Mohon tunggu...
Haedar Ardi Aqsha
Haedar Ardi Aqsha Mohon Tunggu... PNS di Badan Pusat Statistik -

Statistisi, Writer, Treveller follow me : Blog : haedarardi.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Potret Kemiskinan Anak di Indonesia

29 Agustus 2017   09:32 Diperbarui: 22 Juli 2019   14:06 12351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perhitungan dan analisis kemiskinan makro indonesia 2016. BPS

Meskipun tidak ada hubungan langsung antara pendidikan dan kemiskinan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak akan semakin besar. 

Oleh karena itu, untuk menyukseskan program pengetasan kemiskinan, pemerintah harus mengedepankan sektor pendidikan. Hasilnya memang tak langsung dirasakan seperti halnya program Bantuan Langsung Tunai (BLT), akan tetapi untuk investasi jangka panjang. Pembangunan kualitas sumberdaya manusia merupakan modal yang sangat bagus buat kelangsungan suatu bangsa dan negara.

Jumlah Anggota Rumah Tangga

Jumlah anggota rumah tangga juga turut mempengaruhi kemiskinan anak. Semakin banyak jumlah anggota rumah tangganya, semakin besar pula peluang terjadinya fenomena kemiskinan anak. Dari hasil analisis diperoleh, bahwa satu dari empat anak yang tinggal di rumah tangga yang mempunyai jumlah anggota rumah tangga lebih dari tujuh akan mengalami kemiskinan. 

Memang tak bisa dipungkiri lagi, semakin banyak anggota rumah tangga, maka beban pengeluaran rumah tangga tersebut akan semakin besar. Jika terjadi guncangan ekonomi, maka anak-anak lah yang menjadi korbannya, entah itu putus sekolah ataupun munculnya pekerja anak.

Status Migran/Bukan Migran Kepala Rumah Tangga

Hasil kajian dari publikasi BPS Analisis Kemiskinan Anak dan Deprivasi Hak-Hak Dasar Anak 2016 menyebutkan bahwa anak yang tinggal bersama kepala rumah tangga bukan migran akan mengalami peluang dua kali lebih besar untuk hidup dalam kemiskinan daripada anak yang tinggal bersama kepala rumah tangga migran. 

Kesempatan kerja yang lebih baik di perantauan akan memberikan penghidupan yang lebih layak dari segi ekonomi maupun dalam memperoleh fasilitas-fasilitas dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan fasilitas umum lainnya. Selain itu, tentunya ada perbedaan cara pandang orang migran dan bukan migran, semangat untuk memperbaiki kualitas hidup dari segi ekonomi maupun sosial membuat mereka lebih bekerja keras dan berpikiran lebih terbuka.

 Sumber : Publikasi BPS Juli 2017, "Analisis Kemiskinan Anak dan Deprivasi Hak-Hak Dasar Anak di Indonesia."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun