Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Review Piala Super Eropa : UnForced Error Chelsea Penyebab Atletico Madrid Juara

31 Agustus 2012   22:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:04 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam istilah Tenis, ada istilah Unforced Error yaitu keadaan dimana lawan dapat memperoleh angka bukan dari kehebatan mereka tapi dari kesalahan kita sendiri dan Chelsea dengan 'sempurna' melakukannya.


Jauh sebelumnya Chelsea telah memperlihatkan perubahan dalam gaya permainan, jika semasa ada Drogba, permainan fisik ala kick n rush lebih mendominasi ketimbang kombinasi satu dua antar pemain, maka setelah kedatangan gelandang-gelandang kreatif seperti Hazard dan Oscar, Chelsea pun berubah mungkin sedikit mirip tiki-taka, kombinasi satu dua, seorang pemain masuk di 4 bek sejajar lawan dan mencetak gol, ya tiki-taka sesuai keinginan big boss, Roman Abrhamovic.


Melawan Atletico Madrid, Chelsea dalam kepercayaan diri tinggi. 3 kemenangan beruntun diawal pekan liga Inggris menjadi bukti, tapi lawannya-lawannya praktis hanya Newcastle yang dianggap cukup memberatkan.


Pola permainan chelsea juga berubah-ubah tapi tidak poros Torres-Hazard-Mata yang selalu kebagian starter, melainkan posisi sayap kanan dan kiri permainan Chelsea. Mungkin dengan Hazard dan Mata cukup untuk membuat formasi diamond 4-3-2-1 tapi nyatanya ada Ryan Bertrand dan Ramirez yang membuat pola berubah menjadi 4-2-3-1, disini Di Matteo cendrung menggunakan Bertrand atau ramirez sebagai 'teman' Ashley Cole untuk menyerang disisi kiri.


Dengan jasa Ramirez membantu melukai Barcelona musim lalu, Di Matteo cendrung untuk mendorong Ramirez ikut menyerang padahal posisinya sebenarnya adalah gelandang bertahan dan kesalahan pertama ini secara 'sadar' diterapkan Di Matteo melawan Atletico Madrid semalam. Dengan ketiadaan Terry pula, lini pertahanan menjadi was-was namun dengan hanya kebobolan 2 gol di 3 pekan pertama liga Inggris, bek-bek Chelsea agak sedikit percaya diri melawan Atletico Madrid nantinya.


Melawan Attletico Madrid semalam, Chelsea dikejutkan dengan umpan-umpan yang mampu menciptakan ruang bagi Falcao di 4 bek sejajar Chelsea, dimenit ke 4 misalnya Alda turan mampu melepaskan umpan kejantung pertahanan Chelsea dan Unforced Error Chelsea mulai 'bekerja', ketika umpan dilepas, dua bek tengah Chelsea tak ada yang melompat untuk memotong umpan, alhasil Falcao mendapat bola dan langsung head to head dengan A. Cole, beruntung bola tendangan Falcao kena tiang, jantung pendukung Chelsea berkurang degupan kerasnya.


Naas bagi Chelsea dimenit ke 6 umpan yang jatuh di belakang bek tengah Chelsea membuat ruang untuk Falcao berlari dan dengan cerdik Falcao melob bola melewati Peter Cech, Atletico Madrid 1-0 Chelsea. Atletico Madrid setelah mencetak gol mencoba untuk tetap bermain dominan, tapi selepas menit ke 10, A.Madrid memperlihatkan apa yang sukses dilakukan Chelsea musim lalu, memasang 10 pemain di 1/4 lapangan A. Madrid, ya Chelsea harus melawan cattenacio yang mereka buat tahun lalu. Dengan cara tersebut Chelsea menjuarai liga champion. Opsi terbaik menghadapi taktik seperti ini adalah menyerang melalui sisi lapangan karena wilayah tengah yang sudah tertumpuk pemain Atletico Madrid dan Unforced Error Chelsea berikutnya adalah tak ada gelandang sayap untuk melepaskan umpan dari sisi lapangan. Praktis wing bek harus tertahan untuk melepas umpan jauh sebelum kotak 16 meter.


Dimenit ke 19, Chelsea mendapat apa yang disebut Tiki Taka Cattenatio, dengan serang balik dahsyat, pemain A. Madrid praktis tak mendapat tekanan dilini tengah Chelsea, karena O. Mikel (gelandang bertahan) dan Ramirez yang terlalu jauh naik untuk menyerang. Dan 3 vs 3 antara pemain A. Madrid dan Chelsea pun terjadi dengan Falcao yang menuntaskan serangan, skor 2-0.


Ketinggalan 2-0 Chelsea meningkatkan intensitas serangan namun dengan disposisi para pemain bertahan Chelsea maka kita dihadiahi 5 vs 5, 4 vs 4 dan puncaknya ketika Ramirez yang terlihat 'tanggung' antara menyerang dan bertahan dalam permainan tak mampu menghentikan Falcao yang melukai sisi sebelah kanan Chelsea yang seharusnya menjadi area Ivanovic, skor pun berubah 3-0.


Dibabak kedua, Di matteo masih penasaran membongkar lini tengah A.Madrid. Dia mencoba memasukkan Oscar mengganti pemain 'tanggung' Ramirez, tapi tetap saja peluang terbaik tetap harus melepaskan tendangan dari jarak jauh dan ini keberhasilan strategi Atletico Madrid. Tanpa ada serangan berarti Atletico Madrid percaya diri untuk menggempur Chelsea puncaknya ketika tendangan bebas yang lagi-lagi pemain Chelsea tak ada yang memotong umpan tersebut dan menyebabkan Miranda mencetak gol, skor 4-0.


Tanpa ada serangan berarti praktis bola mati menjadi andalan beserta tendangan jarak jauh. Dimenit 74 Chelsea berhasil menipiskan ketinggalan menjadi 1-4 lewat Gary Cahill memanfaatkan tendangan penjuru. Setelah itu Di Matteo mencoba menggerakan sektor penyerangan sisi kanan dan kiri dengan memasukkan Struridge dan Bertrand tapi dengan waktu yang memasuki menit 80, praktis peluang tersebut sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun