K.H. Abdurrahman wahid atau yang lebih akrab dengan sebutan Gus dur lahir dijombang, jawa timur, 07 September 1940 Adalah tokoh muslim Indonesia dan menjadi pemimpin politik yang menjadi presiden tahun 1999. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil Namun cukup dikenal dengan nama wahid kemudian lebih dikenal dengan sebutan Gus dur.Â
Gus adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiyai. Gus dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, Ia lahir dalam keluarga terhormat dalam komunitas islam di jawa timur, kakek dari ayahnya KH. Hasyim Asyari pendiri nahdlatul ulama (NU). Setelah lulus sekolah dasar, gus dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta pada tahun 1953. Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama
tersebut, hobi membacanya semakin mendapatkan tempat. Misalnya, gus dur
didorong oleh gurunya untuk belajar Bahasa inggris.
Setelah menghabiskan dua tahun di pesantren tegalrejo, gus dur pindah kembali kejombang dan tinggal dipesantren tambak beras. Saat itu usianya beru saja mencapai 20 tahun. Di pesantren milik pamannya K.H. Abdul Fatah itu ia menjadi ustadz
dan menjadi ketua keamanan. Pada usia 22 tahun, Ia berangkat ke tanah suci mekah untuk menunaikan ibadah haji yang kemudian diteruskan ke mesir untuk melanjutkan studi di universitas Al Azhar. Pada tahun 1966 gus dur pindah ke irak, sebuah negara modern yang
memiliki peradaban islam yang cukup maju. Selama di bagdad gus dur memfokuskan diri pada riset mengenai sejarah Indonesia. Ia kemudian banyak membaca literatur tentang islam dan Indonesia ternya banyak ditemukan di perpustakaan Baghdad dan gus dur menyelesaikan penelitiannya dengan baik.
Ketika kuliah di Baghdad gus dur senang sekali membaca dan mempelajari teori teori social seperti Das kapital karya mark, what is to be done karya lenin, juga tulisan-tulisan karya plato dan Aristoteles. Namun tetap saja Gus dur adalah sosok kiyai NU yang tak lepas dari tradisi pesantren yang gemar berziarah kubur, membaca sholawat, membaca berjanji, menghormati ulama dan mengikuti ajaran ahlussunnah wal jama'ah yang diikuti oleh mayoritas masyarakat NU. Apalgi gus dur anak tertua K.H. Wahid hasyim dan cucu K.H. Hasyim asyari.
PEMIKIRAN GUS DUR
Menurut Gus dur emikiran dan periaku manusia dilatar belakangi oleh beberapa faktor. Pertama, pandangan kultural cara pandang ini melihat bahwa cara berfikir orang biasanya dipengarusi oleh system prakonsepsi yang tertanam sejak kecil akibat lingkungan sosialnya. Kedua, kedudukan social. Pandangan seseorang dipengaruhi klasifikasi kelas social dan posisi sosialnya. Ketiga, dipengaruhi oleh kondisi emosialnya.
Dengan berpedoman di atas dapat dipahami bahwa pemikiran-pemikiran yang berkembang di dunia pesantren dimana gus dur lahir dan dibesarkan, lebih tepatnya lagi pemikiran gus dur tidak lepas dari pemikiran ayahnya K.H. Wahid
hasyim.
MASYARAKAT BERAGAMA
Sebagai seorang pemimpin, cendekiawan muslim, dan dai, gus dur pasti mempunyai impian dan cita-cita yang ingin dicapai dalam perjuangan hidupnya. Terlebih dalam kehidupan beragama ditanah air ini. Lalu bagaimana cita-cita gus
dur dalam hal beragama? Menurut Bishri Effendi, Gus dur mrnginginkan kehidupan beragama yang ramah. Masing-masing umat beragama meyakini
kebenaran agama yang dianut. Sebab hanya dalam keyakinan yang tulus terletak makna keberagaman yang hakiki. Suasana saling menghormati itu juga berlaku di antara pemeluk agama yang lain. Sebab, dalam masing-masing umat satu agama juga terbuka perbedaan bahkan
pertentangan keyakinan, tapi mereka tidak perlu menjegal satu sama lain dan semuanya berhak hidup dibumi tuhan yang satu.Â
Dengan kata lain, Gus dur tampaknya ingin melihat bahwa dalam tanaman Indonesia, aneka macam bunga biarlah tumbuh secara wajar tanpa diganggu dan dihalangi apalagi dipaksa-paksa. Oleh karna itu, dalam pemikiran gus dur Departemen agama pada era pemerintahan gus dur, sebagai aparat negara adalah milik semua orang dan melayani semuanya. Oleh karna itu, gus dur meminta agar departemen agama harus bersikap adil dan bijaksana dengan memperhatikan semua elemen. Dalam pandangan gus dur semua umat beragama memiliki kebebasan bereksistensi dan
berekspresi sesuai dengan keyakinannya.
GUS DUR BAPAK PLURALISME
Gus dur dikenal oleh masyarakat banyak sebagai bapak pluralisme, ia menginginkan hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, golongan, budaya dan agama. Gus dur menulis sebuah buku yang berjudul "islamku, islam anda, islam kita". Pluralism dan pembelaan adalah dua kata kunci dalam kumpulan tulisan gus dur. Tulisan ini di angkat dari perspektif korban, terutama minoritas agama, gender,keyakinan, etnis, warna kulit, posisi social. "Tuhan tak perlu dibela" kata gus dur,tapi umat-Nya atau masyarkat yang perlu dibela.