Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paralayang, Melayang Dibatas Ketinggian

7 November 2011   17:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:57 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Batas Ketinggian untuk ditakuti atau dinikmati" Jika anda bersifat Acrofobia (takut ketinggian)? mungkin anda harus mengenal olahraga satu ini, dan jika anda seseorang petualang tapi memiliki batas ketinggian yang tak dapat ditaklukkan maka tak salah untuk mencoba. Ya, paralayang sebuah olahraga ekstrem untuk meningkatkan adrenalin yang ada dalam diri, penuh sensasi dan "kegilaan tersendiri". Paralayang sekilas seperti terjun payung, tapi anda tak harus melompat dari pesawat terbang , karena cukup diperlukan bukit atau gunung yang rata dan memiliki kemiringan sekitar 20-30 derajat untuk merasakan sensasi terjun gunung. Di sekitar puncak Bogor ada lokasi yang sering digunakan yaitu Bukit Paralayang. Paralayang diterbangkan oleh seseorang yang disebut pilot, pilot ini menggantung dengan sebuah harness yang menopang tubuh si pilot melalui seat harness yang terkait bersama tali-tali parasut tersebut. Selain parasut, si pilot juga membawa windmeter, gps, variometer, radio, serta parasut cadangan. Jenis parasut sendiri terbagi untuk pemula, menengah dan mahir dengan ukuran XS, S, M, L dan LL serta disesuaikan dengan berat penerbang. Adalah seorang Pierre Lemoigne, sosok yang menyempurnakan bentuk paralayang seperti sekarang. Pada tahun 1960 ia membuat parasut yang berbentuk bulat, yang dinamakan Parasut Para Commander,  Parasut Para Commander mempunyai sisi aerodinamis yang lebih baik dan pengendalian yang tidak menyulitkan daripada awalnya, jadilah seorang Pierre menjadi pembaharu olahraga penguji nyali tersebut. Ternyata bentuk bulat dari parasut kembali berkembang dan kini menjadi persegi dengan dua pemukaan yang dipisahkan oleh rongga, dua permukaan dalam hal ini lebih  mudah untuk memanfaatkan lintasan udara yang terperangkap diparasut, oleh penemunya Domina Jalbert disebut sistem "Ram Air". Parasut untuk paralayang terus mengalami penyempurnaan seperti sekarang.

Di Indonesia sendiri Paralayang mulai diperkenalkan pada tahun 90-an oleh kelompok Mega Raya Paralayang Indonesia (MERAPI) di Jogjakarta. Sampai sekarang MERAPI merupakan klub dan sekolah Paralayang dengan sertifikasi yang diakui di Internasional. Di Indonesia Paralayang berada dalam naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) dan sudah dipertandingkan pada tingkat PON (Pekan Olahraga Nasional) serta Sea Games. Mungkin ada pertanyaan yang muncul tentang Gantole dan Paralayang, apakah mereka 2 istilah untuk satu nama atau tidak. Gantole dan Paralayang adalah dua jenis olahraga ekstrem yang berbeda, perbedaannya terlihat dari alat yang digunakan. Jika Paralayang menggunakan parasut sedangkan Gantole menggunakan rangkaian besi yang berbentuk layang-layang yang bisa diterbangkan menggunakan angin atau mesin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun