Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Grobogan

Saya adalah seorang ayah dari 5 anak dan suami dari 1 orang istri. Aktivitas sehari-hari sebagai dosen statisika yang selalu berkutat dengan angka, sehingga perlu hiburan dengan bermain tenis meja. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identitas Diri

17 Januari 2025   17:57 Diperbarui: 17 Januari 2025   18:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau kita cermati, di sekeliling kita akan kita jumpai 3 jenis orang. Mereka ada dan hidup di tengah-tengah kita. Mereka memiliki kualitas yang berbeda, pun juga penerimaan yang berbeda dari lingkungannya. Tipe pertama adalah mereka yang keberadaannya sangat diharapkan. Tipe kedua adalah mereka yang ketiadaannya diharapkan. Sedangkan tipe ketiga adalah mereka-mereka yang ada atau tiadanya tak ada beda. Nah anda termasuk yang mana? Mari kita lihat satu persatu siapakah mereka.

Tipe 1: Keberadaanya dirasakan, ketiadaannya dicari

Kita dapat mengamati secara langsung di sekitar kita bahwa dalam suatu komunitas masyarakat, bangsa, atau negara, selalu ada individu-individu tertentu yang tampil sebagai pemimpin dan penggerak. Mereka memiliki keunggulan dalam hal kemampuan berpikir serta dalam menawarkan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat. Ide-ide yang mereka sampaikan cenderung berkembang, diterima oleh banyak pihak, dan mampu menginspirasi setiap individu yang mendukungnya. Aktivitas serta program-program yang mereka rancang memberikan pengaruh besar terhadap dinamika kehidupan masyarakat luas. Orang-orang seperti ini tidak selalu berasal dari keluarga bangsawan atau memiliki kekayaan materi yang melimpah, tetapi mereka tetap mampu memainkan peran penting sebagai pendorong perubahan.

Tokoh-tokoh seperti Mahatma Gandhi di India, Nelson Mandela di Afrika Selatan, dan Soekarno di Indonesia merupakan contoh nyata dari individu semacam ini. Gandhi, melalui prinsip ahimsa atau tanpa kekerasan, berhasil memimpin perlawanan terhadap penjajahan Inggris di India. Nelson Mandela menginspirasi dunia dengan perjuangannya melawan apartheid dan komitmennya terhadap rekonsiliasi. Sementara itu, Soekarno berhasil membakar semangat rakyat Indonesia untuk bangkit melawan kolonialisme dan meraih kemerdekaan.

Selain itu, individu-individu seperti Malala Yousafzai yang memperjuangkan pendidikan bagi perempuan, Ibu Teresa yang mengabdikan hidupnya untuk membantu kaum miskin, dan Elon Musk yang menjadi pelopor inovasi teknologi modern juga layak disebut. Mereka menunjukkan bahwa pengaruh besar tidak selalu lahir dari kekayaan atau kekuasaan, tetapi dari visi yang kuat dan dedikasi untuk memperjuangkan perubahan positif.

Pemikiran dan gagasan mereka kerap menjadi katalisator yang menggugah semangat banyak orang untuk bertindak. Tidak jarang pula, individu-individu ini memunculkan ide kreatif yang mampu membentuk pola pikir masyarakat. Mereka tergerak oleh keinginan untuk memberikan solusi nyata yang berdampak, tanpa memandang status sosial atau kepemilikan harta yang besar. Dengan demikian, pengaruh mereka hadir bukan karena kemewahan atau latar belakang yang prestisius, melainkan karena kemampuan untuk memahami kebutuhan masyarakat dan memotivasi banyak orang untuk mencapai tujuan bersama.

Orang seperti ini keberadaannya dirasakan oleh sekelilingnya, ketiadaannya dicari.

Tipe 2: Ketiadaannya lebih diharapkan dari keberadaannya

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga dapat menemukan individu-individu yang justru menjadi beban, bahkan dianggap sebagai gangguan bagi lingkungan sekitarnya. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah pribadi mereka, apalagi berkontribusi dalam mengatasi permasalahan masyarakat. Sebaliknya, mereka sering kali menjadi sumber dari berbagai masalah di tengah komunitas. Kehadiran mereka kerap memicu keributan, ketidaknyamanan, dan keresahan di antara anggota masyarakat.

Bahkan, dalam banyak kasus, keberadaan mereka lebih sering dirasakan sebagai penghambat daripada membawa manfaat. Ketiadaan mereka mungkin lebih diinginkan oleh masyarakat dibandingkan keberadaan mereka yang cenderung merusak. Yang memprihatinkan, jumlah individu dengan karakteristik semacam ini tampaknya tidak sedikit dan cenderung meningkat seiring waktu.

Orang-orang seperti ini menciptakan situasi yang tidak kondusif, mulai dari memperkeruh suasana hingga melibatkan diri dalam tindakan yang merugikan banyak pihak. Ketidakmampuan mereka untuk menghadapi tantangan pribadi membuat mereka kehilangan peran positif dalam masyarakat, dan justru menjadi faktor yang menyulitkan terciptanya harmoni. Kehadiran mereka mengingatkan kita pada pentingnya pemberdayaan, pendidikan, dan pendekatan sosial untuk mengurangi dampak buruk yang mereka timbulkan sekaligus membantu mereka menemukan jalan keluar dari kondisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun