Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Memenangi AFTA Melalui Bus Lokal Indonesia

2 April 2014   06:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="230" caption="made in Indonesia gambar dari finance.detik.com"][/caption] Disaat bangun tidur, haus? ingin minum apa? ada sejumlah pilihan, salah satunya air mineral bermerek "Aqua" (74% sahamnya milik Danone perusahan Perancis) atau teh Sariwangi (100% saham milik Unilever Inggris) atau juga minum susu SGM (milik Sari Husada yang sahamnya 82 % sahamnya dimiliki Numimco Belanda). Di saat mandi menanti sabun Lux, Lifebuoy, Clear, Sunslik dan Pepsodent (Milik Unilever, Inggris), Selesai sarapan keluar rumah naik motor atau mobil yang buatan Jepang, Jerman, Amerika Serikat. Sesampai dikantor menyalakan AC , TV yang merupakan buatan Jepang dan Korea Selatan. Saat mulai bekerja mulai menggunakan komputer dan hp yang masing-masing buatan Amerika Serikat, China dan Korea Selatan. Belum lagi operator HP di Indonesia, yang rata-rata dimilik asing, Telkomsel ( milik Singapura melalui Singtel), Indosat (milik Qatar), dan XL, Axis yang berasal dari Malaysia. Pulang kantor mampir Hero Supermarket yang dimilik Malaysia  dan Giant yang dimiliki Dairy Farm Internasional yang berasal dari Hongkong. Malam-malam mampir Circle-K  atau 7Eleven yang merupakan waralaba dari Amerika Serikat. Kalau lapar mampir ke restoran fastfood pilihannya MCD, KFC dan PizzaHut yang juga dari Amerika Serikat. Tak lupa membangun rumah memakai Indocement yang dimiliki Heidelberg Jerman, Semen Cibinong yang dikuasai Holcim (Swiss). Namun demikian tidak berarti harus pasrah dengan invasi produk asing. Kebangkitan industri nasional mesti terus digelorakan.  Kebangkitan industri nasional mesti terus digelorakan. Dan itu dimulai dari kebangkitan dalam hal inovasi sains dan teknologi. Proton Untuk Asean [caption id="" align="aligncenter" width="294" caption="mobil proton gambar dari perkembanganteknologi.com"]

mobil proton gambar dari perkembanganteknologi.com
mobil proton gambar dari perkembanganteknologi.com
[/caption] Menjelang pasar bebas negara Asean, negara-negara di kawasan berlomba untuk memperkenalkan produk yang umumnya berinovasi di industri makanan dan minuman karena untuk bidang teknologi tinggi seperti kendaraan, elektronik atau komputer masih sangat jarang produk-produk asli Asean untuk muncul. Praktis hanya Proton yang bercirikan  dari negara Asean yaitu Malaysia  muncul untuk menjadi pemenang AFTA. Kemajuan Proton bukan hanya didalam  negeri di semenanjung Malaya itu saja tapi Proton berani berekspansi keluar negeri, Indonesia bahkan Australia menjadi ladang Proton Holding bhd untuk mengais  rejeki.  Masa ini terjadi sebelum ada AFTA  bisa dibayangkan ekspansi Proton setelah adanya AFTA , Proton akan merajalela dengan konsep  inovasi teknologinya di Asia Tenggara. Produk Indonesia PT INKA Pasti anda bertanya apakah Indonesia punya produk otomotif asli dalam negeri yang bisa bersaing dengan Proton Holding BHD. Ya, beberapa tahun terakhir sejumlah harapan sempat muncul dihadapan publik lewat Esemka, Tawon bahkan PT INKA  ikut membangun industri otomotif lewat bus trans Jakarta gandengnya. Namun apa daya semuanya hanya angan belaka, kemajuan hanya impian belaka seperti pungguk merindukan bulan begitulah nasib  inovasi Teknologi asli Indonesia lewat PT INKA. [caption id="" align="aligncenter" width="194" caption="Inobus gambar dari bismania.com"][/caption] Bus merek Inobus yang sempat diusung BUMN PT INKA ternyata hanya riwayat masa lalu saja, yang  ada sekarang hanya sejarah bahwa PT Trans Jakarta pernah menggunakan bus  dengan merek lokal.  Kini PT  Trans Jakarta melabuhkan pilihan kepada bus-bus made in China yang akhirnya bermasalah dengan berbagai karat menghiasi komponennya, padahal bus ini berharga setara 3 milyar namun kualitas abal-abal. Kita harus melihat bagaimana bangsa Korea Selatan yang begitu tergila-gila akan produk dalam negerinya, sehingga produk dalam negeri mereka mampu percaya diri untuk berjaya di luar negeri. Tanpa ada dukungan dari dalam negeri apalah artinya inovasi teknologi lokal dan sekarang tak ada hal ini langka di Indonesia. Jakarta Dengan Bus Made  In Indonesianya Jakarta adalah contoh  atau rule model  didaerah.  Artinya apa yang dilakukan didaerah akan ditiru dan  dicontoh daerah, contohnya BRT Trans Jakarta, lewat  konsep BRTnya Jakarta sukses membuat daerah-daerah lain untuk ikut latah serta membangunnya.  Tercatat Yogyakarta, Solo, Palembang, Bandar Lampung, PekanBaru, Padang hingga  Manado mempunyai konsep BRT seperti Trans Jakarta walaupun tak sama persis  namun tetap dengan konsep  mengedepankan transportasi untuk publik. [caption id="" align="aligncenter" width="275" caption="Railbus padang gambar dari skyscrapercity.com"]
Railbus padang gambar dari skyscrapercity.com
Railbus padang gambar dari skyscrapercity.com
[/caption] Sekarang mari dibayangkan  jadinya jika gubernur Jakarta berkeras  hati dengan mengedepankan produk lokal. Artinya puluhan hingga ratusan Trans Jakarta bermerek dari bus lokal dari PT INKA. Akan banyak lapangan kerja yang terbentuk didaerah PT INKA yaitu Madiun untuk membangun banyak pesanan  tersebut  karena untuk membangun bus lokal dengan konsep gandeng bukan hanya rangka bis dengan mesin saja tapi ada juga industri jok bus, kaca dan banyak lagi industri lokal untuk membangun bus  lokal. Sayang  konsep ini lewat begitu saja di gubernur Jakarta saat ini. Hingga daerah lain seperti enggan menggunakannya. Epilog Tapi ada kabar gembira bagaimana Trans Padang  yang memesan bus Transnya serta Rail Bus dari PT INKA  dan semoga daerah lain ikut mencontohnya.  Seperti kata bijak, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Karena masuk diera AFTA  pepatah tersebut sedikit diubah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai produk lokalnya, siapkah kita?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun