Tulisan ini terinspirasi dari ajakan admin Pepih Nugraha dan juga teman baru saya yang kini sedang melanjutkan studinya di New Zealand-Rosiy- untuk menuliskan sesuatu yang positif supaya estafet semangat Purwati purasari Andono terus berjalan. tulisan ini juga dapat di baca di blog pribadi saya http://hadisome.wordpress.com . selamat membaca.
“Kulihat mendung menghalangi pancaran wajahmu Tak terbiasa kudapati terdiam mendura
….
Kudatang sahabat bagi jiwa, saat batin merintih Usah kau lara sendiri, masih ada asa tersisa Rentangkan lah tanganmu diatas bahuku, biar terbagi beban itu Dan tegar dirimu”
*****
Masih ingatkah anda dengan syair lagu yang dilantunkan oleh Ruth Sahanaya yang berduet dengan Katon Bagaskara di era pertengahan 90an yang judulnya “Usah Kau Lara Sendiri” ini? konon katanya lagu ini dibuat sebagai bentuk ucapan dan dukungan dari masyarakat seniman buat teman-teman yang terkena HIV dan AIDS. Lalu apa hubungannya dengan judul catatan ini? Ya, anda benar jika anda menebak bahwa lagu ini bisa juga bisa disimbolkasebagai sebuah penyemangat bagi teman-teman yang saat ini sedang mengalami kanker payudara. Pita Pink adalah symbol dari gerakan melawan kanker payudara. Tulisan ini pun terinspirasi dari seorang teman kompasiana yang kini sudah tenang disisi-Nya, Puriwati Purasari Andono yang selalu bersemangat untuk berbagi tentang bagaimana caranya mengetahui sejak dini keberadaan penyakit yang telah merenggut nyawanya itu. Ditengah kesakitan dan kepedihan yang luar biasa, Puri masih mau berbagi dengan kita seputar apa itu kanker payudara dan apa pula pink ribbon itu! Berikut saya kutip sebuah karya Puri dari tulisannya yang berjudul “Periksa Payudara Sendiri Yuk” yang saya ambil dari blog Pribadi Puri. Sebuah catatan yang ditulis dalam gaya bahasa anak muda yang atraktif dan hangat: “SADARI, singkatan dari Periksa Payudara Sendiri. Ini mudah banget kuk, bisa dilakuin sendiri diRumah, beberapa menit aja uda selese, dan cukup sebulan sekali.” “SADARI ini dilakukan seminggu abis mens, pas kondisi payudara lunak dan longgar, jadi lebih mudah buat meraba. Trus lagi sediain buku catatan khusus bwt nyatet hasil pemeriksaan, juga kondisi dan perubahan payudara dari waktu ke waktu” “1. Melihat Kamu berdiri aja di depan cermin, dengan kedua lengan tergantung lepas. Perhatikan payudara Anda: * Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris? * Apakah bentuknya membesar/mengeras? * Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah? * Apakah putingnya tertarik ke dalam? * Apakah puting/kulitnya ada yang lecet? * Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman? * Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)? * Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan? 2. Memijat Pake kedua tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya gak ada, kecuali kalo km lg masa menyusui ^_^ ). 3. Meraba Nah sekarang tiduran (tp jGn mpe tidur yah...) di tempat tidur bwt mriksa payudara satu demi satu. Buat meriksa payudara kiri, taroh bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakKn di bawah kepala. Pake keempat jari tangan kanan yang dirapatkan bwt mraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (kaya membuat lingkaran kecil-kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Abis itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara diperiksa. Bwt mudahin gerakan, Kamu boleh pake lotion ato sabun sebagai pelicin. Gerakan mutar boleh jG dilakukan mulai dr puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau vertikal ke atas bawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, Gak ada yg kelewatan. 4. Meraba Ketiak Abis itu raba ketiak dan sekitar payudara bwt mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.”
****
Betapa semangat nya seorang Puri, meskipun ternyata kanker payudara adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti namun Puri tidak pernah mengeluhkan apa yang tengah dia rasakan. Setidaknya itu yang saya tangkap ketika berkenalan dengan sosoknya melalui jejaring pertemanan facebook. Namun dibalik itu, ternyata puri menyimpan sejuta airmata yang tidak pernah ia bagikan, bahkan kepada keluarganya sekalipun. Puri hanya berbagi kesedihannya pada blog pribadinya, kepedihan yang teramat dalam kelihatannya. Berikut saya kutipkan salahsatu tulisannya dari blog pribadi Puri: Puri Menangis Diposkan oleh Cerita Puri at Rabu, 21 Oktober 2009 Puri melihat air mata mengalir di pipi, Senja yang sunyi membuat Puri menangis terduduk di pojok kamar. Puri tak menghiraukan ketokan pintu Mama. Biarkan saja Ma, Puri baik-baik aja koq… Untukmu Senja, jika engkau membaca tulisan ini Untukmu Senja, yang selalu menemani Puri Jangan Kau pergi meninggalkan Puri sendirian yang tengah bingung menerima takdir. Maafkan Puri, Senja.... sore ini Puri menangis lagi.... :( Ada goresan kepedihan yang mendalam. Dan kita, sebagai temannya tidak pernah tau itu. Di kompasiana, Puri telah menjelma bak seorang Peri Bijaksana yang memandang hidup dalam kacamata positif. Dia selalu menyemangati dirinya dan teman-teman yang kini sedang mengalami hal yang sama dengannya, kanker payudara, bahwa penyakit ini bisa disembuhkan. Tidak ada guratan lelah dari tulisannya untuk terus memberikan semangat. Salah satu penyemangat bagi Puri adalah Ibu Linda Amalia Sari, atau yang lebih kita kenal dengan nama Ibu Linda Agum Gumelar, yang berhasil sembuh dari kanker payudaranya. Sekali lagi, Puri menularkan semangat kesembuhan ibu Linda ini kepada teman-teman semua melalui sepenggal tulisannya dalam catatan berjudul:”oktober, bulan Pink” “Ada loh yang menyandang sebagai Mantan Penderita Kanker Payudara! Dari kata ‘Mantan’ ini aja jelas banget kan kalo kanker payudara bisa sembuh^.^ Beliau adalah Ibu Linda Agum Gumelar, berkat deteksi dini yang dilakukan, Ibu bisa sembuh dari kanker payudara loh…” demikian Puri menyemangati semua teman-temannya yang kini sedang berperang dengan kanker payudara. Masih dari catatannya yang berjudul sama, Puri telah menyadarkan kita semua dengan sebuah informasi yang sangat berharga; “Nah, dalam kanker payudara ini ada gerakan Pita Pink (Merah muda). Pita Pink ato bisa disebut “Pink Ribbon” merupakan simbol internasional dari kesadaran akan kanker payudara. Kalo AIDS punya Pita Merah sebagai simbol semangat melawan penyakit AIDS, maka di kanker payudara ada Pita Pink. Awal mula Pita Pink ini dari Amerika, oleh Charlotte Hayle, seorang penderita kanker payudara, yang menjual kartu bertuliskan sindiran kepada pemerintah Amerika. Sampe sekarang akhirnya Pita Pink dijadikan simbol gerakan untuk kesadaran diri tentang kanker payudara.” Selama ini, saya tidak pernah mengetahui bahwa ada pink ribbon movement. Namun melalui Puri lah, saya akhirnya tau tentang pita pink. Betapa mulianya seorang Puri yang telah berbagi ilmu dan informasi serta semangat hidup POSITIF bagi kami para kompasianers. “Kalo dalam pemeriksaan payudara sendiri ini Kamu nemuin kelainan (misal benjolan, sekecil apa pun itu ^^), mending segera periksa ke dokter ajah deh...takutna itu kanker malah repot kan kalo ketauan belakangan.... Jangan takut dan jangan tunda lagi yah. Coz kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar dapat sembuh secara tuntas!!tas!!tas!!” Demikian sebuah semangat yang Puri tularkan. jadi Intinya, Semangatlah teman-teman semua bahwa Kanker payudara itu bukan lah akhir dari segalanya.
****
Untukmu teman, yang kini sedang merasakan apa yang pernah Puri alami, tidak usah risau. Selalu bersemangat untuk kesembuhan teman-teman semua. Seorang Ibu Linda Gumelar pun berhasil sembuh dan kini sukses menjadi salahsatu menteri di jajaran kabinetnya SBY-Boediono. Belajar dari Puri, ternyata semangat dan pandangan positif itu sangat diperlukan untuk kesembuhan anda sekalian. Keep fight ya, Kami disini selalu memberikan semangat untuk anda semua. “Kudatang sahabat bagi jiwa, saat batin merintih Usah kau lara sendiri, masih ada asa tersisa”
*****
Catatan yang terilhami oleh Puri-sahabat kompasiana saya. Salam Hadi NB: saya tidak mengubah gaya bahasa puri di kutipan diatas semata-mata sebagai bentuk apresiasi saya atas kerja keras Puri untuk menularkan semangat positif, kesembuhan, kepada seluruh teman-teman yang sedang mengalami hal yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H