Pulo Ampel, Kabupaten Serang — Pada hari Kamis, 21 Agustus 2024, Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk "Stop Bullying!" di SMPN 2 Satu Atap Kali Keranjang, Pulo Ampel, Kabupaten Serang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat bagian bidang hukum yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak negatif bullying di lingkungan sekolah.
Bullying telah menjadi masalah serius yang berdampak luas pada kesehatan mental dan perkembangan sosial siswa. Menyadari pentingnya menangani isu ini, mahasiswa KKM Universitas Bina Bangsa memilih SMPN 2 Satu Atap Kali Keranjang sebagai lokasi sosialisasi, mengingat tingginya kerentanan siswa usia remaja terhadap perilaku bullying. Kegiatan ini juga selaras dengan upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan.
Acara sosialisasi dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan sambutan dari Ibu Novrita Tri Yulvia, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Ahmad Fauzi, S.Pd selaku perwakilan guru SMPN 2 Satu Atap Kali Keranjang, dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa KKM Universitas Bina Bangsa atas kepedulian mereka terhadap masalah bullying di sekolah. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi siswa dan menciptakan budaya sekolah yang lebih kondusif.
“Kami sangat berterima kasih kepada para mahasiswa yang telah memilih sekolah kami sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini. Bullying adalah masalah yang harus kita hadapi bersama, dan melalui sosialisasi ini, kami berharap para siswa dapat lebih memahami dan menghindari tindakan tersebut,” ujar Bapak Ahmad Fauzi. Terakhir sambutan dari Agung Wijaya selaku Ketua Kelompok 21 KKM Universitas Bina Bangsa.
Sosialisasi dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Bapak Agung Prabowo Wisnubroto, M.Psi, Psi selaku pemateri dari Universitas Bina Bangsa. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek bullying, mulai dari definisi, jenis-jenis bullying (fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying), hingga dampak negatif yang ditimbulkan, baik bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan.
Pak Agung menggunakan berbagai metode penyampaian untuk memastikan materi dapat dipahami dengan baik oleh para siswa. Di antaranya adalah presentasi interaktif menggunakan media audio-visual dan permainan peran (role-playing). Dalam sesi role-playing, para siswa diajak untuk memerankan situasi-situasi yang sering terjadi dalam kasus bullying dan bagaimana cara efektif untuk menghadapinya.
Para siswa SMPN 2 Satu Atap Kali Keranjang sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka aktif bertanya dan berbagi pengalaman terkait bullying, baik sebagai saksi maupun korban. Salah satu siswa, Rina, mengungkapkan pengalamannya yang pernah menjadi korban bullying verbal. Ia merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini karena sekarang ia lebih mengerti bagaimana harus bersikap dan meminta bantuan jika mengalami hal serupa di masa depan.
Selain itu, para Pak Agung juga menekankan pentingnya dukungan dari teman sebaya. Mereka diajak untuk saling mendukung dan tidak menjadi penonton pasif ketika menyaksikan tindakan bullying terjadi. Dukungan sosial dari teman-teman sebaya dapat menjadi salah satu kunci untuk menghentikan bullying di sekolah.
Sebelum dilakukan penutupan, dilakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah disampaikan oleh Pak Agung, yang kemudian dilanjutkan oleh pembagian hadiah kepada siswa siswi yang bertanya dan menjawab pertanyaan.
Sebagai penutup kegiatan, dilakukan seruan kepada seluruh siswa berkomitmen bersama untuk tidak melakukan, mendukung, atau membiarkan tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan tidak hanya memberikan edukasi jangka pendek, tetapi juga mampu menanamkan nilai-nilai anti-bullying dalam jangka panjang di kalangan siswa SMPN 2 Satu Atap Kali Keranjang. Mahasiswa KKM Universitas Bina Bangsa berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan dan memberikan dukungan lanjutan agar pesan anti-bullying dapat terus hidup dalam budaya sekolah.
“Kami sangat bangga bisa berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain untuk mengambil langkah serupa dalam mencegah dan menangani bullying,” tutup Osep Ahmad Al Afghani.
Dengan terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini Mahasiswa KKM Universitas Bina Bangsa berharap agar kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat luas untuk lebih peduli dan proaktif dalam melawan bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H