Mohon tunggu...
Hadi Samsul
Hadi Samsul Mohon Tunggu... PNS -

HS try to be Humble and Smart

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Papajar: Tradisi Jelang Ramadhan

1 Agustus 2010   05:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan menjelang. Tinggal hitungan hari kita akan segera memasuki bulan suci umat muslim tersebut. Aneka kekhasan ramadhan akan segera tiba pula seiring datangnya bulan suci itu. Selain ibadah-ibadah sunnah di bulan ramadhan, semisal tarawih atau tadarus al-qur’an, ngabuburit dan kolak pisang adalah ciri khas lain di bulan ramadhan.

Saya belum mau membahas kekhasan bulan ramadhan. Saya hanya ingin menceritakan tentang tradisi pra ramadhan di kabupaten tempat saya lahir dan tinggal saat ini. Tradisi unik dan menarik yang entah dimulai sejak kapan, dan entah diprakarsai oleh siapa. Tradisi menjelang ramadhan yang tidak berhubungan dengan ritual atau ibadah sama sekali. Hanya tradisi makan-makan di tempat liburan. Namanya Papajar.

Papajar-tradisi piknik menjelang ramadhan (foto dok.HS, diambil di kawasan wisata Cibodas)

Sudah sejak lama saya mengenal istilah papajar ini. Saya tidak ingat mulai kapan saya mendengar istilah ini. Meskipun saya tidak begitu perduli dengan tradisi ini, tapi rasanya ini adalah sesuatu yang menarik dan patut anda ketahui.

Papajar adalah sebuah tradisi menyambut bulan ramadhan dengan cara piknik ke tempat-tempat wisata, kemudian makan bersama di tempat piknik tersebut. Balakecrakan, menikmati bekal yang sengaja dibawa dari rumah. Biasanya, tradisi papajar ini biasanya dilaksanakan beramai-ramai. Bisa satu keluarga full mengajak serta famili-familinya. Bisa juga pertetanggaan yang sengaja berkumpul dan pergi bersama.

Jika di daerah-daerah lain tradisi menyambut ramadhan adalah dengan melakukan ritual tertentu seperti mandi bersih-bersih dan sebagainya, maka di Kota saya tidak dikenal tradisi semacam itu. Papajar lebih populer ketimbang tradisi lain. Mungkin sebagian masyarakat masih memegang pemikiran, mengawali ramadhan kurang afdol tanpa papajar terlebih dahulu. Jadilah mereka pergi berpiknik terlebih dahulu untuk memuaskan nafsu mengisi perut dan berlibur.

Memang tidak semua masyarakat Cianjur bertradisi seperti ini. Mungkin kaum terpelajar dan orang berada jarang melakukan papajar sebelum ramadhan. Tapi, saya coba lihat di sekeliling saya yang notabene masih kampung, tradisi ini masih terpelihara seperti semula. Pergi berombongan ke suatu tempat, ramai-ramai, makan-makan. Masih ada seperti itu. Bahkan tempo hari saya mendengar tetangga saya beramai-ramai berangkat ke Pelabuhan Ratu. “Papajar.” Kata kakak saya ketika saya melihat rombongan tersebut.

Sungguh, sebenarnya ini bukan tradisi yang bagus jika dilihat dari kacamata persiapan ramadhan. Hanya karena kita akan menahan lapar dan haus di siang hari, bukan berarti kita harus berpuas-puas diri dengan makan sekenyang-kenyangnya di tempat wisata yang biasanya dipilih tempat yang jauh dari rumah. Makin jauh, makin seru. Katanya seperti itu.

Tapi apa dikata, tradisi adalah tradisi. Tidak mungkin bisa diubah begitu saja. Meskipun bukan tradisi yang baik, namun cukup menarik melihat orang-orang melakukan sesuatu yang menyenangkan hati mereka tersebut. Saya berpikir, mungkin mereka memang jarang berlibur, maka memanfaatkan momentum pra ramadhan untuk berlibur.

Apapun, semoga kita bisa sampai di Bulan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah di bulan suci tersebut dengan baik. Amin. (HS)

Kaki Manangel, Juli 2010

catatan: Tulisan ini adalah tulisan ke empat saya yang akan dilombakan, tapi berhubung kompasingadat jadi dipublishnya sekarang. Semoga menjadi pengetahuan baru bagi anda di seantero dunia maya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun