Jamaah kembali tertawa sambil manggut-manggut. Pak Dibyo yang dari tadi salah tingkah langsung merasa punya teman senasib. "Nah, itu betul, Ustadz! Saya juga kadang bingung, kalau diumumkan takut riya, kalau diam-diam malah khawatir nggak ada yang tahu kalau saya nyumbang!"
Suasana semakin ramai oleh tawa. Celetukan-celetukan spontan seperti itu menjadi hiburan tersendiri. Dan itulah realitas masyarakat di Konoha Raya. Meskipun yang nyeletuk hanya sedikit, sebenarnya pelaku riya' masih sangat banyak di desa ini. Apalagi di era medsos seperti sekarang, kurang afdhol rasanya kalau aktivitas menyumbang tidak dishare di media. Dengan share ke media itulah, masyarakat Konoha Raya membangun citranya. Citra sebagai pejabat yang baik hati. Citra sebagai pengusaha yang dermawan. Citra sebagai anggota masyarakat yang peduli.
Ustadz Hasyim pun menutup ceramah dengan pesan mendalam, " Riya' adalah perilaku di mana seseorang melakukan suatu amal kebaikan bukan untuk mencari ridha Allah, melainkan demi mendapatkan pujian atau pengakuan dari manusia. Riya' sangat berbahaya karena bisa menghapus pahala amal yang dilakukan. Rasulullah SAW bahkan menyebut riya' sebagai syirik kecil karena seseorang secara tidak sadar menomorsatukan penilaian manusia daripada penilaian Allah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu meluruskan niat, menjaga keikhlasan, dan menghindari dorongan hati untuk pamer kebaikan. Amal yang sejati adalah yang hanya diketahui oleh Allah, tanpa perlu diumumkan atau disiarkan. Kalau benar-benar ikhlas, biarlah amal kita tersembunyi seperti akar pohon, yang tak terlihat, tapi justru menjadi penopang kuat. Semoga kita terhindar dari riya' yang bisa menghapus pahala kita."
Para jamaah pun manggut-manggut. Paham, mudah-mudahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI