Siswa menerapkan pengetahuan yang baru diperoleh itu ke solusi potensial. Dalam fase ini, mereka mengarahkan ide. Di sini mereka tidak hanya bertukar pikiran, tetapi mereka juga menganalisis ide, menggabungkan ide, dan menghasilkan konsep untuk apa yang akan mereka buat.Â
Pada tahap selanjutnya, siswa membuat prototipe. Bisa jadi karya digital atau produk berwujud, karya seni atau sesuatu yang mereka rekayasa. Bahkan bisa berupa tindakan atau peristiwa atau sistem.Â
Selanjutnya, siswa memperhatikan apa yang berhasil dan memperbaiki apa yang gagal. Tujuannya di sini adalah untuk melihat proses revisi ini sebagai eksperimen yang penuh dengan pengulangan, di mana setiap kesalahan membawa mereka mendekati kesuksesan. Saat mereka membagikan apa yang telah mereka buat, umpan balik yang mereka terima akan menjadi kunci untuk proses revisi.Â
Pada fase peluncuran, siswa mempresentasikan ke audiens asli yaitu masyarakat. Mereka meluncurkan pekerjaan mereka ke dunia!
Siswa tidak dapat memecahkan masalah dan menciptakan solusi hanya untuk dibagikan dengan 20 orang lainnya. Mereka harus mengambil langkah terakhir untuk meluncurkannya ke dunia nyata kepada audiens yang nyata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H