pak Qohar” Ada Apa di Pasar Palmerah”, yang bercerita tentang aktivitas dipasar palmerah yang berhasil dikemas menjadi tulisan serta “Listrik Token Cara PLN disiplinkan Pelanggan Untuk Penggunaan Listrik Yang Lebih Teratur” dan “Menikmati Sensasi Grand Canyon Di Green Canyon.
3 tulisan dari pak Qohar ini mempunyai tingkat keterbacaan hingga 204 sampai tanggal 1 Mei 2016 dengan komentar 1 dan mendapat nilai 7 dari pembacanya.
Sumber A Utami
Peserta selanjutnya adalah Ibu Sumber A Utami, Ibu yang mampu menjawab dengan lugas pertanyaan para dewan juri ini adalah Humas Transmisi bagian Jawa- Bali. Selama kegiatan pelatihan tersebut, ibu Dini pangilannya mampu menghasilkan 5 Artikel diantaranya adalah “Belajar dan Berkarya di Akademi Menulis PLN-Kompasiana”, “Rujak Sehat Ala Samino”, “Pantang Pulang Sebelum Nyala” (kisah bagaimana ibu Dini menghadapi pemadaman listrik akibat terbakarnya gardu induk ),” Tim Elite PLN: Bekerja Tanpa Padam”, " Listrik Aman Masyarakat Nyaman”. Tulisan ibu Dini mempunyai tingkat keterbacaan hingga 1.051 sampai 1 Mei 2016 dengan 9 komentar dan nilai 17 point dari yang diberikan pembaca.
Agus Yuswanta
Peserta berikutnya berasal dari PLN Bangka Belitung, Pak Agus Yuswanta berhasil menulis 6 artikel diantaranya “Berguru Pada Kang Pepih”, “Enda, Dibalik Bersihnya Pasar Palmerah”, “Transmisi 150 kv selesaikan Pemadaman di Bangka”, “Kisah Pulihkan Listrik Saat Banjir : Dani, Empat Jam Diatas Pohon” (tentang pegawai PLN yang tetap menjalankan tugas walaupun sedang diterjang air bah), “Sudah Banjir Listik Padam”, “Lazis PLN Gelar Pelatihan Al Quran Braille”. Tulisan pak Agus sendiri memiliki tingkat keterbacaan hingga 3535 sampai 1 Mei 2016 dengan komentar hingga 16 dan mendapat nilai hingga 21 dari pembaca.
Moch Arief Fatchiudin
Peserta magang terakhir adalah lulusan IPB, berhasil menyusun 4 artikel diantaranya “Pepih Nugraha Berbagi tips Menulis”, ”Kemandirian Ibu Murti, Penjual Nasi di Palmerah”, “Dua tahun jelang pensiun, Joko Santoso Tetap Berdedikasi”, “Dualisme Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan, Haruskah Ada Pada Kementrian ESDM?”. Tulisan Pak Arief memiliki tingkat keterbacaan hingga 1069 sampai 1Mei 2016 dengan komentar 2 dan mendapat nilai hingga 16 dari pembaca.
Epilog
Transformasi PLN sudah berjalan sejauh ini, demi mengurangi terhambatnya aliran listrik ke rumah-rumah namun sering kali kegigihan yang luar biasa itu stak mendapat apresiasi hingga kadang PLN sering jadi sasaran apabila listrik padam. Sekarang bagaimana fungsi setiap pegawai yang berperan seperti ambasador untuk menerapkan profil yang baik dimata masyarakat, karena kadang mereka para petugas PLN benar-benar tak pulang sebelum Sebelum Nyala....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H