Mohon tunggu...
Hadiyan
Hadiyan Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Minat pada Studi Islam dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pengajian di Muhammadiyah

10 November 2024   22:55 Diperbarui: 11 November 2024   10:17 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                         

Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kampung Bulak menyelenggarakan kegiatan Pengajian Hari Bermuhammadiyah (HBM) dalam rangka semarak  menyambut milad Muhammadiyah ke 112 (18 Nopember 1912-18 Nopember 2024) di Masjid al-Muhajirin I, Ahad, 10 Nopember 2024. Hadir sebagai narasumber Kiai Tajmaludin Eldad, Lc dari Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawangan. Pengajian diikuti oleh warga dan simpatisan Muhammadiyah, termasuk Pimpinan Ranting Aisyiah Kp. Bulak.

Dalam paparannya, Kiai Tajmaludin menekankan sekali pentingnya kegiatan pengajian di Muhammadiyah. 

"Kiai Ahmad Dahlan sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, telah berhasil menanamkan spirit surat al-'Ashr kepada murid-muridnya melalui pengajian", katanya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

"Jika pada surat ini disebut bahwa orang yang terhindari dari kerugian adalah orang-orang yang beriman (illa 'l-ladzina aamanu), maka maksudnya adalah mereka yang mengenal Kebenaran; dan tidak mungkin seseorang mengenalnya kecuali jika orang tersebut mencari Kebenaran tersebut; dan jalannya adalah mengaji",  tegasnya. 

Kiai Tajmaludin  selanjutnya menjelaskan bahwa sesudah seseorang mengetahui Kebenaran melalui Pengajian, maka orang itu harus mempraktikkan Kebenaran tersebut yang dijelaskannya sebagai beramal saleh (wa 'amilu 's-shalihat), dan selanjutnya dia berdakwah (wa tawashaw bi 'l-haqq wa tawashaw bi 's-shabr).

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Kiai Tajmaluddin yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Bening Hati, Sawangan, bertolak dari Surat Alu 'Imran 103, menjelaskan 'rahasia' mengapa Muhammadiyah bisa bertahan dan terus berkembang hingga lebih dari 100 tahun. Menurutnya, karena Muhammadiyah didirikan dan diurus oleh orang-orang saleh (al-shalih) yang terhimpun padanya tiga sifat : pertama, kepribadiannya baik (dia menyebutnya dengan istilah khair), kedua, berbuat baik secara nyata (dia mengistilahkanya ma'ruf), dan ketiga, perbuatan baiknya tersebut semata-mata karena Allah (dia mengistilahkanya ihsan). 

"Inilah yang menjadikan Muhammadiyah menjadi bola salju (terus berkembang dengan karya-karya nyata)", pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun