Negara ini pernah dalam masa keemasan untuk bidang pendidikan. Semua pegawai pemerintah dan siswa atau mahasiswa unggulan diberikan kesempatan untuk meniti ilmu sampai jauh ke luar negeri. Negeri ini memiliki mimpi untuk menjadi besar tak peduli masa kemerdekan  yang saat itu masih terhitung singkat, mimpi menjadi negara maju itu digantung dengan ketinggian mencapai langit.
Pesawat, Satelit, Kapal Laut, Chip Komputer serta masih banyak lagi bidang teknologi yang ingin dikembangkan oleh pemerintah Indonesia saat itu. Disebarlah para mahasiswa dan siswa  yang jenius itu ke universitas terbaik didunia. Hasilnya, munculah pak BJ Habibie sebagai salah satu ilmuwan, birokrat dan presiden bagi bangsa ini. Era pak Bj Habibie memunculkan banyak anak bangsa untuk kembali pulang dan membangun bangsa. Anak-anak muda yang jenius itu membangun IPTN (sekarang PT DI), PT PAL DAN PT PIndad serta banyak lagi. Namun krisis monoter menghambat impian negara ini untuk maju. Biaya untuk beasiswa tersedot untuk pemulihan ekonomi, banyak anak berprestasi tertunda untuk membangun mimpi kuliah diluar negeri. Pemerintah melupakan sesuatu yang bernama teknologi lewat sebuah pendidikan.
Era Reformasi
Perlahan namun pasti perekonomian kembali pulih. Pemerintah memperbaiki citra dari negara yang sakit karena ekonomi menjadi negara dengan ekonomi stabil. Ini menjadi peluang bagi pemerintah untuk kembali mengejar program-program yang dahulu hilang karena konsentrasi yang tinggi terhadap pemulihan ekonomi, salah satunya bidang pendidikan.
[caption id="attachment_333357" align="aligncenter" width="300" caption="perbandingan jumlah S3 dinegara lain (doc pribadi)"][/caption]
Dibidang pendidikan Indonesia tertinggal beberapa langkah dari egara tetangga. Lagi-lagi krisis monoter menjadi kambing hitam untuk disalahkan, benar memang pemerintah tak punya dana tapi tak berarti pemerintah berpangku tangan untuk melihat ketertinggalan.  Karena amanat  ini sesuai dengan UUD 1945.
Lihatlah bagaimana indeks pendidikan di Indonesia  yang menempati peringkat 64 tahun 2012 dari 120 negara hal ini juga berkorelasi dengan pembangunan dimana indeks pembangunan manusia yang berada pada peringkat 121 dari 185 negara. Anda bisa melihat bagaimana pendidikan berkorelasi dengan pembangunan.
Beasiswa LPDP
Pendidikan yang kehilangan perhatian pemerintah coba untuk ditingkatkan lagi. Dimulai dari besarnya APBN yang dialirkan untuk pendidikan melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan yang didalmnya ikut membangun lembaga-lembaga atau institusi pendidikan  termasuk sekolah dan universitas.
[caption id="attachment_333358" align="aligncenter" width="300" caption="para petinggi LPDP kecuali baju kuning hahaha (doc pribadi)"]
Kini pemerintah kembali menghidupkan program beasiswa dengan disebar dibanyak kementrian dan lembaga. Salah satunya di Kementrian Keuangan melalui Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).