Mohon tunggu...
Caraka Kasyapi
Caraka Kasyapi Mohon Tunggu... -

Masih belajar. Dari Asahan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tapi Murid ?

12 Januari 2016   11:20 Diperbarui: 12 Januari 2016   14:04 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduk manis dengan senyum sumringah

Berbagai ekspresi ku jumpai setiap pagi

---------

“Ibu aku ingin kreativitasku bebas ?”

“Muridku buatkanlah puisi dari pelajaran matematika tadi ?”

Aku senang

---------

Duduk belajar

“Ibu kenapa saya tidak 100 ? kan saya benar”

“Tapi murid tadi kamu mencontek sayang, itu tidak baik bukan hasil usahamu”

---------

Tepat sebelum ujian

“Itu harus kalian kerjakan dengan benar dan cepat”

“Loh bu aku pengen lama  dan benar” kelakar murid sambil tertawa

“Iya nanti akan ada ujian seperti itu muridku”

“Ujian apakah itu bu?”

“Pencarian jati dirimu nak, bakal lama dan terakhir kamu akan benar. Yang penting kamu harus mlaku – mlaku. Sabarlah dalam penantian nak” kelakar gurunya sambil menahan tawa

---------

Muridku, kenapa sekarang kamu banyak mengeluh ?

Tapi muridku, kamu juga harus mengeluh.

Tapi kamu akan bersyukur di akhir cerita.

Aku dulu mencari ilmuku harus mendayung sepeda sejauh – jauhnya.

Dengan sepedaku, aku mengeluh, keringat bercucuran karena kelelahan.

Dan sekarang aku bersyukur.

Dan aku bersyukur ketika menerima seonggokan gaji muridku.

Aku juga memiliki anak seperti kamu muridku.

Aku hanya bekerja agar bisa menyekolahkan anakku juga.

Aku juga mengabdi walaupun mengabdi itu tidak ada yang total ikhlas mengabdi sayang.

Aku hanya senang melihat kalian tersenyum di pagi hari.

---------

Aku hanya menjalankan kurikulum dari penguasa yang diatas.

Kami tidak bisa menolak sayang.

Yang bisa menolak adalah pakar pendidikan berdasi.

Aku hanya guru sd muridku.

---------

“Ibu kami hanya bebas, dengan pikiran kami tanpa ada paksaan”

“Tapi muridku kamu juga butuh pelajaran ini disini, kamu bisa belajar di luar sekolah muridku, belajar memahami jiwa – jiwa manusia, dari pancasila sila pertama saja kamu bisa belajar, kamu bertuhan dan kita akan selalu berkasih sayang”jawab gurunya

“Oke bu, terima kasih bu”jawab muridnya dengan sumringah

“Mari kita berdoa menurut agama masing – masing sebelum pulang”

---------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun