Mohon tunggu...
Hadiyan
Hadiyan Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Minat pada Studi Islam dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel, Film, dan Nasionalisme

25 Desember 2022   20:53 Diperbarui: 26 Desember 2022   03:56 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 17 Desember 2022, Novelis Akmal Nasery Basral, memberikan pencerahan dalam sesi 'Inspirasi' kepada puluhan mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. Mahasiswa PMM ini berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan  Nusa Tenggara Timur. Topik Inspirasi adalah Novel, Film, dan Nasionalisme.  Akmal Nasery Basral yang akrab dikenal secara luas di media sosial dengan sebutan Uda Akmal, memang  seorang novelis Indonesia yang sangat produktif dan banyak memperoleh penghargaan. Terakhir, penulis novel terkenal Sang Pencerah dan Kincir Waktu ini didapuk menjadi peraih penghargaan bidang sastra di Universitas Andalas.  Topik diskusi Novel, Film, dan Nasionalisme sengaja diangkat oleh karena salah satu tujuan dari program PMM adalah tumbuhnya semangat nasionalisme atau cinta tanah air. 

Dalam presentasinya Akmal Basral menjelaskan ada dua pendekatan dalam memahami hubungan antara Novel, Film, dan Nasionalisme, yaitu pendekatan linier dan pendekatan sirkular.  Pada pendekatan linier, novel berada pada garis berpanah sejajar dengan film, dan keduanya pada garis sejajar juga dengan nasionalisme. Akmal Basral mengatakan, "Ini artinya sebuah novel yang kemudian difilmkan bisa menunjukkan semangat nasionalisme, yang semangat tersebut belum tentu berdampak pada urgensi pengembangan novel di Indonesia"; tetapi pada pendekatan sirkular, novel, film dan nasionalisme berada secara menyatu dalam sebuah garis melingkar. "Film yang berisi pesan-pesan nasionalisme dan diangkat dari sebuah novel, jelas mencerminkan kualitas sebuah novel", tambah Akmal. Dia kemudian bercerita tentang pengalamannya membuat novel Naga Bonar Jadi 2 yang kemudian difilmkan; menurutnya Film Naga Bonar Jadi 2 ini merupakan kelanjutan film Noga Bonar yang disutradai oleh  Asrul Sani yang mengatakan bahwa film Noga Bonar hendak menyampaikan pesan agar bangsa Indonesia berhenti sejenak dan menoleh ke belakang melihat apa yang sudah dikerjakan untuk selanjurnya melangkah ke depan. 

Akmal Basral juga bercerita bahwa novel Kincir Waktu yang ditulisnya berisi pesan nasionalisme agar energi bangsa Indonesia tidak terkuras pada hal-hal negatif seperti perpecahan dan saling menyalahkan. "Air, udara, dan gerak yang melekat pada sebuah kincir hendaknya diolah menjadi sebuah energi-energi positif untuk memajukan bangsa ini", tegasnya. 

dokpri
dokpri

Pesentasi  pegiat aktif media sosial Youtube dengan tagline Tips Uda Akmal  ini mendapat respon tinggi dari mahasiswa berupa pertanyaan-pertanyaan. Akmal Basral menjawab semua pertnyaan tersebut disertai dengan pernyataan-pernyataan motivatif, seperti himbauannya agar mahasiswa  mengembalikan semua yang mereka telah dapatkan di bangku kuliah kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk perwujudan cinta tanah air, dan juga pesan religiusnya bahwa semua perilaku manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah kelak di akirat.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun