Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Revolusi Besar Lawan Korupsi Ala Humor Gus Dur

17 September 2016   23:13 Diperbarui: 18 September 2016   00:00 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Humor Gus Dur

Konon, di dunia ini ada 4 macam sifat bangsa:
1) Sedikit bicara, sedikit kerja (Nigeria, Angola).
2) Sedikit bicara, banyak kerja (Jepang, Korsel).
3) Banyak bicara, banyak kerja (Amerika, China).
4) Banyak bicara, sedikit kerja (Pakistan, India). 

Seseorang bertanya : "Kalau bangsa Indonesia, masuk yang maGus..??"

Gus Dur : "Tidak bisa dimasukkan di antara yang empat itu..." 

"Loh, kenapa Gus..??"

Gus Dur : "Karena di Indonesia, antara yang dibicarakan dan yang dikerjakan beda..."  

Ha ha ha ha ha 

 ***

Jadi sekarang Bangsa Indonesia dapat sejenak meluangkan waktu untuk tertawa kecil atau terbahak-bahak  sekaligus namun dalam kesempatan yang sama dapat melestarikan semangat GusDur  dengan memberikan perlawanan terhadap  orang-orang yang selalu setia akan aktivitas korupsi.  

Mari berhumor ria dengan saling bergandeng tangan dalam meningkatkan semangat perlawanan sejati untuk pemberantasan korupsi. Melaui humor politik bangsa Indonesia dapat berharap agar para petinggi bangsa baik di birokrat dan legislatip  mau kembali kepada kesadaran sejati secara konsisten untuk  mau bertindak sesuai dengan apa  yang diucapkan atau dibicarakan. Sekaligus mengingatkan para Calon Gubernur, Bupati dan Walikota dalam Pilkada serentak ketika mereka mengucapkan janji-janji indah terutama tidak ingin korupsi dalam kampanye kepada para konstituen nya agar mau merealisasikan janji-janjinya. 

Gus Dur sudah menyalakan Revolusi kecil dalam pemberantasan korupsi. Melalui humor terutama humor politik ala Gus Dur kini kita dapat saling bergandengan tangan  untuk mengadakan perlawanan dengan meluncurkan Revolusi Besar untuk pemberantasan korupsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun