Setiap pilkada dan pilpres di Indonesia selalu timbul dan menyisakan banyak kisah-kisah negosiasi elit politik dengan para kadernya dengan menggunakan gerakan arus atas dan atau arus bawah yang bersiliweran dalam negosiasi politik. Para konstituen kadang bingung dan tidak tahu arah juntrungannya apa isu-isu politik yang bisa berbalik arah tiba-tiba.
Dari gerakan-gerakan manuver politik koalisi kekeluargaan di DPR DKI yang kemudian pecah. Ternyata Parpol masing-masing membuat koalisi sendiri-sendiri dan kemudian mengusung dua cagub dan cawagub yaitu Anies-Uno dan Agus-Sylviana untuk melawan gubernur dan cagub petahana Ahok-dJarot.
Kisah gerakan politik dengan berita ada campur tangan Pratikno kepada Gerindra agar Gerindra tidak memilih Anies Baswedan yang dalam kalkulasi politik Anies bisa mengalahkan Ahok seperti suatu gerakan arus atas dan arus bawah dalam permainan negosiasi politik yang beraroma tidak enak. Istana Kepresidenan sudah membantah berita ini di tempo dengan judul berita “Dituduh Mau Gagalkan Anies Baswedan, Istana Jokowi Bereaksi”
Pilgub DKI 2017 dapat diibaratkan seperti pertandingan Final sepakbola Kejuaan Dunia dengan tiga cagub-cawagub dari petahana Ahok-dJarot, dan dua Anies-Uno dan Agus-Sylviana. Bangsa Indonesia ingin menjadi penonton sepakbola yang siap mau membeli tiket mahal jika pertandingan kesebelasan-kesebelasan di Final akan menarik karena kekuatan nya berimbang dan menyajikan teknik-teknik sepakbola modern. Harapan para konstituen supaya ketiga cagub cawagub sebagai kesebelasan yang akan bertanding di Final dan parpol pengusungnya sebagai pelatih sebaiknya mempertontonkan teknik pengolahan bola yang tinggi dengan pemain-pemain yang berkualitas.
Strategi bermain dengan teknik Tiki Taka dan Total Football dan teknik pengolahan bola dengan operan tinggi dan jauh dan operan-operan pendek adalah penyajian program kerja para cagub- cawagub di bidang pembangunan infrastruktur di bidang transportasi, pemberian kesejahteraan rakyat di bidang pendidikan, kesehatan dan kesempatan berusaha, kesempatan kepada akses keuangan bagi pengusaha UMKM dan warga masyarakat terutama rakyat kecil, mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga wajar, kesempatan untuk melibatkan warga dalam pembangunan secara holistik, pemberantasan kemiskinan dan korupsi, dll dll. Tontonan politik Pilkada DKI 2017 yang menggambarkan Pileg 2019 dan Pilpers ini akan sangat menarik para konstituen seluruh Indonesia untuk dapat memilih cagub cawagub yang terbaik dari lebih baik dan baik yaitu “TO CHOOSE THE BEST FROM THE BETTER AND GOOD”.
Penonton akan kecewa jika salah satu kesebelasan tidak menunjukkan kualitas kesebelasan yang pantas masuk final . Seperti mengingat kisah cerita yang belum diceritakan (Untold story) ketika penonton pernah sangat kecewa ketika melihat pertandingan Final World Cup dunia dengan melihat gaya permainan sepabola Belanda ketika melawan Spanyol di final Kejauran Dunia-World Cup. Walaupun kesebelasan Belanda sudah pernah punya pengalaman masuk final World Cup tahun 1974 dan tahun 1978 namun tidak pernah menjadi juara dunia.
Kesebelasan Belanda karena secara pengalaman dan teknik kalah dengan kesebelasan Spanyol maka instruksi dari pelatih adalah bukan mau menang dengan sportif tetapi fokus pada pengolahan bola dengan strategi menempel pada permain satu lawan satu namun karena sulit menerapkan strategi menempel lawan satu lawan satu maka teknik ini berubah menjadi mengganjal kaki lawan dan fokus bukan lagi pada bola agar bisa menang. Makna bermain sepakbola sportif hllang dan memuakkan penonton dan menjadi anti klimaks dari makna pertandingan final sepakbola Kejuaraan Dunia. Penonton ingin rasanya meminta kembali uang kembali dengan mengembalikan karcis nya kepada panitia Kejuaraan Dunia.
Kesebelasan Spanyol mengalahkan kesebelasanBelanda 1 – 0 dengan gol tunggal dicetak oleh Adres Iniesta pada empat menit sebelum babak perpanjangan waktu selesai. Gol ini menjadikannya gol paling lama dicetak di babak final Piala Dunia dalam sejarah persepakbolaan Kejuaraan Dunia.
Ketiga Cagub dan cawagub di Pilkada DKI beserta parpol sebaiknya fokus pada pengolahan bola dengan program kerja dan bukan pada fokus pada kaki lawan dan mengganjal lawan satu persatu dengan melaksanakan money politics, masuk ke komunikasi Primordialisme dengan isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) dan isu-isu politik lainnya melalui parpol yang mencoba membuat keresahan-keresahan dalam demokrasi Pancasila di NKRI.
Siapakah kesebelasan Spanyol ini yang menjadi pemenang Kejuaran Dunia 2010 ini? Dia adalah Parpol, Cagub, Cawagub, Cabup, Cawabup, cawalkot dan cawawalkot yang perlu Bermental Baja yang siap untuk menang dan siap untuk kalah di Pilkada 2017. Jika untuk Pilkada DKI 2017 dalam meme yang beredar di sosial media kata BAJA rupanya disingkat dari Basuki dJarot.
Bagi para kader parpol, cagub dan cawagub, cabut dan cawabut dan cawalkot dan cawawalkot yang tidak siap bermental BAJA maka seperti sudah sering ditulis di koran Kompas para kader dan politisi bisa rentan menjadi Edan. Hati-hati ya anies baswEDAN dalam memasuki babak baru sebagai pemain politik. Harapan para konstituen tetaplah santun dalam berkomunikasi di arus atas dan arah bawah dan siap mengedukasi parpol, kader dan konstituennya untuk bermain sepakbola indah dengan strategi dan teknik yang tinggi.