Dari semua kelompok umur (anak-anak, remaja, pemuda dan lansia), kelompok anak-anaklah yang mempunyai jumlah persentase kemiskinan tertinggi. Hal ini diduga karena tingkat ketergantungan anak terhadap orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka masih tinggi. Selain itu, masih rendahnya kemandirian mereka dari segi ekonomi juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan anak.
Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Anak
Daerah Tempat Tinggal (Pedesaan dan Perkotaan)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan anak, diantaranya yaitu daerah tempat tinggal (perkotaan dan pedesaan) dan karakteristik rumah tangga. Persentase anak miskin di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan dengan yang berada di perkotaan.Â
Hal ini selaras dengan data kemiskinan makro yang menunjukkan jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak daripada penduduk miskin di perkotaan. Anak yang tinggal dalam keluarga yang miskin, akan terseret dalam lubang kemiskinan yang telah dibuat oleh silsilah keluarganya. Ini bisa diibaratkan sebagai efek berantai. Orang tua yang hidup dalam kemiskinan akan melahirkan anak yang miskin pula.
Karakteristik Rumah Tangga
Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga
Memang tak bisa dipungkiri lagi jika laki-laki memang dikodratkan sebagai kepala rumah tangga sekaligus tulang punggung keluarga. Berdasarkan hasil Analisis Kemiskinan Makro (BPS,2016), menyebutkan persentase wanita yang mengepalai rumah tangga miskin lebih besar daripada persentase rumah tangga tidak miskin.Â
Dari hasil analisis tersebut terlihat jelas bahwa rumah tangga yang dikepalai oleh seorang perempuan mempunyai resiko jatuh miskin lebih besar daripada yang dikepalai oleh laki-laki. Sehinnga, anak-anak yang hidup bersama kepala rumah tangga perempuan mempunyai peluang lebih besar untuk hidup dalam kemiskinan daripa hidup bersama kepala rumah tangga laki-laki.
Pendidikan Kepala Rumah Tangga
Pendidikan kepela rumah tangga juga mempengaruhi kemiskinan anak. Lebih dari 70 persen anak miskin tinggal bersama kepala rumah tangga dengan pendidikan tamat SD ke bawah. Hal ini mengindikasikan bahwa peran pendidikan sangat vital dalam pengetasan kemiskinan.Â