Mohon tunggu...
Haekal Fikri Ramadhan
Haekal Fikri Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Hidup adalah pilihan...

Mahasiswa Tingkat 2, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Nabi Muhammad SAW Hidup di Zaman Sekarang

16 November 2019   16:04 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:27 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana Jika Nabi Muhammad SAW Hidup di Zaman Sekarang? (unsplash/abdullah-oguk)

Siapakah yang tidak mengenal sosok Nabi Muhammad SAW?

Tentu kita sebagai umatnya mengenal betul sosok, jasa dan perjuangnannya dalam menyebarkan agama islam.
Beliau SAW adalah manusia pilihan sekaligus seorang nabi dan rasul akhir zaman, tidak ada lagi nabi setelahnya.
Perjuangannya dalam menegakan agama islam tidaklah mudah, banyak sekali rintangan yang dihadapi namun beliau tetap sabar dalam menghadapinya.

Disini saya akan memaparkan sedikit tentang keistimewaan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Keistimewaan Nabi Muhammad SAW

Menurut Syekh Ali Jum'ah didalam kitabnya  " A'rif Nabiyyaka " dijelaskan Nabi Muhammad SAW memiliki tempat khusus disisi-Nya, tempat yang sangat agung, Maka tidaklah heran jika beliau di sebut Sayyid waladi adam bahkan disebut sebagai tuan seluruh alam semesta dan isinya. Sungguh betapa mulianya Nabi Muhammad SAW.

Baca juga : Jika Nabi Muhammad Masih Hidup Sekarang dan Nabi Isa Turun di Zaman Modern

Sumber: Islampos.com
Sumber: Islampos.com

1. Syekh Ali Jum'ah menjelaskan didalam kitabnya bahwa Nabi Muhammad SAW dianugrahi keistimewaan daripada Nabi-Nabi sebelumnya dari segi panggilan.

Nabi Nuh AS.
Allah SWT berfirman:

 "Dia (Allah) berfirman, Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu.
( QS. Hud : Ayat: 46)

Nabi Ibrahim AS.
Allah SWT berfirman:
 "Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini."
( QS. Hud : Ayat 76)

Baca juga : Mencontoh Nabi Muhammad yang Pemaaf

Nabi Musa AS.
Allah SWT berfirman:
"(Allah berfirman), Wahai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana,"
(QS. An-Naml 27: Ayat 9)

Nabi Isa AS.
Allah SWT berfirman:

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman, Wahai 'Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku,"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 55)

Nabi Dawud AS.
Allah SWT berfirman:
"(Allah berfirman), Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi."
(QS. Sad 38: Ayat 26)

Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman:
"Wahai Nabi (Muhammad)!"
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 70)

Allah SWT berfirman:

"Wahai orang yang berkemul (berselimut)!"
(QS. Al-Muddassir 74: Ayat 1)

Allah SWT berfirman:
"Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!"
(QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 1)

Dari situ sudah jelas bahwa Allah SWT berbeda dalam memanggil Nabi SAW daripada Nabi sebelumnya.

Baca juga : Meneladani Sifat Nabi Muhammad

2. Allah SWT memuji Akhlak Nabi Muhammad SAW sebagaimana dalam firman-Nya:

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur."
(QS. Al-Qalam 68: Ayat 4)

Cara berinteraksi dengan Nabi Muhammad SAW

Sungguh Nabi SAW adalah manusia paling mulia, lantas bagaimana jika seandainya Nabi Muhammad SAW hidup dijaman sekarang, Bagaimanakah cara berinteraksi dengan Nabi?
Apakah cara kita menyapanya sama dengan menyapa orang lain?
Bagaimanakah etika bertamu kepada Nabi?

Disini saya akan menjelaskannya menurut perspektif Al Qur'an.

1. Jangan menyapa beliau SAW sepeti menyapa orang lain: Hai Muhammad!
Allah SWT berfirman:
 "Janganlah kamu jadikan panggilan rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)."
(QS. An-Nur 24: Ayat 63)

2. Merendahkan suara jika berkomunikasi dengan Nabi
Allah SWT berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 2)

3. Etika bertamu ke rumah Nabi
Allah SWT berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. 

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. 

Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelahnya (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 53)

4. Jangan bertanya hal yang tidak penting dan tidak patut dipertanyakan kepada Nabi
Allah SWT berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, (justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur'an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 101)

5. Patuh kepada Allah dan Rasul-Nya
Allah SWT berfirman:

"Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, Kami mendengar, dan kami taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. An-Nur 24: Ayat 51)

Demikianlah setidaknya ada 5 etika yang harus diperhatikan jika berinteraksi dengan Nabi Muhammad SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun