Mohon tunggu...
Hadi Suwarno
Hadi Suwarno Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik

Menulis adalah kegiatan untuk lebih meningkatkan rasa syukur nikmat Tuhan, menghamba untuk imbalan berkah karunia-Nya dan menemukan hikmah pribadi dibalik semua peristiwa sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) dalam Pendidikan

8 Februari 2022   07:37 Diperbarui: 9 Februari 2022   10:50 17508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di bawah ini:

  1. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik. 

  2. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran, penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam. 

  3. Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat mempengaruhi performa peserta didik. 

  4. Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu dibandingkan dengan teman-temannya. 

  5.  Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar 

  6. Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman (peer feedback). 

  7. Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Pemberian umpan balik dilakukan dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan membangun kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir.

Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik dapat menggunakan tangga umpan balik (Ladder of Feedback) di bawah ini. 

Olahan Pribadi
Olahan Pribadi

Pendidik memberikan umpan balik secara lisan atau tertulis. Dapat diberikan terkait dengan tugas, maupun interaksi dengan peserta didik dalam pembelajaran. Tangga umpan balik digunakan secara lengkap dan berurutan.

Contoh:

Karya Peserta Didik Gambar Siklus Air  

Dokpri
Dokpri

Contoh Pertanyaan/Pernyataan Umpan Balik: 

"Apakah ini berarti siklus air dimulai dari penguapan air laut?" (Klarifikasi) 

"Gambarmu sesuai dengan tahapan dalam siklus air." (Nilai) 

"Bapak melihat kamu menggunakan panah untuk menggambarkan proses siklus, bagaimana jika ditambahkan nomor pada setiap tahapan siklus?" (Perhatian) 

"Menurutmu, adakah yang perlu ditambahkan pada gambar di atas? Bagaimana jika ditambahkan nomor pada setiap tahapan siklus, Nak?" (Saran) 

"Selamat Nak, kamu telah menunjukkan karya kreatif. Pasti kamu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh." (Apresiasi)

Umpan balik tidak hanya memberikan pujian/apresiasi: "Bagus, Nak", "Keren, Nak", "Kamu anak pintar", tetapi mendeskripsikan: klarifikasi, kekuatan, kelemahan, saran, dan apresiasi. 

Khusus untuk apresiasi, Pendidik dapat mendeskripsikan usaha sungguhsungguh yang ditunjukkan peserta didik. Umpan balik dapat dilakukan secara lisan dengan berdialog dengan peserta didik atau secara tertulis. 

Kelima komponen dalam tangga umpan balik, diharapkan diterapkan secara utuh.  

Tulisan terkait: Limitless Mind

Referensi:

Pembelajaran dan Asesmen Panduan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun