Foto : Â Duta Islam
Al-Qur'an adalah kitab suci yang sangat kuat mendorong pembacanya untuk berfikir. Al-Qur'an, Â dalam istilah Abdullah Yusuf Musa, "Mengajak Berfilsafat" (al-tafalsuf)Â " (Al-Qur'an wa al-Falsafah, hal 5). Berfilsafat dimaksud adalah dalam maknanya berfikir secara mendalam (radix) untuk mendapatkan kebenaran. Bertebaran ayat yang memerintahkan manusia untuk berfikir (QS.2:44; 3:65; 6:32, dll). Â
Dalam bahasa Arab, istilah filsafat adalah 'al-hikmah' yang bermakna kebijaksanaan. Â Sementara kata al-hikmah juga berarti perkataan yang terjaga dari kesalahan (al-qawl al-mashun 'an al-hasyw).
Dalam kesempatan ini, mari kita merenung bersama soal 'waktu'; yang meski biasanya dikaitkan dengan surat al-'Ashr (QS. 103 : 1-3), tetapi tulisan ini lebih pada pesan al-Qur'an tentang keabadian waktu alam akhirat.  Bagi penulis, pesan al-Qur'an tentang waktu alam akhirat ini inspiratif. Mengapa ? Pertama, pesan waktu dalam surat al-'Ashr, konteksnya adalah waktu alam dunia yang terbatas dimensinya, sementara waktu alam akhirat adalah sebaliknya : abadi. Kedua, pasti ada sesuatu hikmah dibalik (setiap pesan) ayat al-Qur'an, termasuk ayat-ayat tentang waktu alam akhirat ini.  Â
Banyak ayat al-Qur'an yang menerangkan tentang keabadian waktu alam akhirat; Misalnya dengan kata-kata khaliduna dan khalidina, yang berarti mereka penghuni syurga dan neraka kekal abadi di dalamnya (QS. 2:25, 39, 81, 82, 217, 257, 275; QS.3:107, 116; QS. 5:80; QS.7 :36, 42; QS.9: 17, 22, 68, 72, 89, 100: QS. 11: 107, 108; QS. 14:23: QS. 16:29; QS. 18: 108; QS.20:76, 101; QS. 21:8; QS. 25 :16, 76; QS. 29: 58; QS. 31:9; QS. 33:65; QS. 39:72, 73; QS. 40:76; QS. 46:14; dll).Â
Dari data di atas, terlihat betapa perhatian al-Qur'an soal waktu akhirat ini sangat tinggi. Jika pesan al-Qur'an dalam konteks waktu dunia termaktub dalam satu surat dengan tiga ayat, maka pesan al-Qur'an dalam konteks waktu akhirat, --setidaknya dari kata khaliduna dan khalidina--tercatat pada 32 surat dengan 69 ayat (al-Baqi, Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur'an, h. 236-238).Â
Ini seyogyanya menyadarkan kita betapa teramat kecil dan teramat singkat hidup di dunia ini.  Seorang guru besar  Filsafat Islam dalam bukunya Gerbang Kearifan mengatakan, "Manusia makhluk setitik (di dunia ini) dan sedetik (lama tinggal di dalamnya)". Dalam bahasa yang lebih tinggi dari ungkapan ini, adalah sabda Nabi saw, "Perumpamaan (waktu, Pen.) duniamu dengan (waktu) akhiratmu adalah seperti engkau celupkan jari telunjukmu ke lautan, lalu engkau angkat; Yang menetes, itulah (waktu) duniamu".
Jika waktu dunia (waktu kosmis) dimulai dari angka 0, maka sejak peristiwa Big Bang (dentuman besar) yang menandai terjadinya ruang dan waktu, dalam catatan seorang fisikawan teori Indonesia, Agus Purwanto, waktu yang telah berjalan di alam dunia ini adalah 15 miliar tahun. Â
Bila dikaitkan dengan waktu alam akhirat, maka sungguh tidak ada padanan angka dan kata untuk menunjukkan kehebatan lama waktunya. Abadi.Â
Maha benar Allah dengan segala firmanNya..Â
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H