Ada tiga orang Nabi yang mendapat pengajaran 'khusus' dari Allah, yaitu  Nabi Adam, Nabi Ibrahim, dan Nabi Yusuf. Ini dapat terlihat dari ayat yang mewartakan pengajaran Allah kepada Nabi Adam tentang 'semua nama'  (Q.S. 2:31); pengajaran Allah kepada Nabi Ibrahim tentang kerajaan langit dan bumi (Q.S. 6:75); dan pengajaran  Allah kepada Nabi Yusuf tentang arti mimpi (Q.S. 12:43).
Sesungguhnya semua Nabi mendapat pengajaran Allah terkait wahyu-wahyu yang mereka dapatkan. Termasuk Nabi Besar Muhammad saw yang mendapat wahyu al-'Alaq di Gua Hira. Ini tidak disangsikan. 'Pengkhususan' kepada nabi selain Nabi Muhammad saw didasarkan kepada adanya objek pengajaran seperti tersebut di atas.Â
Tiada disebutnya objek pengajaran kepada Nabi saw, menyiratkan lebih luasnya objek pengajaran kepada beliau. Guru kami, (alm.) Muhammada Nabhan Husein, menjelaskan lima hal pokok terkandung pada lima ayat pertama surat al-'Alaq : Teologi (Q.S. 96:1), Kosmologi (QS. 96:2), Etika (96:3),  Teknologi (96:4), dan Futurologi (QS. 96:5).Â
Kembali kepada pengajaran kepada Nabi Adam, Nabi Ibrahin, dan Nabi Yusuf. Pada surat al-Baqarah di atas dijelaskan bahwa Allah mengajarkan semua nama (al-asma kullaha). Ini berarti tidak ada nama jenis benda, kecuali  Nabi Adam mengenalnya. Selain tentu wajar disebut Nabi Adam menjadi cerdas dan berilmu, maka pengajaran semua nama benda ini adalah bentuk pembekalan kepada beliau atas tugas kepemimpinan (khalifah) di muka bumi. Ilmu menjadi syarat mutlak tidak bisa ditawar bagi seorang pemimpin.'Nama' adalah representasi konsep dari semua hal yang berarti dia pimpin. Â
Pengajaran Allah kepada Nabi Ibrahim adalah berkenaan dengan apa yang disebut al-Qur'an sebagai Malakut al-Samawat wa al-Ardh (Kerajaan Langit dan Bumi).  Ibn al-Jauziy dalam Zad al-Masir fi 'Ilm al-Tafsir mengutip beberapa penafsiran, "Mujahid berkata, (arti) malakut al-samawat wa al-ardh ialah terbelah langit yang tujuh hingga terlihat oleh Nabi Ibrahim Arasy Allah swt, juga terbelah lapis bumi yang tujuh sehingga terlihat (isi) di dalamnya; Menurut Qatadah kerajaan langit maksudnya matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan kerajaan bumi adalah gunung-gunung, pohon-pohon, dan lautan".  Â
Pengajaran Allah kepada Nabi Yusuf adalah kemampuan beliau dalam ta'bir (menjelaskan arti) mimpi. Mimpi adalah keadaan di mana seseorang mengalami suatu peristiwa yang tidak sungguh-sungguh dialaminya. Karena tidak sungguh-sungguh terjadi, maka tidak setiap mimpi mempunyai suatu maksud penting. Mimpi adalah hal biasa terjadi pada tidur seseorang. Orang menyebutnya 'bunga tidur'. Namun, banyak mimpi yang penting, bahkan sangat penting dan karenanya mempunyai maksud penting. Nabi Ibrahim mendapat wahyu dalam mimpinya untuk mengorbankan (nyawa) anakanya, Ismail, dan kemudian menjadi syari'at berkurban (hewan) dalam ajaran Islam (Q.S 37: 102-105).
Mimpi yang berarti wahyu Allah ini bisa disebutkan menjadi mukjizat Nabi Yusuf. Di usia kanak-kanaknya, beliau bermimpi 11 bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya (Q.S. 12:4) yang kemudian terbukti saat 11 saudara, ayah dan bibinya 'bersujud' memberi penghormatan kepadanya yang kala itu menjabat Bendahara Negeri Mesir (Q.S 12: 55). Nabi Yusuf juga menta'bir mimpi raja Mesir tentang tujuh sapi yang kurus-kurus memakan tujuh sapi yang gemuk-gemuk (Q.S. 12:43) yang beliau ta'bir agar Mesir menyiapkan logistik selama tujuh tahun masa panen untuk menghadapi ancaman kekeringan pada tujuh tahun masa paceklik.
Demikian, pengajaran Allah kepada tiga Nabi mulia itu, hal yang menunjukkan betapa berilmunya dan luasnya pengetahuan mereka. Semoga Allah juga memberikan pengajaran kepada kita semua. Amin ya rabbal 'alamin
Ya Mu'allima Adam, wa ya Mu'allima Ibrahim, wa ya Mu'allima Yusuf '. . .Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H