Kholifah sendiri berasal dari kata kholfun yang berarti belakang, kholifah berarti orang yang datang kemudian (pengganti), ia datang sebagai pengganti dibumi. Manusia adalah makhluk Tuhan yang menduduki derajat paling tinggi jika dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya karna manusia dikarunia akal untuk mereka berfikir dan nafsu sebagai sumber semangat mereka dalam menjalani hidup, keduanya menjelma menjadi jiwa yang kemudian menjadi sumber kekuatan bagi manusia agar tetap survive dalam menjalani hidup dan menjaga serta merawat kehidupan.
Sebagai bekal manusia hidup dibumi, manusia dikaruniai akal dan nafsu, manusia dapat mencari sumber sumber kekuatan untuk mereka bisa bertahan hidup untuk kemudian agar supaya dipergunakan sesuai dengan mestinya, sesuai pedoman yang telah diwahyukan kepada utusannya sebagai jalan hidup dalam mengelola dan merawat bumi sesuai dengan tugas yang telah di wahyukan kepada manusia itu sendiri yaitu sebagai Kholifah dibumi.
Kemudian, visi terberat menjadi manusia adalah merawat akal sehatnya karna jika ia hanya dikuasi hawa nafsunya ia bisa jadi lebih rendah dari binatang. Disisi lain, jika kita lihat bagaimana penduduk bumi sebelum manusia, mereka mendayakan nafsunya untuk saling memperebutkan kekuasaan dan berbuat kerusakan. Oleh karena itu, manusia datang sebagai pengganti dengan berbekal akal sehat dan budinya untuk kemudian menjalankan tugas sebagaimana yang menjadi sebab-sebab diturunkannya syariat (maqosidussyariah) yaitu merawat agama (Al-din) jiwa (an-nafs), akal (al-aqlu), harta (al-mal) dan keturunan (annasl).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H