LPDP diawali dengan keprihatinan tentang minimnya jumlah sarjana Magister dan Doctor di Indonesia, minim karena tidak sesuai dengan perbandingan jumlah penduduk . Bandingkan dengan negara tetanga yang mempunyai lulusan S3 yang relatif besar misalnya Malaysia yang memiliki 14.000 dengan jumlah penduduk kisaran 30 juta sedangkan Indonesia yang jumlah penduduk 8 kali lipat dari Malaysia hanya mempunyai 23000 ribu orang tamatan S3 tentu ini menjadi keprihatinan bagi dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, maka dari itu Indonesia membutuhkan setidaknya 100.000 s3 baru untuk memenuhi keseimbangan dan lahirlah pengelolaan dana beasiswa melalui LPDP.
LPDP mempunyai direktur utama yang berada dibawah menteri keuangan namun LPDP juga memiliki 3 lembaga pengawas seperti MenKeu, MenDikbud dan MeNag. Dengan visi Menjadi Lembaga Pengelola Dana Tingkat Regional Untuk menyiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi, LPDP juga mempunyai misi menjamin keberlangsungan dana pendidikan bagi generasi selanjutnya.
[caption id="attachment_333359" align="aligncenter" width="300" caption="visi dan misi LPDP (doc pribadi)"]
Ada 3 jenis beasiswa diLPDP, yang pertama beasiswa reguler untuk magister dan doktor, beasiswa tesis dan disertasi serta beasiswa Afirmasi belum lagi beasiswa Predential Scholarship. Beasiswa ini diberikan dengan syarat lulus S1 dengan IPK 3.00 untuk reguler dan S2 dengan IPK 3,25 dengan usia maksimal 35 untuk tamatan S1 dan 40 tahun untuk tamatan S2.
[caption id="attachment_333361" align="aligncenter" width="300" caption="Jumlah penerima beasiswa LPDP (doc pribadi)"]
Dan ini yang menarik karena beasiswa yang selama ini dikenal sebagai kendaraan untuk siswa atau mahasiswa jenius tapi di LPDP beasiswa bisa dimiliki oleh mahasiswa dengan kemampuan biasa. Seperti LPDP yang akan mengklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu kelompok mahasiswa jenius dan kelompok mahasiswa yang mempunyai leadership. Sehingga akan ada pemerataan dari sisi penerima beasiswa. Ditambah lagi beasiswa ini juga diberikan untuk saudara-saudara kita yang berada di pedalaman dengan wilayah yang berada di luar pulau Jawa. Minimnya infrastruktur didaerah sehingga lembaga dan institusi pendidikan yang tidak mencapai standar kompentensi yang diinginkan. Kini ketika kesempatan yang begitu besar ada untuk memfasilitasi kita kenapa harus dilewatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H